Jembatan Tukadaya – Keladian Jadi Objek Wisata
Jembatan Banjar Anyar-Banjar Taman, Desa Batuagung yang dijadikan jalur alternartif dikhawatirkan ikut ambrol karena jembatan buatan tahun 1990 itu sudah rusak.
NEGARA, NusaBali
Jembatan penghubung Banjar Dangin Tukadaya dengan Lingkungan Keladian, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana yang amblas diterjang banjir jadi objek wisata dadakan. Warga berbondong-bondong ke lokasi kejadian tanpa menghiraukan police line yang dipasang anggota Polres Jembrana, Minggu (24/1). Warga tampak penasaran dan ingin melihat dari dekat jembatan ambrol di jalur tengkorak Denpasar-Gilimanuk itu.
Bupati Jembrana, I Putu Artha, turun meninjau jembatan roboh itu, Minggu kemarin. Tak mau ketinggalan, petugas Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Wilayah Bali, Denpasar juga turun ke TKP dan berkoordinasi dengan Sat Lantas Polrea Jembrana. Sementara warga sekitar berharap pemerintah cepat perbaiki jembatan itu. Sebab warga khawatir, jembatan penghubung Banjar Taman dengan Banjar Anyar, Desa Batuagung, Jembrana yang dijadikan jalur alternatif ikut ambrol akibat dilalui kendaraan sarat beban.
Menurut warga, jembatan Banjar Taman-Banjar Anyar dibangun sekitar tahun 1990 dengan lebar 2 meter. Sudah puluhan tahun jembatan itu tak pernah diperbaiki. “Kontruksi jembatan tanpa tiang penyangga. Di bawahnya hanya menggunakan tulang besi, bukan beton tulang,” ungkap warga sekitar, Ida Bagus Suamba, 53, kemarin. Dengan padatnya arus lalu lintas pasca rekayasa arus lalin membuat warga setempat cemas.
Sejumlah warga sayangkan kendaraan besar seperti bus AKDP serta truk double tampak alu lalang melewati jembatan yang di bawahnya ada cantelan sambungan PDAM itu. “Kalau bisa sebenarnya diarahkan ke selatan saja. Karena kalau ke utara, jelas harus melewati jembatan ini,” tambah warga lainnya, Ida Bagus Komang Ugik, 34.
Sementara Kasat Lantas Polres Jembrabna, AKP Gede Sumadra Kerthiawan mengatakan, Balai Pelaksanaan Jalan sudah memikirkan solusi jembatan ambruk itu. Buat sementara dipasang jembatan beli yang diperkirakan pembangunnya selesai dalam kurun waktu dua minggu. Sedangkan perbaikan jembatan ambruk secara permanen diperkirakan butuh waktu 6 bulan. Selama menunggu rencangan pembangunan jembatan beli itu, pihaknya memastikan masih akan melakukan rekayasa arus seperti yang sudah diterapkan.
Menurutnya, jembatan Banjar Taman-Banjar Anyar sempat dipantau bersama Balai Pelaksanaan Jalan Nasional. “Memang jembatannya lama dan tidak boleh dilewati kendaraan berat,” ungkapnya. Mengenai adanya truk double dan bus AKDP yang sempat masuk melewati jembatan lawas itu, menurutnya sudah tidak diperbolehkan. Hanya saja, ada yang membandel tetap lewat dengan berbagai dalih kepada petugas yang melakukan penjagaan. Seperti berdalih membawa muatan ke jalur alternatif yang ternyata dilewati untuk melanjutkan perjalanan ke arah Denpasar. “Bukan kami sengaja loloskan. Tetapi alasan mereka mau menurunkan penumpang, kami akan awasi lebih ketat,” janji mantan Kanit Regident Sat Lantas Polres Tabanan ini.
Dalam rekayasa lalin, kendaraan besar dari arah Gilimanuk ke Denpasar maupun Denpasar-Gilimanuk diarahkan melewati jalan melingkar ke Kabupaten Buleleng. Sementara kendaraan kecil (KK) seperti sepeda motor, pick up, travel, dan mobil pribadi, masih dibiarkan lewat, dengan rekayasa arus masuk ke jalan desa di persimpangan terdekat jembatan ambrol itu. 7 ode
Komentar