Pernyataan Mendikbud Melukai Hati Warga NTT
Puluhan wartawan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Komunitas Perhimpunan Jurnalis (Pena) NTT bersama puluhan mahasiswa asal NTT yang kuliah di Bali menggelar aksi unjuk rasa di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (6/12) siang.
Komunitas Pena NTT Gelar Unjuk Rasa
DENPASAR, NusaBali
Aksi tersebut merupakan protes terhadap pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang dinilai memojokkan warga NTT.
Koordinator Pena NTT Emanuel Dewata Oja (Edo) di sela-sela aksi mengatakan, aksi damai yang digelar siang kemarin menyikapi pernyataan Mendikbud Muhadjir Effendy yang dinilai mendiskriminasikan warga NTT. Ia juga sangat menyayangkan pernyataan yang keluar dari mulut sang menteri yang merupakan pemangku kebijakan tersebut. "Bukan karena ingin menyangkal prihal kualitas pendidikan NTT yang masih rendah. Yang kami sesalnya adalah Menteri Pendidikan mempertegas bahwa kualitas pendidik di NTT menjadi penyebab runtuhnya peringkat kualitas pendidikan di Indonesia. NTT jadi kambing hitam. Kita akhirnya bertanya, siapa yang salah di sini," kata Edo.
Untuk itulah seluruh warga NTT di Indonesia patut merasa tersinggung karena ternyata kualitas pendidikan di NTT menjadi penyebab peringkat kualitas pendidikan Indonesia merosot tajam di mata dunia. "Untuk itu, kita bersama dengan mahasiswa NTT yang kuliah di Bali sama-sama mengecam pernyataan yang tidak berdasar itu. Kita meminta kepada menteri untuk mengklarifikasinya," tegasnya.
Salah satu peserta aksi, Arnold Dhae mengakui, dalam tiga hari terakhir, warga NTT di Indonesia marah. "Saat berita ini menyebar, para guru di NTT bersedih, para siswa di NTT ikut menangis. Mereka tersinggung. Mereka marah. Selama ini ternyata di mata seorang Menteri Pendidikan, warga NTT itu jadi kelas dua. Bahwa survei di NTT itu menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia rendah karena siswa-siswi di NTT. Karena Sang Menteri berasumsi bahwa survei itu dilakukan di NTT," ujarnya dengan suara tinggi.
Ia mengaku aksi akan terus dilakukan sepanjang Mendikbud belum melakukan klarifikasi dan memberikan penjelasan dan terutama apa yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kualitas pendidikan di NTT. "Siapa yang peduli dengan gaji guru di NTT, siapa yang merasa resah dengan sarana pendidikan di NTT, gedung yang tidak layak, akses listrik yang tidak ada, akses internet yang lelet. Pernyataan Mendikbud telah melukai hati orang NTT, bukan hanya ada di NTT, tetapi ada di seluruh Indonesia dan bahkan dunia," ujarnya.
Aksi unjuk rasa ini menindaklanjuti pernyataan Mendikbud Muhadjir Effendy yang dimuat dalam sebuah harian nasional pada 4 Desember 2017. Survei Program for International Students Assesement (PISA) menyebutkan bahwa kualitas pendidikan RI masuk ranking paling bawah. Lalu Mendikbud mengatakan, "Saya khawatir yang dijadikan sample Indonesia adalah siswa-siswa dari NTT semua". *dar
Komentar