Tolak Ustadz Somad, Massa Kepung Hotel Aston
Rencana Ustadz Abdul Somad, 40, untuk melakukan safari dakwah ke beberapa masjid di Bali, mendapat penolakan dari beberapa organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang tergabung dalam Komponen Rakyat Bali (KRB).
DENPASAR, NusaBali
Bahkan, massa KRB sempat kepung Hotel Aston di Jalan Gatot Subroto Denpasar, Jumat (8/12) sore, untuk menolak dakwah yang akan dilakukan Ustadz Somad. Informasi di lapangan, Ustadz Somad tiba di Hotel Aston Denpasar, Jumat siang sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu, massa KRB sudah melakukan persiapan untuk demo menolak kehadiran ustadz kondang asal Pekanbaru, Riau ini berdakwah di Bali. Puluhan aparat kepolisian juga sudah siaga melakukan penjagaan di sekitar Hotel Aston Denpasar.
Puncak aksi KRB terjadi Jumat sore pukul 17.00 Wita, ketika puluhan massa yang sebagian mengenakan pakaian adat madya sambil membawa bendera dan spanduk melakukan orasi di depan Hotel Aston Denpasar. Massa KRB menolak kehadiran Ustadz Somad untuk berdakwah di Bali, karena yang bersangkutan dituding sebagai penyebar ajaran khilafah. Ustadz Somad juga dituding terlibat aktif dalam sejumlah gerakan seperti aksi 212 di Jakarta.
Massa KRB mengkritik gaya ceramah Ustad Somad yang dianggap cenderung me-ngkafir-kafirkan agama lain. "Kalian tidak bisa menghancurkan Bhinneka Tunggal Ika di Bali. Jangan sampai kita semua kecolongan. (Khilafah) ini ajaran yang tidak baik. Jangan mengkafir-kafirkan," kata salah satu pentolan KRB dalam rorasinya.
Massa KRB yang awalnya berada di depan Hotel Aston pun mulai merangsek ke depan lobi hotel untuk melanjutkan orasi. Ada beberapa tuntutan dari KRB kepada Ustadz Somad. Di antaranya, Ustadz Somad harus berikrar NKRI dan mencium bendera Merah Putih, serta tidak menghina simbol agama lain dalam ceramah, dan beberapa tuntutan lainnya.
Sementara, jajaran kepolisian yang dikomandoi langsung Kapolresta Denpasar, Kombes Hadi Purnomo, melakukan negoisasi dengan para pendemo. Pertemuan antara Kombes Hadi---yang datang ke Hotel Aston Denpasar Jumat petang sekitar pukul 18.00 Wita---dengan panitia dakwah dan pendemo, dilakukan di salah satu ruangan di dalam Hotel Aston. Setelah ada kesepakatan, akhirnya Ustadz Somad pun sempat keluar menemui pada pendemo.
Di hadapan massa pendemo, Ustadz Somad memenuhi keinginan mereka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ustadz Somad juga memekikkan ‘NKRI Harga Mati’.
Pada akhirnya, massa KRB bubar dan meninggalkan Hotel Aston Denpasar tadi malam sekitar pukul 19.00 Wita. Seusai pertemuan tadi malam, Kombes Hadi mengatakan bahwa penolakan Ustadz Somad oleh beberapa ormas di Bali sudah diselesaikan.
Panitia dakwah dan Ustadz Somad juga sudah dipertemukan untuk menyamakan persepsi dan ada persetujuan dari keduabelah pihak. Terkait tuntutan para pandemo, kata Kombes Hadi, juga sudah dipenuhi. “Tadi ada persetujuan dari keduabelah pihak, supaya tidak terjadi SARA. Ini tidak kami inginkan,” tegas Kombes Hadi.
Menurut Kombes Hadi, keduabelah pihak juga sepakat tetap melanjutkan kegiatan Ustadz Somad untuk berdakwah di dua masjid di Kota Denpasar, yaitu Masjid Kampung Jawa dan Masjid Annur (di Jalan Diponegoro Denpasar). Kombes Hadi menyebutkan, yang terjadi sesungguhnya mis komunikasi belaka antara massa pendemo dan Ustadz Somad.
Disebutkan, massa terprovokasi informasi yang berkembang di media sosial mengenai sepak terjang Ustadz Somad. Antara lain, Ustadz Somad disebut tidak pro NKRI. “Kami mengimbau supaya masyarakat tidak mudah terpancing dengan berita yang mengucilkan dan mengarah permusuhan,” tegas Kombes Hadi.
Sementara itu, Ustadz Somad yang keluar dari Hotel Aston Denpasar tadi malam sekitar pukul 20.00 Wita, sempat memberi sedikit komentar terkait aksi penolakan kehadirannya oleh KRB. Menurut Ustadz Somad, sambutan tersebut sangat luar biasa.
“Saudaraku senegeri NKRI. Mungkin kamu bukan saudaraku se aqidah, tapi saudaraku satu negara,” ujar Ustadz Somad sembari langsung masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkannya menuju Masjid Annur untuk safari dakwah. *rez
Bahkan, massa KRB sempat kepung Hotel Aston di Jalan Gatot Subroto Denpasar, Jumat (8/12) sore, untuk menolak dakwah yang akan dilakukan Ustadz Somad. Informasi di lapangan, Ustadz Somad tiba di Hotel Aston Denpasar, Jumat siang sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu, massa KRB sudah melakukan persiapan untuk demo menolak kehadiran ustadz kondang asal Pekanbaru, Riau ini berdakwah di Bali. Puluhan aparat kepolisian juga sudah siaga melakukan penjagaan di sekitar Hotel Aston Denpasar.
Puncak aksi KRB terjadi Jumat sore pukul 17.00 Wita, ketika puluhan massa yang sebagian mengenakan pakaian adat madya sambil membawa bendera dan spanduk melakukan orasi di depan Hotel Aston Denpasar. Massa KRB menolak kehadiran Ustadz Somad untuk berdakwah di Bali, karena yang bersangkutan dituding sebagai penyebar ajaran khilafah. Ustadz Somad juga dituding terlibat aktif dalam sejumlah gerakan seperti aksi 212 di Jakarta.
Massa KRB mengkritik gaya ceramah Ustad Somad yang dianggap cenderung me-ngkafir-kafirkan agama lain. "Kalian tidak bisa menghancurkan Bhinneka Tunggal Ika di Bali. Jangan sampai kita semua kecolongan. (Khilafah) ini ajaran yang tidak baik. Jangan mengkafir-kafirkan," kata salah satu pentolan KRB dalam rorasinya.
Massa KRB yang awalnya berada di depan Hotel Aston pun mulai merangsek ke depan lobi hotel untuk melanjutkan orasi. Ada beberapa tuntutan dari KRB kepada Ustadz Somad. Di antaranya, Ustadz Somad harus berikrar NKRI dan mencium bendera Merah Putih, serta tidak menghina simbol agama lain dalam ceramah, dan beberapa tuntutan lainnya.
Sementara, jajaran kepolisian yang dikomandoi langsung Kapolresta Denpasar, Kombes Hadi Purnomo, melakukan negoisasi dengan para pendemo. Pertemuan antara Kombes Hadi---yang datang ke Hotel Aston Denpasar Jumat petang sekitar pukul 18.00 Wita---dengan panitia dakwah dan pendemo, dilakukan di salah satu ruangan di dalam Hotel Aston. Setelah ada kesepakatan, akhirnya Ustadz Somad pun sempat keluar menemui pada pendemo.
Di hadapan massa pendemo, Ustadz Somad memenuhi keinginan mereka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ustadz Somad juga memekikkan ‘NKRI Harga Mati’.
Pada akhirnya, massa KRB bubar dan meninggalkan Hotel Aston Denpasar tadi malam sekitar pukul 19.00 Wita. Seusai pertemuan tadi malam, Kombes Hadi mengatakan bahwa penolakan Ustadz Somad oleh beberapa ormas di Bali sudah diselesaikan.
Panitia dakwah dan Ustadz Somad juga sudah dipertemukan untuk menyamakan persepsi dan ada persetujuan dari keduabelah pihak. Terkait tuntutan para pandemo, kata Kombes Hadi, juga sudah dipenuhi. “Tadi ada persetujuan dari keduabelah pihak, supaya tidak terjadi SARA. Ini tidak kami inginkan,” tegas Kombes Hadi.
Menurut Kombes Hadi, keduabelah pihak juga sepakat tetap melanjutkan kegiatan Ustadz Somad untuk berdakwah di dua masjid di Kota Denpasar, yaitu Masjid Kampung Jawa dan Masjid Annur (di Jalan Diponegoro Denpasar). Kombes Hadi menyebutkan, yang terjadi sesungguhnya mis komunikasi belaka antara massa pendemo dan Ustadz Somad.
Disebutkan, massa terprovokasi informasi yang berkembang di media sosial mengenai sepak terjang Ustadz Somad. Antara lain, Ustadz Somad disebut tidak pro NKRI. “Kami mengimbau supaya masyarakat tidak mudah terpancing dengan berita yang mengucilkan dan mengarah permusuhan,” tegas Kombes Hadi.
Sementara itu, Ustadz Somad yang keluar dari Hotel Aston Denpasar tadi malam sekitar pukul 20.00 Wita, sempat memberi sedikit komentar terkait aksi penolakan kehadirannya oleh KRB. Menurut Ustadz Somad, sambutan tersebut sangat luar biasa.
“Saudaraku senegeri NKRI. Mungkin kamu bukan saudaraku se aqidah, tapi saudaraku satu negara,” ujar Ustadz Somad sembari langsung masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkannya menuju Masjid Annur untuk safari dakwah. *rez
1
Komentar