China Imbau Warganya Tidak ke Bali
Belum terjadi travel ban, namun wisatawan asal China memang diimbau negaranya agar tidak bepergian ke Bali.
DENPASAR, NusaBali
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Manca Negara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana menegaskan imbauan Pemerintah China agar untuk sementara tidak ke Bali merupakan travel advisory, bukan travel ban. “Artinya Pemerintah China tidak melarang warganya ke Bali, melainkan mengimbau agar sementara tidak ke Bali sampai ada kepastian tentang kondisi erupsi Gunung Agung,” kata Gde Pitana kepada NusaBali.
Imbauan tersebut, lanjut Pitana, bersifat sementara sampai ada kepastian tentang erupsi Gunung Agung. “Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kalau terjadi penutupan bandara,” jelas Pitana seusai menggelar pertemuan dengan Konjen China di Denpasar, Hu Yin Quan, Senin (4/12).
Sebelumnya memang menyeruak kabar soal pelarangan dari pemerintah China untuk warganya yang akan ke Bali menyusul erupsi Gunung Agung. Kondisi inilah yang membuat Pitana segera mengunjungi Konsulat Jenderal (Konjen) China di Jalan Tukad Badung Denpasar.
Menurut Pitana, Konjen China Hu Yin Quan mengapresiasi dan memuji upaya Pemerintah Indonesia, khususnya Bali yang telah menangani mitigasi dengan baik, ketika terjadi penutupan bandara Ngurah Rai pada pekan lalu. Sehingga lanjut Gde Pitana, menirukan Hu Yin Quan, tidak ada keluhan wisatawan (China).
Yang kedua menegaskan soal imbauan untuk sementara tidak ke Bali oleh Pemerintah Cina. “Yang dikeluarkan adalah travel advisory, dan bukan travel ban,” ujar Pitana.
Travel advisory tersebut lanjut Pitana, juga mengutip penjelasan resmi Pemprov Bali, bahwa daerah yang rawan bencana hanya pada radius 12 kilometer dari puncak Gunung Agung. Sewaktu-waktu kata Gde Pitana, travel advisory bisa dicabut, kalau kondisi Gunung Agung membaik, yakni menurun statusnya yang ditentukan oleh Badan Vulkanologi.
Travel advisory berlaku 4 Januari 2018 sejak dikeluarkan 27 November lalu. Namun sejak dikeluarkan 27 November lalu, lanjut Pitana, masih ada sekitar 700 warga China di Bali yang datang ke Bali.
Menurut Pitana, Konjen Hu Yin Quan menyatakan kesediaannya menjelaskan kepada pemerintah dan masyarakat Cina, tentang kondisi Bali yang normal, tidak ada kepanikan dan juga tidak ada hujan abu. Kawasan wisata juga normal.
“Pemerintah, masyarakat dan industri pariwisata relatif sangat well-prepared dengan mitigation plan, dan memberikan berbagai kemudahan kepada wisman, kalau terjadi penutupan bandara,” terang Pitana. *k17
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Manca Negara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana menegaskan imbauan Pemerintah China agar untuk sementara tidak ke Bali merupakan travel advisory, bukan travel ban. “Artinya Pemerintah China tidak melarang warganya ke Bali, melainkan mengimbau agar sementara tidak ke Bali sampai ada kepastian tentang kondisi erupsi Gunung Agung,” kata Gde Pitana kepada NusaBali.
Imbauan tersebut, lanjut Pitana, bersifat sementara sampai ada kepastian tentang erupsi Gunung Agung. “Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kalau terjadi penutupan bandara,” jelas Pitana seusai menggelar pertemuan dengan Konjen China di Denpasar, Hu Yin Quan, Senin (4/12).
Sebelumnya memang menyeruak kabar soal pelarangan dari pemerintah China untuk warganya yang akan ke Bali menyusul erupsi Gunung Agung. Kondisi inilah yang membuat Pitana segera mengunjungi Konsulat Jenderal (Konjen) China di Jalan Tukad Badung Denpasar.
Menurut Pitana, Konjen China Hu Yin Quan mengapresiasi dan memuji upaya Pemerintah Indonesia, khususnya Bali yang telah menangani mitigasi dengan baik, ketika terjadi penutupan bandara Ngurah Rai pada pekan lalu. Sehingga lanjut Gde Pitana, menirukan Hu Yin Quan, tidak ada keluhan wisatawan (China).
Yang kedua menegaskan soal imbauan untuk sementara tidak ke Bali oleh Pemerintah Cina. “Yang dikeluarkan adalah travel advisory, dan bukan travel ban,” ujar Pitana.
Travel advisory tersebut lanjut Pitana, juga mengutip penjelasan resmi Pemprov Bali, bahwa daerah yang rawan bencana hanya pada radius 12 kilometer dari puncak Gunung Agung. Sewaktu-waktu kata Gde Pitana, travel advisory bisa dicabut, kalau kondisi Gunung Agung membaik, yakni menurun statusnya yang ditentukan oleh Badan Vulkanologi.
Travel advisory berlaku 4 Januari 2018 sejak dikeluarkan 27 November lalu. Namun sejak dikeluarkan 27 November lalu, lanjut Pitana, masih ada sekitar 700 warga China di Bali yang datang ke Bali.
Menurut Pitana, Konjen Hu Yin Quan menyatakan kesediaannya menjelaskan kepada pemerintah dan masyarakat Cina, tentang kondisi Bali yang normal, tidak ada kepanikan dan juga tidak ada hujan abu. Kawasan wisata juga normal.
“Pemerintah, masyarakat dan industri pariwisata relatif sangat well-prepared dengan mitigation plan, dan memberikan berbagai kemudahan kepada wisman, kalau terjadi penutupan bandara,” terang Pitana. *k17
1
Komentar