Siswa Pengungsi Karangasem Ikuti UAS di Buleleng
Sebanyak 158 orang siswa SD asal wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem mengikuti ulangan akhir semester (UAS) di Buleleng, Senin (27/11).
SINGARAJA, NusaBali
Mereka tersebar di sejumlah sekolah di sembilan kecamatan yang ada di Buleleng. Data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mencatat, sebanyak 70 siswa mengikuti UAS di Kecamatan Tejakula, 15 siswa di Kecamatan Kubutambahan, 2 siswa di Kecamatan Sawan, 12 siswa di Kecamatan Buleleng, 29 siswa di Kecamatan Sukasada, 22 siswa di Kecamatan Banjar, kemudian Kecamatan Busungbiu dan Gerokgak masing-masing 4 orang anak. Para siswa ini adalah siswa yang sudah numpang sekolah sejak arus pengungsian ketika Gunung Agung berstatus level awas pertama, tiga bulan lalu.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa mengatakan, pelaksanaan UAS terhadap siswa pengungsi sama dengan siswa dari Buleleng. Hanya saja, kebutuhan naskah soal dan lembar jawaban bagi siswa pengungsi sudah didistribusikan oleh Disdikpora Karangasem, pekan lalu. Di hari pertama pelaksanaan UAS, Senin kemarin tingkat kehadiran siswa pengungsi mencapai 100 persen. “Sesuai hasil kordinasi kami dengan Disdikpora Karangasem siswa pengungsi itu sudah mengikuti UAS sama seperti siswa kita. UAS berjalan tertib dan tidak ada kekurangan soal dan siswa pengungsi yang tercatat juga hadir seluruhnya,” katanya.
Terkait kemungkinan ada siswa pengungsi tambahan, Kadisdikpora Suyasa mengaku belum mendapatkan data pasti, karena masih menunggu pendataan lebih lanjut bersamaan dengan kembalinya arus pengungsi ke Buleleng.
Menurut Suyasa, sekolah yang menampung siswa pengungsi ini ditugaskan hanya memfasilitasi pelaksanaan UAS. Terkait pengisian rapor siswa akan diserahkan kepada sekolah asal siswa itu sendiri. Dengan demikian, proses pendidikan dan eveluasi di akhir semester berjalan, kendatipun di tengah suasana bencana erupsi Gunung Agung. “Guru di sekolah tempat mereka belajar sementara akan mengirim nilai UAS ke skeolah asal dan ini tidak ada masalah karena anak-anak pengungsi itu bisa menerima eveluasi pendidikannya walau dalam suasana mengungsi,” jelasnya.
Sementara itu di tingkat SMP, Disdikpora juga mencatat ada 17 anak yang tersebar di beberapa SMP di Buleleng. Sekolah itu diantaranya di SMPN 2 Banjar, SMPN 3 Singaraja, SMPN 4 Sukasada, SMPN 3 Kubutambahan, SMP Satu Atap Negeri 1 Banjar, dan di SMP Triatmajaya Singaraja. *k19
Mereka tersebar di sejumlah sekolah di sembilan kecamatan yang ada di Buleleng. Data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mencatat, sebanyak 70 siswa mengikuti UAS di Kecamatan Tejakula, 15 siswa di Kecamatan Kubutambahan, 2 siswa di Kecamatan Sawan, 12 siswa di Kecamatan Buleleng, 29 siswa di Kecamatan Sukasada, 22 siswa di Kecamatan Banjar, kemudian Kecamatan Busungbiu dan Gerokgak masing-masing 4 orang anak. Para siswa ini adalah siswa yang sudah numpang sekolah sejak arus pengungsian ketika Gunung Agung berstatus level awas pertama, tiga bulan lalu.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa mengatakan, pelaksanaan UAS terhadap siswa pengungsi sama dengan siswa dari Buleleng. Hanya saja, kebutuhan naskah soal dan lembar jawaban bagi siswa pengungsi sudah didistribusikan oleh Disdikpora Karangasem, pekan lalu. Di hari pertama pelaksanaan UAS, Senin kemarin tingkat kehadiran siswa pengungsi mencapai 100 persen. “Sesuai hasil kordinasi kami dengan Disdikpora Karangasem siswa pengungsi itu sudah mengikuti UAS sama seperti siswa kita. UAS berjalan tertib dan tidak ada kekurangan soal dan siswa pengungsi yang tercatat juga hadir seluruhnya,” katanya.
Terkait kemungkinan ada siswa pengungsi tambahan, Kadisdikpora Suyasa mengaku belum mendapatkan data pasti, karena masih menunggu pendataan lebih lanjut bersamaan dengan kembalinya arus pengungsi ke Buleleng.
Menurut Suyasa, sekolah yang menampung siswa pengungsi ini ditugaskan hanya memfasilitasi pelaksanaan UAS. Terkait pengisian rapor siswa akan diserahkan kepada sekolah asal siswa itu sendiri. Dengan demikian, proses pendidikan dan eveluasi di akhir semester berjalan, kendatipun di tengah suasana bencana erupsi Gunung Agung. “Guru di sekolah tempat mereka belajar sementara akan mengirim nilai UAS ke skeolah asal dan ini tidak ada masalah karena anak-anak pengungsi itu bisa menerima eveluasi pendidikannya walau dalam suasana mengungsi,” jelasnya.
Sementara itu di tingkat SMP, Disdikpora juga mencatat ada 17 anak yang tersebar di beberapa SMP di Buleleng. Sekolah itu diantaranya di SMPN 2 Banjar, SMPN 3 Singaraja, SMPN 4 Sukasada, SMPN 3 Kubutambahan, SMP Satu Atap Negeri 1 Banjar, dan di SMP Triatmajaya Singaraja. *k19
1
Komentar