Tenda Pengungsian Dibangun Lagi
Tenda yang disiapkan sifatnya hanya sebagai tempat transit. Karena setelah 2- 3 hari, para pengungsi akan didistribusikan ke tempat-tempat yang lebih layak.
SINGARAJA, NusaBali
Tenda darurat pengungsian yang sempat dibongkar, kembali didirikan menyusul situasi Gunung Agung berstatus Awas. Tenda pengungsian itu tetap dibangun di atas lahan seluas sekitar 1 hektare di Banjar Pengumbahan, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Dulunya jumlah tenda mencapai 20 unit dengan daya tampung mencapai 2.000 jiwa. Nah sejak Gunung Agung turun status dari Awas menjadi Siaga, tenda itu pun dibongkar. Kini dengan status Gunung Agung yang sudah erupsi, tenda tersebut kembali didirikan, sejak Senin (27/11) siang.
Sejauh ini sudah ada lima tenda yang berdiri, dua di antaranya adalah tenda sebagai Posko Bersama guna memudahkan koordinasi dan komunikasi atar petugas. Sedangkan tiga tenda lainnya disiapkan untuk menampung warga pengungsi.
Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus di lokasi pendirian tenda mengatakan, tenda yang disiapkan sifatnya hanya sebagai tempat transit. Karena setelah 2 atau 3 hari, para pengungsi yang sempat ditampung di tenda akan didistribusikan ke tempat-tempat yang layak seperti balai banjar atau balai kelompok yang ada di desa-desa. “Sudah ada yang mau mengungsi ke sini (tenda pengungsian,red) tapi kami belum izinkan, kami arahkan agar menuju ke fasum di desa-desa. Tenda ini disiapkan ketika situasi memang sudah darurat. Sifatnya juga hanya sementara, tidak seperti dulu,” terangnya.
Hingga sore kemarin, belum ada pengungsi yang masuk ke tenda pengungsian. Mereka ditampung di fasilitas umum di sekitar Kecamatan Tejakula, serta di rumah-rumah warga. Kabid Kedaruratan Sensus menegaskan, pemerintah tidak mau menampung pengungsi di tenda dalam waktu lama. Alasannya saat ini musim penghujan. Sehingga tenda rentan bocor dan banjir. Selain itu ancaman debu vulkanik serta hujan pasir, bisa memperburuk keadaan. *k19
Dulunya jumlah tenda mencapai 20 unit dengan daya tampung mencapai 2.000 jiwa. Nah sejak Gunung Agung turun status dari Awas menjadi Siaga, tenda itu pun dibongkar. Kini dengan status Gunung Agung yang sudah erupsi, tenda tersebut kembali didirikan, sejak Senin (27/11) siang.
Sejauh ini sudah ada lima tenda yang berdiri, dua di antaranya adalah tenda sebagai Posko Bersama guna memudahkan koordinasi dan komunikasi atar petugas. Sedangkan tiga tenda lainnya disiapkan untuk menampung warga pengungsi.
Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus di lokasi pendirian tenda mengatakan, tenda yang disiapkan sifatnya hanya sebagai tempat transit. Karena setelah 2 atau 3 hari, para pengungsi yang sempat ditampung di tenda akan didistribusikan ke tempat-tempat yang layak seperti balai banjar atau balai kelompok yang ada di desa-desa. “Sudah ada yang mau mengungsi ke sini (tenda pengungsian,red) tapi kami belum izinkan, kami arahkan agar menuju ke fasum di desa-desa. Tenda ini disiapkan ketika situasi memang sudah darurat. Sifatnya juga hanya sementara, tidak seperti dulu,” terangnya.
Hingga sore kemarin, belum ada pengungsi yang masuk ke tenda pengungsian. Mereka ditampung di fasilitas umum di sekitar Kecamatan Tejakula, serta di rumah-rumah warga. Kabid Kedaruratan Sensus menegaskan, pemerintah tidak mau menampung pengungsi di tenda dalam waktu lama. Alasannya saat ini musim penghujan. Sehingga tenda rentan bocor dan banjir. Selain itu ancaman debu vulkanik serta hujan pasir, bisa memperburuk keadaan. *k19
1
Komentar