Guru Wajib Miliki Karya Tulis
Menulis buku juga berarti beryadnya untuk memberikan jalan dan petunjuk kepada generasi mendatang.
PGRI Karangasem Gelar Workshop Pelatihan Menulis Buku
AMLAPURA, NusaBali
PGRI Karangasem menggelar workshop pelatihan penulisan buku. Kegiatan ini melibatkan 150 guru senior dan pengawas. Workshop digelar salah satu tujuannya untuk menjawab tantangan bahwa ke depan setiap guru diwajibkan memiliki karya tulis berupa buku untuk mendokumentasikan hasil penelitian sesuai ide yang dikembangkan di lapangan.
Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika didampingi Ketua PGRI Karangasem I Gede Ariyasa mengungkapkan hal tersebut saat membuka workshop di Aula SMPN 5 Amlapura di Jalan Untung Surapati Amlapura, Sabtu (9/12).
Narasumber yang hadir, yakni penekun sastra Indonesia Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten, tata cara penerbitan buku dibawakan I Made Sugianto, penulis buku lainnya Ketua PGRI Karangasem I Gede Ariyasa, I Made Regeg dan lainnya. Workshop juga diharapkan bisa memotivasi para guru senior agar memiliki karya tulis, sehingga berguna untuk mendokumentasikan karirnya, bisa menambah poin saat menjalani sertifikasi guru dan kepentingan lainnya.
Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten memberikan pemahaman, langkah awal menulis buku bagi yang belum berpengalaman. Menurut Keniten syaratnya mesti gemar membaca, menulis, membeli buku, membaca tulisan teman, suka berdiskusi mengenai proses penulisan, di samping isi tulisan mesti dikuasai berdasarkan fakta dan sebagainya. "Menulis buku juga beryadnya, untuk memberikan jalan dan petunjuk kepada generasi mendatang," jelas penulis cerpen terbaik nasional tahun 2014 berjudul ‘Lukisan Bali’ ini.
Sementara penulis Sastra Bali Modern (SBM), I Made Sugianto mengingatkan, pentingnya menulis buku, bisa untuk mendokumentasikan perjalanan karier, menuangkan ide hasil penelitian dan yang lainnya.
"Salah satu tujuannya menulis buku, nantinya mendapatkan apresiasi dari pembaca," kata penulis yang juga Perbekel Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan ini. Sedangkan Gede Ariyasa mengatakan walau awalnya agak sulit, tetapi setelah dicoba sesuai dengan tahapan-tahapan yang diberikan para penulis buku yang telah berpengalaman, pada akhirnya optimis buku bisa diterbitkan.
Ariyasa menambahkan, menulis buku mesti memahami struktur penulisan, setelah itu memiliki ide, dilanjutkan melakukan penelitian di lapangan. Selama melakukan riset, ide dikembangkan untuk memudahkan alur cerita. Pada awal penulisan katanya perlu mendiskripsikan alur cerita, juga perlu pertimbangkan sasaran pembaca yang dituju. "Memang dalam mengembangkan ide di lapangan selanjutnya menuangkan ke dalam buku, latar belakangnya mesti rajin membaca, dan rajin latihan menulis, agar tulisannya bisa mengalir," kata Ariyasa. *k16
1
Komentar