Komisi II Panggil Pelaku Pariwisata
Komisi II DPRD Bali (yang membidangi pariwisata dan pajak) kumpul-kan kalangan pelaku pariwisata untuk membahas bencana Gunung Agung dan dampaknya terhadap pariwisata, Selasa (28/11).
Buat Pastikan Kemudahan bagi Turis
DENPASAR, NusaBali
Tujuannya, untuk memastikan ada kemudahan-kemudahan bagi turis yang berlibur di Bali. Rapat di Gedng Dewan, Niti Mandala Denpasar, Selasa kemarin, dipimpin Ketua Komisi II DPRD Bali I Ketut Suwandhi, dengan dihadiri pula Kadis Pariwisata Bali Anak Agung Yuniartha dan perwakilan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua.
"Kita panggil Kadis Pariwisata dan komponen pariwisata lainnya untuk menyikapi masalah bencana Gunung Agung yang jelas berdampak terhadap pariwisata kita. Ya, sudah ada langkah-langkahnya," ujar Ketut Suwandhi seusai rapat kemarin.
Politisi senior Golkar berjuluk ‘Jenderal Kota’ ini mengungkapkan, sejak Gunung Agung meletus, Sabtu (25/11), tingkat hunian (occupancy) hotel menurun. Di ITDC Nusa Dua, misalnya, tingkat hunian yang biasanya mencapai 75 persen, anjlok menjadi 50-55 persen.
"Jadi, kita minta win-win solution. Kalaupun mereka memberlakukan tarif, ya kita harapkan ada keringanan atau diskon istilahnya. Bahkan, Pemprov Bali sudah meminta ada free. Ya, bagaimana sebaiknya sama-sama jalan," kata Suwandhi.
Suwandhi mengatakan, buat sementara Pemprov Bali sudah melakukan penanganan wisatawan yang meninggalkan Pulau Dewata melalui jalur darat. Misalnya, meninggalkan Bali melalui jalur darat dari Terminal Mengwi (Badung) menuju Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana). Hanya saja, dari laporan di lapangan, masih ada pengenaan biaya kepada mereka. Padahal, sudah ada perintah digratiskan. "Ini harus dicek benar, sejauh mana gratisnya."
Suwandhi menyarankan Pemprov Bali untuk membuka posko kesehatan di setiap Kantor Konsulat negara-negara sahabat di Bali. Termasuk, memberikan layanan kesehatan gratis bagi wisatawan yang terdampak abu vulkanik Gunung Agung. "Disiapkan tim medis untuk cek kesehatan, mungkin ada yang kulitnya iritasi karena abu vulkanik. Itu layanan gratis harusnya. Kalau cek di rumah sakit swasta, bisa kena beban bayar Rp 1 juta," jelas mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.
Di sisi lain, Karo Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan akan mengecek informasi masih adanya pungutan dan biaya kepada wisatawan yang meninggalkan Bali melalui jalur darat. Padahal, sudah ada imbauan supaya digratiskan dan untuk jalur ke Surabaya ada additional fee Rp 300.000. “Gubernur sudah keluarkan surat edaran kepada pengusaha akomodasi pariwisata supaya wisatawan yang masih bertahan di Bali diberikan keringanan biaya menginap, bahkan free sehari," ujar Dewa Mahendra saat dikonfirmasi NusaBali, Selaa kemarin.
Sementara, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama mengapresiasi langkah dan imbauan Gubernur Made Mangku Pastika untuk kalangan pelaku pariwisata terutama pengusaha hotel, agar memberikan kemudahan kepada wisatawan yang tidak bisa balik ke negaranya. Adi Wiryatama meminta pelaku wisata atau pengusaha hotel ambil peran dengan memberikan kemudahan kepada wisatawan di Bali. Menurut Adi Wiryatama, saat ini ada ribuan wisatawan tidak bisa masuk Bali ma-upun meninggalkan Bali karena operasional Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung ditutup. Momentum inilah saatnya pelaku pariwisata berperan dan ambil bagian.
"Ini juga bagian dari yadnya. Kita apresiasi Pemprov, dalam hal ini Gubernur Bali, yang meminta pelaku pariwisata terutama pengusaha hotel memberikan keringanan menginap kepada wisatawan barang sehari-dua hari. Kami menyadari bencana alam ini pasti berdampak. Tapi, penting diingat pengusaha juga ambil bagian untuk kemanusiaan bencana alam ini," ujar politisi senior PDIP mantan Bupati Tabanan dua periode ini.
Adi Wiryatama menyebutkan, langkah simpati dari Bali ini bisa menjadi catatan bagi dunia pariwisata ketika memperlakukan orang-orang yang datang ke Bali. "Artinya, ini menjadi kesan sangat positif bagi pariwisata Bali. Karena Bali memperlakukan para tamu dengan baik. Tamu tidak akan kapok ke Bali, bahkan mereka bisa mengajak saudaranya ke Bali kalau kondisi sudah aman," katanya.
Menurut Adi Wiryatama, saat ini masih banyak objek wisata di Bali yang aman dikunjungi. Namun demikian, harus ada kebijakan dari pelaku parwisata dengan memberikan keringanan kepada turis yang berlibur di Bali. "Ada pemberlakuan potongan harga, supaya mereka bisa betah tetap tinggal di Bali," tegas ayah dari Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ini. *nat
Komentar