65 KK Mengungsi
Ada satu keluarga di Desa Musi terperangkap selama 2 jam dalam kamar tidurnya yang diamuk air bah setinggi dada orang dewasa.
Belasan Rumah Hanyut Disapu Banjir Gerokgak
SINGARAJA, NusaBali
Bencana banjir bandang yang melanda sejumlah kawasan Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Sabtu (234/1) sore, menyisakan kehancuran di dua desa, yakni Desa Penyabangan dan Desa Musi. Ada belasan rumah di dua desa ini yang hanyut disapu air bah. Selain itu, sebanyak 65 kepala keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi ke tempat aman.
Hingga Minggu (24/1) atau sehari pasca musibah, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng masih melakukan pendataan korban banjir bandang di wilayah Kecamatan Gerokgak. Dari hasil pendataan sementara, kerusakan parah akibat banjir bandang terjadi di Dusun Buah (Desa Penyabangan) dan Dusun Musi (Desa Musi).
“Jumlah pasti bangunan fisik yang hanyut belum dapat kami sampaikan, karena masih banyak rumah warga korban banjir yang belum terdata. Untuk sementara, ada belasan rumah yang hanyut. Sedangkan warga dari dua desa yang harus mengungsi mencapai 65 KK,” ungkap Kepala BPBD Buleleng, Ketut Yasa, saat ditemui NusaBali di lokasi bencana kaeasan Desa Penyabangan, Kecamatan Gerogkak, Minggu kemarin.
Berdasarkan data yang diperoleh BPBD Buleleng, 65 KK korban bencana banjir bandang yang harus mengungsi ke tempat aman berasal dari dari dua dusin di dua desa berbeda. Rinciannya, 40 KK pengungsi dari Dusun Buah (Desa Penyabangan) dan 25 KK pengungsi dari Dusun Musi (Desa Musi). Mereka adalah warga korban bencana yang rumahnya di bagian lembah kaki bukit. Sebagian dari mereka rumahnya sudah hanyut, sebagian lagi masih berdiri namun rawan jika muncul bencana susulan.
Sebagian besar dari 65 KK korban banjir bandang yang mengungsi ini buat sementara tinggal nebeng di rumah-rumah kerabatnya yang berada di tempat aman. Menurut Ketut Yasa, pihak BPBD Buleleng tengah mencarikan lokasi pengungsian yang representatif bagi 65 KK asal dua desa tersebut.
“Untuk sementara, mereka kita arahkan untuk mengungsi di Kantor Desa setempat. Kami masih carikan lokasi pengungsian yang representatif, karena situasinya masih belum jelas. Buat sementara, mereka kita arahkan mengungsi ke Kantor Desa masing-masing,” tandas Ketut Yasa.
Data yang dihimpun NusaBali di lapangan, Minggu kemarin, selain kehilangan tempat tinggal hingga harus mengungsi, ratusan KK juga kehilangan harta bende mereka yang disapu air bah. Di Dusun Buah, Desa Penyabangan, misalnya, ada ratusan KK yang mengaku kehilangan hewan ternak peliharaannya. Selain itu, berhektare-hektare lahan kebuh jagung yang baru ditanami porak-poranda. Bahkan, banyak mobil dan sepeda motor mengalami kerusakan mesin.
Kehancuran dan kerusakan serupa juga terjadi di Dusun Musi, Desa Musi. Pantauan NusaBali di lokasi, Minggu kemarin, air bah masih mengalir. Sejumlah rumah penduduk tampak dipenuhi lumpur, seemntara porongan kayu-kayu bekas penebangan pohon ukuran besar berserakan di sekitar lokasi. Di Dusun Musi ini, ada satu rumah yang hilang disapu banjir, sementara enam unit rumah lainnya dalam kondisi rusak parah.
Menurut kesaksian korban banjir di Dusun Musi, air bah menerjang Sabtu petang sekitar pukul 18.00 Wita. Saat itu, masih turun hujan lebat. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa maupun terkluka akibat banjar bandang petang itu. Namun, salah satu korban, Kadek Catri, 40, mengaku sempat terperangkap di dalam rumah bersama dua anaknya.
“Awalnya, terdengar suara gemuruh dari arah perbukitan saat kami duduk-duduk di teras rumah. Kami langsung bergegas masuk ke dalam kamar bersama anak-anak,” cerita Kadek Catri, Minggu kemarin.
Saat sudah berada di dalam kamar bersama kedua anaknya, Kadek Catri mendengar suara deburan air mengalir sangat besar. Kemudian, air bah merembes masuk ke dalam kamar tempatnya bersembunyi hingga setinggi dada orang deawasa. “Setelah terperangkap selama 2 jam, kami akhirnya dievakuasi keluar oleh keluarga dan tetangga sekitar pukul 20.00 Wita,” kenang Kadek Catri.
Lain lagi situasi pasca bencana banjir bandang di Dusun Buah, Desa Penyabangan. Berbeda dengan banjir di Desa Musi yang diwatnai terdamparnya potongan kayu-kayu besar, sementara di Dusun Buah (Desa Penyabangan) banyak batu besar yang terbawa air bah tampak berserakan. batu-batu besar ini membuat jalur evakuasi warga korban bencana berikut harta bendanya agak sulit.
Selanjutnya...
1
2
Komentar