Gelombang Pengungsi Menuju Buleleng
Dukuh Timur tadinya mengungsi sementara ke Tulamben. Dukuh Barat ke Galian C. Tapi sekarang semua sudah mengungsi ke Desa Tembok.
Satgas Arahkan Pemakaian Fasum
SINGARAJA, NusaBali
Gelombang pengungsi asal wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem, kembali bergerak menuju wilayah Buleleng. Mereka pun diarahkan menempati fasilitas umum (fasum) yang sempat dimanfaatkan sebagai penampungan pengungsi. Sedangkan tenda pengungsi yang mulai dibangun di Desa Les, Kecamatan Tejakula hanya disiapkan saat situasi darurat.
Gelombang pengungsi menuju Buleleng mulai terjadi sejak Minggu (26/11) pagi, begitu Gunung Agung erupsi untuk kedua kalinya. Warga yang sudah mengungsi berasal dari Desa Dukuh, dan Desa Ban, Kecamatan Kubu. Mereka menuju desa terdekat yakni di Kecamatan Tejakula, seperti Desa Tembok, Sambirenteng, Penuktukan dan Desa Les. Tercatat di Desa Tembok sudah ada sekitar 600 jiwa, kemudian Sambirenteng 150 jiwa, Penuktukan 50 jiwa, dan Desa Les 50 jiwa. Diperkirakan jumlah mereka akan terus bertambah, karena gelombang pengungsi masih terus berlangsung.
Kepala Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem I Gede Sumiarsa ditemui di Desa Tembok, Minggu siang mengaku sudah menginstruksikan semua warganya berjumlah 3.100 jiwa mengungsi ke Desa Tembok. Saat erupsi pertama, sebagian warganya diinstruksikan mengungsi ke Tulamben dan ke Galian C. Namun melihat perkembangan aktivitas Gunung Agung, seluruhnya kini diinstruksikan mengungsi ke Desa Tembok. “Dukuh Timur tadinya mengungsi sementara ke Tulamben. Dukuh Barat ke Galian C. Tapi sekarang semua sudah kami minta agar mengungsi ke Desa Tembok,” katanya.
Gelombang pengungsi yang datang ke Buleleng dievakuasi dengan kendaraan truk material dan mobil polisi, serta pickup. Mereka dievakuasi dengan membawa pakaian dan barang lainnya yang bisa diangkut. Belum terlihat arus pengungsi untuk ternak peliharaan seperti kejadian pengungsian pertama.
Sementara Koordinator Satgas Penangganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta mengatakan para pengungsi yang sudah tiba di Buleleng diarahkan menunju tempat-tempat fasum yang sudah disiapkan sejak awal penerimaan pengungsi. “Kita sudah siap dari awal, mereka (pengungsi,red) kita arahkan menuju fasum di desa-desa yang sejak awal memang kita siapkan menerima pengungsi,” katanya.
Masih kata Arya Sukerta, tenda pengungsi di Desa Les kembali dibangun sebagai persiapan menerima limpahan pengungsi dalam situasi darurat ketika Gunung Agung sudah benar-benar erupsi dengan mengeluarkan magma, dengan status awas (level IV). “Tenda pengungsi itu sifatnya hanya darurat, jadi saat ini kita arahkan langsung ke fasum-fasum yang ada di masing-masing desa yang memang disiapkan,” terangnya.
Sementara Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Buleleng menegaskan, stok logistic untuk penanganan para pengungsi untuk sepekan ke depan masih aman. Posko logistik masih dipusatkan di Desa/Kecamatan Tejakula.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang mengatakan stok logistik yang sudah siap, tidak hanya berupa permakanan seperti beras, mie instan, minyak goreng dan telor, namun alat-alat penunjang aktivitas pengungsi, seperti tangki air, tabung gas, bola lampu, genset, penyaring air, pompa sedot air itu sudah standby. “Itu sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas pengungsi di posko. Jadi kami sudah sangat siap menampung ribuan pengungsi, karena kami sudah menerima bantuan dari Kemensos,” katanya. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Gelombang pengungsi asal wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem, kembali bergerak menuju wilayah Buleleng. Mereka pun diarahkan menempati fasilitas umum (fasum) yang sempat dimanfaatkan sebagai penampungan pengungsi. Sedangkan tenda pengungsi yang mulai dibangun di Desa Les, Kecamatan Tejakula hanya disiapkan saat situasi darurat.
Gelombang pengungsi menuju Buleleng mulai terjadi sejak Minggu (26/11) pagi, begitu Gunung Agung erupsi untuk kedua kalinya. Warga yang sudah mengungsi berasal dari Desa Dukuh, dan Desa Ban, Kecamatan Kubu. Mereka menuju desa terdekat yakni di Kecamatan Tejakula, seperti Desa Tembok, Sambirenteng, Penuktukan dan Desa Les. Tercatat di Desa Tembok sudah ada sekitar 600 jiwa, kemudian Sambirenteng 150 jiwa, Penuktukan 50 jiwa, dan Desa Les 50 jiwa. Diperkirakan jumlah mereka akan terus bertambah, karena gelombang pengungsi masih terus berlangsung.
Kepala Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem I Gede Sumiarsa ditemui di Desa Tembok, Minggu siang mengaku sudah menginstruksikan semua warganya berjumlah 3.100 jiwa mengungsi ke Desa Tembok. Saat erupsi pertama, sebagian warganya diinstruksikan mengungsi ke Tulamben dan ke Galian C. Namun melihat perkembangan aktivitas Gunung Agung, seluruhnya kini diinstruksikan mengungsi ke Desa Tembok. “Dukuh Timur tadinya mengungsi sementara ke Tulamben. Dukuh Barat ke Galian C. Tapi sekarang semua sudah kami minta agar mengungsi ke Desa Tembok,” katanya.
Gelombang pengungsi yang datang ke Buleleng dievakuasi dengan kendaraan truk material dan mobil polisi, serta pickup. Mereka dievakuasi dengan membawa pakaian dan barang lainnya yang bisa diangkut. Belum terlihat arus pengungsi untuk ternak peliharaan seperti kejadian pengungsian pertama.
Sementara Koordinator Satgas Penangganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta mengatakan para pengungsi yang sudah tiba di Buleleng diarahkan menunju tempat-tempat fasum yang sudah disiapkan sejak awal penerimaan pengungsi. “Kita sudah siap dari awal, mereka (pengungsi,red) kita arahkan menuju fasum di desa-desa yang sejak awal memang kita siapkan menerima pengungsi,” katanya.
Masih kata Arya Sukerta, tenda pengungsi di Desa Les kembali dibangun sebagai persiapan menerima limpahan pengungsi dalam situasi darurat ketika Gunung Agung sudah benar-benar erupsi dengan mengeluarkan magma, dengan status awas (level IV). “Tenda pengungsi itu sifatnya hanya darurat, jadi saat ini kita arahkan langsung ke fasum-fasum yang ada di masing-masing desa yang memang disiapkan,” terangnya.
Sementara Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Buleleng menegaskan, stok logistic untuk penanganan para pengungsi untuk sepekan ke depan masih aman. Posko logistik masih dipusatkan di Desa/Kecamatan Tejakula.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang mengatakan stok logistik yang sudah siap, tidak hanya berupa permakanan seperti beras, mie instan, minyak goreng dan telor, namun alat-alat penunjang aktivitas pengungsi, seperti tangki air, tabung gas, bola lampu, genset, penyaring air, pompa sedot air itu sudah standby. “Itu sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas pengungsi di posko. Jadi kami sudah sangat siap menampung ribuan pengungsi, karena kami sudah menerima bantuan dari Kemensos,” katanya. *k19
Komentar