Siswa Kerjakan Soal UAS di Pengungsian
Seluruh siswa yang mengikuti UAS di posko pengungsian Kantor Desa Tembok, terlihat cukup tenang mengerjakan soal-soal.
SINGARAJA, NusaBali
Sembilan siswa SD asal Karangasem terpaksa kerjakan soal ujian akhir semester (UAS) di pos pengungsian Kantor Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Mereka mengikuti UAS sejak hari pertama, Senin (27/11).
Sembilana anak ini merupakan siswa asal SDN 1 Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem. Rinciannya, 2 orang kelas VI, 4 orang kelas V, dan 3 orang kelas III. Mereka diajak kembali mengungsi oleh orangtuannya di Desa Tembok, sejak Minggu (26/11) malam. Seluruh keperluan UAS berupa soal dan lembar jawaban difasilitasi oleh pihak sekolah mereka SDN 1 Dukuh. Hanya saja mereka mengambil soal ke SDN 4 Desa Tembok yang berjarak sekitar 50 meter dari pos pengungsian.
Di hari kedua UAS, Selasa (28/11), seluruh siswa yang mengikuti UAS di posko pengungsian Kantor Desa Tembok, terlihat cukup tenang mengerjakan soal-soal. Mereka tidak merasa terganggu dengan hiruk pikuk warga yang juga mengungsi di tengah-tengah mereka. Hari kedua mereka kerjakan soal Bahasa Indonesia dan IPS.
Ni Luh Setiana Dewi, siswa kelas V mengaku nyaman mengerjakan soal meskipun berada di pos pengungsian. Setiana mulai mengerjakan soal UAS, sejak pukul 11.00 wita. “Sedang jawab soal Bahasa Indonesia, sejak jam 11 siang. Setelah Bahasa Indonesia baru jawab soal IPS. Kalau soalnya diambil di SD 4 Tembok,” ujar Setiana Dewi dengan singkat.
Semula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mencatat ada 158 siswa SD yang mengikuti UAS di sejumlah sekolah di Buleleng. Mereka sebanyak 158 siswa itu belum sempat balik ke kampung halamannya sejak status Gunung Agung diturunkan ke level siaga dari level awas. Namun sejak Gunung Agung kembali naik level awas, siswa yang sempat balik ke kampung halamannya, harus ikut kembali mengungsi. “Mereka ini sebenarnya sudah sempat ditampung di Sekolah kita (di Buleleng, Red). Kemudian mereka balik pulang setelah Gunung Agung statusnya diturunkan beberpa waktu lalu. Namun, kemarin mereka balik lagi mengungsi karena adanya erupsi dan status Gunung Agung dinaikkan. Ya mestinya mereka ke sekolah dulu, tapi belum ada laporan. Mungkin saja karena mereka baru datang Minggu malam atau Senin malam, sehingga baru bisa mengikuti UAS hari Selasa,” kata Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa.
Dijelaskan, soal dan lembar jawaban UAS tidak ada persoalan, karena pihak sekolah asal melalui Disdikpora Karangsem sudah mensuplai soal sebelumnya. Soal tersebut didistribusikan oleh Disdipora Buleleng ke sekolah-sekolah yang menampung siswa pengungsi.
“Kami harapkan nanti di masing-masing posko, untuk anak-anak yang berusia sekolah biar datanglah ke sekolah. Seperti dulu yang sudah disepakati. Kami memaklumi mungkin karena mereka baru awal mengungsi setelah Gunung kembali berstatus Awas. Kami harapkan mereka datang ke sekolah, agar urusan pendidikan terkonsentrasi di sekolah,” ujar Suyasa.
Selain jumlah siswa SD yang mulai bertambah, jumlah siswa SMP juga bertambah. Tercatat jumlah siswa SMP sudah mencapai 600 orang. Mereka di tampung di SMPN 2 Tejakula sebanyak 599 siswa, dan 1 orang siswa di SMPN Satu Atap Tejakula. *k19
Sembilana anak ini merupakan siswa asal SDN 1 Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem. Rinciannya, 2 orang kelas VI, 4 orang kelas V, dan 3 orang kelas III. Mereka diajak kembali mengungsi oleh orangtuannya di Desa Tembok, sejak Minggu (26/11) malam. Seluruh keperluan UAS berupa soal dan lembar jawaban difasilitasi oleh pihak sekolah mereka SDN 1 Dukuh. Hanya saja mereka mengambil soal ke SDN 4 Desa Tembok yang berjarak sekitar 50 meter dari pos pengungsian.
Di hari kedua UAS, Selasa (28/11), seluruh siswa yang mengikuti UAS di posko pengungsian Kantor Desa Tembok, terlihat cukup tenang mengerjakan soal-soal. Mereka tidak merasa terganggu dengan hiruk pikuk warga yang juga mengungsi di tengah-tengah mereka. Hari kedua mereka kerjakan soal Bahasa Indonesia dan IPS.
Ni Luh Setiana Dewi, siswa kelas V mengaku nyaman mengerjakan soal meskipun berada di pos pengungsian. Setiana mulai mengerjakan soal UAS, sejak pukul 11.00 wita. “Sedang jawab soal Bahasa Indonesia, sejak jam 11 siang. Setelah Bahasa Indonesia baru jawab soal IPS. Kalau soalnya diambil di SD 4 Tembok,” ujar Setiana Dewi dengan singkat.
Semula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mencatat ada 158 siswa SD yang mengikuti UAS di sejumlah sekolah di Buleleng. Mereka sebanyak 158 siswa itu belum sempat balik ke kampung halamannya sejak status Gunung Agung diturunkan ke level siaga dari level awas. Namun sejak Gunung Agung kembali naik level awas, siswa yang sempat balik ke kampung halamannya, harus ikut kembali mengungsi. “Mereka ini sebenarnya sudah sempat ditampung di Sekolah kita (di Buleleng, Red). Kemudian mereka balik pulang setelah Gunung Agung statusnya diturunkan beberpa waktu lalu. Namun, kemarin mereka balik lagi mengungsi karena adanya erupsi dan status Gunung Agung dinaikkan. Ya mestinya mereka ke sekolah dulu, tapi belum ada laporan. Mungkin saja karena mereka baru datang Minggu malam atau Senin malam, sehingga baru bisa mengikuti UAS hari Selasa,” kata Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa.
Dijelaskan, soal dan lembar jawaban UAS tidak ada persoalan, karena pihak sekolah asal melalui Disdikpora Karangsem sudah mensuplai soal sebelumnya. Soal tersebut didistribusikan oleh Disdipora Buleleng ke sekolah-sekolah yang menampung siswa pengungsi.
“Kami harapkan nanti di masing-masing posko, untuk anak-anak yang berusia sekolah biar datanglah ke sekolah. Seperti dulu yang sudah disepakati. Kami memaklumi mungkin karena mereka baru awal mengungsi setelah Gunung kembali berstatus Awas. Kami harapkan mereka datang ke sekolah, agar urusan pendidikan terkonsentrasi di sekolah,” ujar Suyasa.
Selain jumlah siswa SD yang mulai bertambah, jumlah siswa SMP juga bertambah. Tercatat jumlah siswa SMP sudah mencapai 600 orang. Mereka di tampung di SMPN 2 Tejakula sebanyak 599 siswa, dan 1 orang siswa di SMPN Satu Atap Tejakula. *k19
Komentar