Ternak Mulai Diungsikan
Warga pengungsi yang berdatangan ke wilayah Buleleng, juga membawa ternak peliharaan mereka.
SINGARAJA,NusaBali
Sebagian besar ternak itu ditampung di tempat penampungan tidak jauh dari lokasi pendirian tenda pengungsian di Banjar Pengumbahan, Desa Les, Kecamatan Tejakula.
Lokasi ini memang sempat menjadi penampungan ratusan ternak milik warga pengungsi, ketika Gunung Agung naik status level Awas tiga bulan lalu. Luas lahan ini sekitar 3 hektar, berisi tanaman pohon kelapa.
Ternak milik warga pengungsi mulai berdatangan ke lokasi sejak Minggu (26/11) malam. Tercatat sudah ada 300 ekor ternak sapi yang diungsikan ke lokasi penampungan hingga Senin (27/11) sore. Jumlah itu belum termasuk ternak kambing dan babi yang juga ikut diungsikan. Jumlah itu diperkirakan terus bertambah, karena masih ada ternak sapi yang bisa diangkut kendaraan. “Masih ada yang belum dapat kendaraan untuk mengangkut. Karena sopir mulai tidak berani naik,” kata Ketut Sukerta, pemilik ternak asal Banjar Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Sementara koordinator penampungan ternak sapi di lokasi penampungan Nyoman Suwetra berharap ada bantuan tenda sebagai tempat berteduh bagi pemilik ternak. Karena ternak tersebut perlu dijaga oleh pemiliknya. Namun pola penjagaan ternak akan diatur dengan sistem sif. “Kalau bisa ada tenda, sehingga nanti yang tugas jaga itu bisa tidur di dalam tenda. Karena ternak-ternak ini harus dijaga juga pada malam harinya,” kata Suwetra.
Sedangkan masalah pakan kata Suwetra, masih berharap ada bantuan pakan dari pemerintah, seperti pakan polar dan jerami kering. Karena pemilik sapi diperkirakan akan kesulitan mencari pakan, ketika erupsi Gunung Agung terus membesar. “Sekarang mereka hanya bisa membawa beberapa ikat rumput saja. Tapi nanti, mencarinya dimana. Kalau pulang ke kampung sudah tidak mungkin, karena situasinya sudah membahayakan. Jadi kami berharap ada bantuan pakan,” tegasnya. *k19
Sebagian besar ternak itu ditampung di tempat penampungan tidak jauh dari lokasi pendirian tenda pengungsian di Banjar Pengumbahan, Desa Les, Kecamatan Tejakula.
Lokasi ini memang sempat menjadi penampungan ratusan ternak milik warga pengungsi, ketika Gunung Agung naik status level Awas tiga bulan lalu. Luas lahan ini sekitar 3 hektar, berisi tanaman pohon kelapa.
Ternak milik warga pengungsi mulai berdatangan ke lokasi sejak Minggu (26/11) malam. Tercatat sudah ada 300 ekor ternak sapi yang diungsikan ke lokasi penampungan hingga Senin (27/11) sore. Jumlah itu belum termasuk ternak kambing dan babi yang juga ikut diungsikan. Jumlah itu diperkirakan terus bertambah, karena masih ada ternak sapi yang bisa diangkut kendaraan. “Masih ada yang belum dapat kendaraan untuk mengangkut. Karena sopir mulai tidak berani naik,” kata Ketut Sukerta, pemilik ternak asal Banjar Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Sementara koordinator penampungan ternak sapi di lokasi penampungan Nyoman Suwetra berharap ada bantuan tenda sebagai tempat berteduh bagi pemilik ternak. Karena ternak tersebut perlu dijaga oleh pemiliknya. Namun pola penjagaan ternak akan diatur dengan sistem sif. “Kalau bisa ada tenda, sehingga nanti yang tugas jaga itu bisa tidur di dalam tenda. Karena ternak-ternak ini harus dijaga juga pada malam harinya,” kata Suwetra.
Sedangkan masalah pakan kata Suwetra, masih berharap ada bantuan pakan dari pemerintah, seperti pakan polar dan jerami kering. Karena pemilik sapi diperkirakan akan kesulitan mencari pakan, ketika erupsi Gunung Agung terus membesar. “Sekarang mereka hanya bisa membawa beberapa ikat rumput saja. Tapi nanti, mencarinya dimana. Kalau pulang ke kampung sudah tidak mungkin, karena situasinya sudah membahayakan. Jadi kami berharap ada bantuan pakan,” tegasnya. *k19
1
Komentar