PLTMH Bantuan Jepang di Jatiluwih Beroperasi
Kabupaten Tabanan resmi miliki Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebanyak 4 unit hasil kerja sama dengan Kota Toyama, Jepang.
TABANAN, Nusabali
Peresmian alat itu digelar di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, dihadiri oleh Walikota Toyama Masashi Mori, Senin (27/11). Beberapa titik jalur trekking akan diterangi lampu, dan alat tersebut juga akan difungsikan untuk mesin penyosohan beras.
Peresmian tersebut disaksikan oleh Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Maritje Hutapea, Direktur Dekonsentrasi Tugas Pembantuan dan Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri Sugiarto, Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri Nelson Simanjuntak. Kepala Perwakilan JICA Indonesia Naoki Ando, perwakilan dari Pemprov dan DPRD Bali, Ketua DPRD Tabanan I Ketut Suryadi, unsur Forkominda, serta jajaran pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Tabanan yang dipimpin Sekda I Nyoman Wirna Ariwangsa.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menyatakan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemerintah Kota Toyama. Bantuan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para petani. “Yang terpenting adalah memberi edukasi mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yang tetap mengedepankan upaya pelestarian alam dan lingkungan, khususnya di Jatiluwih,” ujar Bupati Eka.
Menurutnya Jatiluwih sebagai bagian dari bentang alam subak di Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. “Menjaga kawasan ini (Jatiluwih) tidak mudah. Perhatian dari Pemerintah Kota Toyama ini akan sangat membantu meningkatkan kepedulian terhadap warisan budaya dunia yang harus kita jaga bersama,” imbuhnya.
Pada tahap awal, pengoperasian PLTMH ini akan menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penerangan jalan sebanyak 200 titik di wilayah Subak Jatiluwih. “Lampu penerang jalan itu juga merupakan bantuan dari Pemerintah Toyama yang didanai JICA,” bebernya.
Walikota Masashi Mori mengaku pihaknya merasa mendapat kehormatan dari Pemkab Tabanan yang bersedia menjalin kerja sama. Terlebih, Pemerintah Kota Toyama mengemban tugas dari Pemerintah Jepang untuk mengembangkan teknologi yang berhasil diterapkan ke berbagai negara dalam rangka mengembangkan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan. “Karena Kota Toyama telah ditetapkan sebagai model lingkungan dan future city oleh Pemerintah Jepang,” ujarnya.
“Pemerintah Kota Toyama menjalin kerja sama dengan Pemkab Tabanan sejak Maret 2014. Dan, setelah tiga setengah tahun melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pada hari ini kita bisa meresmikan PLTMH. Ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Republik Indonesia, Pemprov Bali, Pemkab Tabanan, dan masyarakat subak,” imbuhnya seraya berharap pemanfaatan teknologi ini bisa diterapkan di wilayah lainnya di Bali maupun di Indonesia.
Sementara Maritje Hutapea mengungkapkan pihaknya akan mencatat keberadaan empat unit PLTMH di Jatiluwih tersebut. Sebab, sesuai kebijakan energi nasional, pada 2025 ditargetkan ada 45 ribu megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. “Sekitar 21 ribu megawatt di antaranya dihasilkan melalui berbasis PLTH. Jadi empat unit PLTMH di sini (Jatiluwih) akan kami catat sebagai bagian dari pemenuhan target tersebut,” ungkapnya.
Ada tiga titik pemasangan alat ini, pertama di Tempek Uma Kayu dengan kekuatan 1.003 Watt. Di Tempek Telabah Gede dengan kekuatan 300 Watt, dan di Tempek Uma Dwi dengan kekuatan 500 Watt. *
Peresmian tersebut disaksikan oleh Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Maritje Hutapea, Direktur Dekonsentrasi Tugas Pembantuan dan Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri Sugiarto, Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri Nelson Simanjuntak. Kepala Perwakilan JICA Indonesia Naoki Ando, perwakilan dari Pemprov dan DPRD Bali, Ketua DPRD Tabanan I Ketut Suryadi, unsur Forkominda, serta jajaran pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Tabanan yang dipimpin Sekda I Nyoman Wirna Ariwangsa.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menyatakan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemerintah Kota Toyama. Bantuan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para petani. “Yang terpenting adalah memberi edukasi mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yang tetap mengedepankan upaya pelestarian alam dan lingkungan, khususnya di Jatiluwih,” ujar Bupati Eka.
Menurutnya Jatiluwih sebagai bagian dari bentang alam subak di Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. “Menjaga kawasan ini (Jatiluwih) tidak mudah. Perhatian dari Pemerintah Kota Toyama ini akan sangat membantu meningkatkan kepedulian terhadap warisan budaya dunia yang harus kita jaga bersama,” imbuhnya.
Pada tahap awal, pengoperasian PLTMH ini akan menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penerangan jalan sebanyak 200 titik di wilayah Subak Jatiluwih. “Lampu penerang jalan itu juga merupakan bantuan dari Pemerintah Toyama yang didanai JICA,” bebernya.
Walikota Masashi Mori mengaku pihaknya merasa mendapat kehormatan dari Pemkab Tabanan yang bersedia menjalin kerja sama. Terlebih, Pemerintah Kota Toyama mengemban tugas dari Pemerintah Jepang untuk mengembangkan teknologi yang berhasil diterapkan ke berbagai negara dalam rangka mengembangkan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan. “Karena Kota Toyama telah ditetapkan sebagai model lingkungan dan future city oleh Pemerintah Jepang,” ujarnya.
“Pemerintah Kota Toyama menjalin kerja sama dengan Pemkab Tabanan sejak Maret 2014. Dan, setelah tiga setengah tahun melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pada hari ini kita bisa meresmikan PLTMH. Ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Republik Indonesia, Pemprov Bali, Pemkab Tabanan, dan masyarakat subak,” imbuhnya seraya berharap pemanfaatan teknologi ini bisa diterapkan di wilayah lainnya di Bali maupun di Indonesia.
Sementara Maritje Hutapea mengungkapkan pihaknya akan mencatat keberadaan empat unit PLTMH di Jatiluwih tersebut. Sebab, sesuai kebijakan energi nasional, pada 2025 ditargetkan ada 45 ribu megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. “Sekitar 21 ribu megawatt di antaranya dihasilkan melalui berbasis PLTH. Jadi empat unit PLTMH di sini (Jatiluwih) akan kami catat sebagai bagian dari pemenuhan target tersebut,” ungkapnya.
Ada tiga titik pemasangan alat ini, pertama di Tempek Uma Kayu dengan kekuatan 1.003 Watt. Di Tempek Telabah Gede dengan kekuatan 300 Watt, dan di Tempek Uma Dwi dengan kekuatan 500 Watt. *
1
Komentar