Revitalisasi RSUD Wangaya Tetap Jadi Skala Prioritas
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya dalam APBD 2018 tetap menjadi skala prioritas dalam pembangunannya.
Rencana Pinjaman Rp 200 M Tidak Terlaksana di 2018
DENPASAR, NusaBali
Setelah sebelumnya rencana pinjaman sebanyak Rp 200 miliar untuk revitalisasi RSUD Wangaya tertunda karena belum ada persetujuan dari DPRD Kota Denpasar. Hal ini karena masih belum jelasnya perencanaan pengembangan rumah sakit yang diyakini tertua di Bali ini.
Asisten III Pemkot Denpasar, IGN Eddy Mulya saat dikonfirmasi, Selasa (5/12), membenarkan bahwa terkait dengan revitalisasi RSUD Wangaya yang rencananya akan menggunakan dana pinjaman daerah ini belum dapat terealisasi di tahun 2018. Hal ini lantaran masih harus dilakukan pembahasan dengan memperhatikan berbagai aspek.
Lanjut Eddy Mulya, bahwa revitalisasi RSUD Wangaya tetap menjadi skala prioritas. Hanya saja pengembanganya dilakukan secara bertahap. “Revitalisasi RSUD Wangaya tetap mejadi skala prioritas secara bertahap,” ungkapnya.
Dikatakan, pada tahun 2018 pihak RSUD Wangaya akan menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan poliklinik dan melengkapi bangunan tersebut dengan fasilitas berupa lift. Sedangkan untuk Gedung IGD yang direncanakan pembiayaannya berasal dari pinjaman daerah sebesar Rp 200 miliar tersebut akan dilakukan peninjauan kembali terhadap DED termasuk Rancangan Anggaran Biaya (RAB). “Untuk gedung IGD masih review DED termasuk RAB,” ungkapnya sembari mengatakan untuk tahun 2018 pengembangan poliklinik tetap dilaksanakan dengan anggaran Rp 5 miliar.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PDIP, Kadek Agus Arya Wibawa menekankan bahwa pihak RSUD Wangaya harus memikirkan matang-matang tentang pinjaman ini. Karena, hingga saat ini DED dari pola pengembangan tersebut belum selesai. “DED kan belum selesai, bagaimana kita bisa menentukan pagu anggarannya segitu (Rp 200 miliar, Red), nanti kalau kurang bagaimana?,” tanyanya.
Pihaknya juga mengaku mendukung pengembangan RSUD Wangaya ini yang merupakan komitmen bersama antara eksekutif dan legislatif, sehingga dalam hal mewujudkannya sudah menjadi tanggung jawab bersama. Kendati demikian, dia mengingatkan tentang sejauh mana urgensi dari pengembangan RSUD Wangaya. “Jangan sampai dengan memperbaiki satu rumah sakit justru akan menghambat pembangunan lainya,” jelasnya.
Sementara, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra pada Kamis pekan lalu mengatakan bahwa perencanaan pengembangan RSUD Wangaya masih belum terintegrasi secara maksimal, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan. “Jadi untuk perencanaan sesuai dengan Permenkes itu harus terintegrasi, jadi ini ada beberapa perencanaan yang belum terintegrasi, supaya nanti tidak dua kali kerja, tinggal itu ada penambahan perencanaan dan baru nanti kita akan laksanakan di tahun 2018 atau 2019,” ujarnya. *m
DENPASAR, NusaBali
Setelah sebelumnya rencana pinjaman sebanyak Rp 200 miliar untuk revitalisasi RSUD Wangaya tertunda karena belum ada persetujuan dari DPRD Kota Denpasar. Hal ini karena masih belum jelasnya perencanaan pengembangan rumah sakit yang diyakini tertua di Bali ini.
Asisten III Pemkot Denpasar, IGN Eddy Mulya saat dikonfirmasi, Selasa (5/12), membenarkan bahwa terkait dengan revitalisasi RSUD Wangaya yang rencananya akan menggunakan dana pinjaman daerah ini belum dapat terealisasi di tahun 2018. Hal ini lantaran masih harus dilakukan pembahasan dengan memperhatikan berbagai aspek.
Lanjut Eddy Mulya, bahwa revitalisasi RSUD Wangaya tetap menjadi skala prioritas. Hanya saja pengembanganya dilakukan secara bertahap. “Revitalisasi RSUD Wangaya tetap mejadi skala prioritas secara bertahap,” ungkapnya.
Dikatakan, pada tahun 2018 pihak RSUD Wangaya akan menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan poliklinik dan melengkapi bangunan tersebut dengan fasilitas berupa lift. Sedangkan untuk Gedung IGD yang direncanakan pembiayaannya berasal dari pinjaman daerah sebesar Rp 200 miliar tersebut akan dilakukan peninjauan kembali terhadap DED termasuk Rancangan Anggaran Biaya (RAB). “Untuk gedung IGD masih review DED termasuk RAB,” ungkapnya sembari mengatakan untuk tahun 2018 pengembangan poliklinik tetap dilaksanakan dengan anggaran Rp 5 miliar.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PDIP, Kadek Agus Arya Wibawa menekankan bahwa pihak RSUD Wangaya harus memikirkan matang-matang tentang pinjaman ini. Karena, hingga saat ini DED dari pola pengembangan tersebut belum selesai. “DED kan belum selesai, bagaimana kita bisa menentukan pagu anggarannya segitu (Rp 200 miliar, Red), nanti kalau kurang bagaimana?,” tanyanya.
Pihaknya juga mengaku mendukung pengembangan RSUD Wangaya ini yang merupakan komitmen bersama antara eksekutif dan legislatif, sehingga dalam hal mewujudkannya sudah menjadi tanggung jawab bersama. Kendati demikian, dia mengingatkan tentang sejauh mana urgensi dari pengembangan RSUD Wangaya. “Jangan sampai dengan memperbaiki satu rumah sakit justru akan menghambat pembangunan lainya,” jelasnya.
Sementara, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra pada Kamis pekan lalu mengatakan bahwa perencanaan pengembangan RSUD Wangaya masih belum terintegrasi secara maksimal, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan. “Jadi untuk perencanaan sesuai dengan Permenkes itu harus terintegrasi, jadi ini ada beberapa perencanaan yang belum terintegrasi, supaya nanti tidak dua kali kerja, tinggal itu ada penambahan perencanaan dan baru nanti kita akan laksanakan di tahun 2018 atau 2019,” ujarnya. *m
1
Komentar