12 KK Ngungsi di Bekas Kandang Ayam
Sebanyak 12 kepala keluarga (KK) terdiri dari 56 jiwa korban bencana erupsi Gunung Agung pilih mengungsi di bekas kandang ayam kawasan Banjar Sekar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Mereka semua berasal dari dua banjar berbeda di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, yakni Banjar Bunga dan Banjar Daya.
Kandang ayam yang ditempati 12 KK untuk mengungsi di Banjar Sekar, Desa Nongan ini merupakan milik keluarga I Gede Sudarmayasa. Kandang ini sebelumnya digunakan untuk ayam petelor periode 2003-2007. Kandang ayam ini sudah tidak terurus sejak 2007, ditinggal pemiliknya kerja ke Denpasar. Kandang ayam yang kemudian dijadikan tempat pengungsian ini hanya dijaga ibu kandung Gede Sudarmayasa, yakni Ni Luh Kompyang Nama, yang tinggal bersebelahan dengan bangunan dari bambu tersebut.
Pengungsi berjumlah 12 KK dengan 56 jiwa asal Desa Ban datang mengungsi ke bekas kandang ayam di Banjar Sekar, Desa Nongan sejak 19 Oktober 2017 lalu. Mulanya, mereka menghubungi Perbekel Nongan. Oleh Perbekel Nongan, mereka awalnya diberikan tinggal di Wantilan Pura Dalem Desa Pakraman Nongan yang lokasinya berdampingan dengan setra (kuburan).
Namun, pengungsi dari Desa Ban ini merasa kurang nyaman tinggal di dekat kuburan. Maka, mereka diberikan alternatif untuk mengungsi di bekas kandang ayam milik Gede Sudarmayasa. “Kebetulan, saat dihubungi, pemilik kandang ayam merelakan kandangnya dijadikan tempat untuk menampung pengungsi,” ungkap Bendesa Pakraman Bunga, Desa Ban, I Kadek Darmawan, saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (4/12).
Singkat cerita, 12 KK dari Desa Ban pun mengungsi di bekasd kandang ayam milik Sudarmayasa, sejak 19 Oktober 2017. Guna memudahkan tempat tidur, kandang ayam tersebut disekat-sekat menjadi 12 bagian, di mana per sekat ditempati satu KK. Selain itu, juga dibangun dapur untuk memasak bersama.
Karena belum ada fasilitas MCK, maka pengungsi berjumlah 56 jiwa dari 12 KK ini sebagian pinjam buang air ke rumah warga, sebagian lainnya pilih buang air ke kali. Kebutuhan air juga minta di rumah-rumah warga, sedangkan aliran listrik buat sementara minta disambungkan ke rumah warga terdekat.
Terungkap, sebelum mengungsi ke kandang ayam di Banjar Sekar, Desa Nongan, 12 KK asal Desa Ban ini sempat mengungsi di Bale Banjar Pulasari, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli. Setelah warga setempat tidak lagi mengizinkan mengungsi di Bale Banjar Pulasari, mereka akhirnya pindah ke Banjar Sekar, Desa Nongan.
"Soal mengungsi di bekas kandang ayam, kami tidak masalah. Yang terpenting, ada bantuan MCK, aliran listrik, dan suplai kebutuhan air minum," harap Bendesa Kadek Darmawan didampingi rekannya, I Nyoman Kawan, pengungsi asal Banjar Daya, Desa Ban.
Menurut Darmawan, pelayanan kesehatan hingga kini belum pernah tersentuh, sejak mereka tinggal di bekas kandang ayam. "Syukurnya, selama ini warga kami di sini (pengungsian bekas kandang ayam) sehat-sehat saja," sambung Nyoman Kawan.
Sementara itu, Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kecamatan Rendang, I Ketut Sumendra, mengatakan bantuan untuk pengungsi disalurkan setelah ada laporan resmi dari kelian banjar tempatnya mengungsi. "Atas dasar rekomendasi dari kelian banjar setempat, bantuan kami keluarkan. Sebab, seperti itulah mekanismenya," jelas Sumendra, Senin kemarin.
Sedangkan Koordinator Relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Aryawan, berjanji akan melakukan survei ke lokasi pengungsi di bekas kandang ayam. "Kami survei dulu, apa saja kebutuhannya. Kalau yang dibutuhkan air bersih, kami punya 4 mobil tangki dan siap membantunya," tandas Aryawan. *k16
Kandang ayam yang ditempati 12 KK untuk mengungsi di Banjar Sekar, Desa Nongan ini merupakan milik keluarga I Gede Sudarmayasa. Kandang ini sebelumnya digunakan untuk ayam petelor periode 2003-2007. Kandang ayam ini sudah tidak terurus sejak 2007, ditinggal pemiliknya kerja ke Denpasar. Kandang ayam yang kemudian dijadikan tempat pengungsian ini hanya dijaga ibu kandung Gede Sudarmayasa, yakni Ni Luh Kompyang Nama, yang tinggal bersebelahan dengan bangunan dari bambu tersebut.
Pengungsi berjumlah 12 KK dengan 56 jiwa asal Desa Ban datang mengungsi ke bekas kandang ayam di Banjar Sekar, Desa Nongan sejak 19 Oktober 2017 lalu. Mulanya, mereka menghubungi Perbekel Nongan. Oleh Perbekel Nongan, mereka awalnya diberikan tinggal di Wantilan Pura Dalem Desa Pakraman Nongan yang lokasinya berdampingan dengan setra (kuburan).
Namun, pengungsi dari Desa Ban ini merasa kurang nyaman tinggal di dekat kuburan. Maka, mereka diberikan alternatif untuk mengungsi di bekas kandang ayam milik Gede Sudarmayasa. “Kebetulan, saat dihubungi, pemilik kandang ayam merelakan kandangnya dijadikan tempat untuk menampung pengungsi,” ungkap Bendesa Pakraman Bunga, Desa Ban, I Kadek Darmawan, saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (4/12).
Singkat cerita, 12 KK dari Desa Ban pun mengungsi di bekasd kandang ayam milik Sudarmayasa, sejak 19 Oktober 2017. Guna memudahkan tempat tidur, kandang ayam tersebut disekat-sekat menjadi 12 bagian, di mana per sekat ditempati satu KK. Selain itu, juga dibangun dapur untuk memasak bersama.
Karena belum ada fasilitas MCK, maka pengungsi berjumlah 56 jiwa dari 12 KK ini sebagian pinjam buang air ke rumah warga, sebagian lainnya pilih buang air ke kali. Kebutuhan air juga minta di rumah-rumah warga, sedangkan aliran listrik buat sementara minta disambungkan ke rumah warga terdekat.
Terungkap, sebelum mengungsi ke kandang ayam di Banjar Sekar, Desa Nongan, 12 KK asal Desa Ban ini sempat mengungsi di Bale Banjar Pulasari, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli. Setelah warga setempat tidak lagi mengizinkan mengungsi di Bale Banjar Pulasari, mereka akhirnya pindah ke Banjar Sekar, Desa Nongan.
"Soal mengungsi di bekas kandang ayam, kami tidak masalah. Yang terpenting, ada bantuan MCK, aliran listrik, dan suplai kebutuhan air minum," harap Bendesa Kadek Darmawan didampingi rekannya, I Nyoman Kawan, pengungsi asal Banjar Daya, Desa Ban.
Menurut Darmawan, pelayanan kesehatan hingga kini belum pernah tersentuh, sejak mereka tinggal di bekas kandang ayam. "Syukurnya, selama ini warga kami di sini (pengungsian bekas kandang ayam) sehat-sehat saja," sambung Nyoman Kawan.
Sementara itu, Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kecamatan Rendang, I Ketut Sumendra, mengatakan bantuan untuk pengungsi disalurkan setelah ada laporan resmi dari kelian banjar tempatnya mengungsi. "Atas dasar rekomendasi dari kelian banjar setempat, bantuan kami keluarkan. Sebab, seperti itulah mekanismenya," jelas Sumendra, Senin kemarin.
Sedangkan Koordinator Relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Aryawan, berjanji akan melakukan survei ke lokasi pengungsi di bekas kandang ayam. "Kami survei dulu, apa saja kebutuhannya. Kalau yang dibutuhkan air bersih, kami punya 4 mobil tangki dan siap membantunya," tandas Aryawan. *k16
1
Komentar