Basarnas Siaga I di Karangasem, Dapat Tambahan Personel dari SAR Mataram
Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Kelas A Denpasar siaga satu di Karangasem, dengan penambahan jumlah personel dan alat utama (alut).
MANGUPURA, NusaBali
Kepala Kantor SAR Denpasar Ketut Gede Ardana, dikonfirmasi pada Senin (27/11), mengatakan siaga satu ini seiring dengan perubahan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas.
Ardana mengatakan informasi yang diperolehnya, perubahan status ini dilatarbelakangi adanya perubahan fase freatik ke magmatik, sejak terlihatnya sinar api di puncak pada Sabtu (25/11) malam. Sampai Senin kemarim, fase magmatik disertai kepulan abu tebal terus menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak. Bahkan sudah mulai terdengar suara dentuman lemah yang capai radius hingga jarak 12 kilometer dari puncak.
Bersamaan dengan peningkatan status Gunung Agung tersebut, lanjut Ardana, Basarnas Kelas A Denpasar menambah kekuatan dengan perbantuan tim rescue dari Kantor SAR Mataram sebanyak 21 orang dan alut 3 unit truk angkut personel, 2 unit rescue truk, dan 2 unit motor trail. Tim SAR yang berada di Posko Utama Tanah Ampo, Pos Aju Selat, Pos Aju Rendang, Pos Aju Jasri, dan Pos Aju Les juga menambah kekuatannya.
"Tim SAR gabungan harus bisa mengosongkan kawasan rawan bencana (KRB), diutamakan yang berada di KRB III. Saya berharap warga bisa kooperatif untuk bersedia dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Seluruh tim SAR gabungan siaga 24 jam, dan segera bergerak jika ada permintaan untuk evakuasi. Yang kami laksanakan sudah sesuai prosedur, jam berapapun permintaan dari warga pasti akan segera ditindaklanjuti, 24 jam siap melayani masyarakat,” tandasnya.
Ardana mengungkapkan sebagian masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri sejak Sabtu (25/11), juga percepatan evakuasi oleh Basarnas bersama potensi SAR lainnya. Di selang waktu tersebut, masyarakat juga diberikan masker untuk menghindari bahaya abu vulkanik, yang jika terhirup dapat mengganggu kesehatan.
Basarnas telah mengerahkan 8 unit truk angkut personel, 3 unit rescue car, dan 8 unit motor trail, belum terhitung kendaraan operasional yang dimiliki potensi SAR lainnya, di antaranya dari TNI/Polri, BPBD, Damkar Karangasem, PMI, serta relawan lainnya. “Pihak PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung,” tuturnya. *p
Kepala Kantor SAR Denpasar Ketut Gede Ardana, dikonfirmasi pada Senin (27/11), mengatakan siaga satu ini seiring dengan perubahan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas.
Ardana mengatakan informasi yang diperolehnya, perubahan status ini dilatarbelakangi adanya perubahan fase freatik ke magmatik, sejak terlihatnya sinar api di puncak pada Sabtu (25/11) malam. Sampai Senin kemarim, fase magmatik disertai kepulan abu tebal terus menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak. Bahkan sudah mulai terdengar suara dentuman lemah yang capai radius hingga jarak 12 kilometer dari puncak.
Bersamaan dengan peningkatan status Gunung Agung tersebut, lanjut Ardana, Basarnas Kelas A Denpasar menambah kekuatan dengan perbantuan tim rescue dari Kantor SAR Mataram sebanyak 21 orang dan alut 3 unit truk angkut personel, 2 unit rescue truk, dan 2 unit motor trail. Tim SAR yang berada di Posko Utama Tanah Ampo, Pos Aju Selat, Pos Aju Rendang, Pos Aju Jasri, dan Pos Aju Les juga menambah kekuatannya.
"Tim SAR gabungan harus bisa mengosongkan kawasan rawan bencana (KRB), diutamakan yang berada di KRB III. Saya berharap warga bisa kooperatif untuk bersedia dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Seluruh tim SAR gabungan siaga 24 jam, dan segera bergerak jika ada permintaan untuk evakuasi. Yang kami laksanakan sudah sesuai prosedur, jam berapapun permintaan dari warga pasti akan segera ditindaklanjuti, 24 jam siap melayani masyarakat,” tandasnya.
Ardana mengungkapkan sebagian masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri sejak Sabtu (25/11), juga percepatan evakuasi oleh Basarnas bersama potensi SAR lainnya. Di selang waktu tersebut, masyarakat juga diberikan masker untuk menghindari bahaya abu vulkanik, yang jika terhirup dapat mengganggu kesehatan.
Basarnas telah mengerahkan 8 unit truk angkut personel, 3 unit rescue car, dan 8 unit motor trail, belum terhitung kendaraan operasional yang dimiliki potensi SAR lainnya, di antaranya dari TNI/Polri, BPBD, Damkar Karangasem, PMI, serta relawan lainnya. “Pihak PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung,” tuturnya. *p
Komentar