Wilayah Bali Berpotensi Terjadi La Nina
Dampak la nina ini antara lain curah hujan meningkat di wilayah Bali.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan wilayah Bali berpotensi terjadi la nina. La nina ini terjadi di Samudera Pasifik. Meski demikian, akibat dari la nina ini berpengaruh terhadap cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk dapat meningkatkan curah hujan di Bali.
Staf Bidang Data BBMKG Wilayah III Denpasar Putu Agus Dedy Permana, mengungkapkan pada saat ini cuaca di wilayah Bali sudah mulai memasuki puncak musim penghujan. Selain itu pada saat ini kondisi atmosfer pada beberapa wilayah Indonesia bagian selatan misalnya Bali dan Nusa Tenggara Barat dan beberapa wilayah lainnya di Jawa sedang mengalami belokan angin. Dari belokan angin ini juga berpotensi meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.
“Melihat kondisi ini diprakirakan merupakan awal dari la nina atau curah hujan yang berlebihan. Untuk kondisi beberapa ke depan dilihat dari fenomena ini dapat disimpulkan, secara umum untuk beberapa hari ke depan di sebagian besar wilayah Bali kemungkinan akan mengalami hujan ringan hingga sedang,” tuturnya dikonfirmasi, Senin (11/12).
La nina dan belokan angin ini terjadi dipengaruhi oleh monsun. Kejadian ini dapat dibagi kriterianya berdasarkan skala atau radius wilayah yang terpengaruh. Dikatakannya la nina memiliki cakupan area atau luasan gangguan yang sangat luas. Bisa mempengaruhi cuaca di hampir sebagian besar wilayah Indonesia dan bahkan bisa sampai ke Amerika.
Meski belum benar-benar dipastikan akan terjadi la nina, tetapi jika dilihat dari nilai indeksnya berpotensi terjadi la nina. Indeks ENSO 3,4 yang normal adalah 0,5. Melihat indeks yang terjadi sekarang maka berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang.
“Karena cuaca terus berubah setiap saatnya. Sementara untuk belokan angin cenderung lebih kecil terjadi karena belokan angin hanya mempengaruhi beberapa provinsi di Indonesia misalnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Jadi yang membedakan keduanya adalah skala kejadiannya. Namun hal ini perlu untuk dijadikan referensi oleh masyarakat,” kata Dedy Permana.
Dijelaskannya, mengantisipasi kondisi cuaca ini Dedy Permana mengungkapkan berdasarkan analisa pemodelan cuaca perlu diatensi tinggi gelombang di perairan selatan Bali berkisar 0,5 meter hingga 2,5 meter. Perairan Selat Bali berkisar antara 0,5 meter hingga 2,0 meter. Perairan Selat Lombok berkisar 0,5 meter hingga 2,0 meter. Angin bertiup dari arah selatan ke barat dengan kecepatan 8 – 38 km per jam.
“Karena kini sudah musim penghujan, kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. Terutama bencana alam yang ditimbulkan akibat cuaca ini. Bahaya angin kencang, pohon tumbang, dan kilat/petir,” imbuhnya. *p
Staf Bidang Data BBMKG Wilayah III Denpasar Putu Agus Dedy Permana, mengungkapkan pada saat ini cuaca di wilayah Bali sudah mulai memasuki puncak musim penghujan. Selain itu pada saat ini kondisi atmosfer pada beberapa wilayah Indonesia bagian selatan misalnya Bali dan Nusa Tenggara Barat dan beberapa wilayah lainnya di Jawa sedang mengalami belokan angin. Dari belokan angin ini juga berpotensi meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.
“Melihat kondisi ini diprakirakan merupakan awal dari la nina atau curah hujan yang berlebihan. Untuk kondisi beberapa ke depan dilihat dari fenomena ini dapat disimpulkan, secara umum untuk beberapa hari ke depan di sebagian besar wilayah Bali kemungkinan akan mengalami hujan ringan hingga sedang,” tuturnya dikonfirmasi, Senin (11/12).
La nina dan belokan angin ini terjadi dipengaruhi oleh monsun. Kejadian ini dapat dibagi kriterianya berdasarkan skala atau radius wilayah yang terpengaruh. Dikatakannya la nina memiliki cakupan area atau luasan gangguan yang sangat luas. Bisa mempengaruhi cuaca di hampir sebagian besar wilayah Indonesia dan bahkan bisa sampai ke Amerika.
Meski belum benar-benar dipastikan akan terjadi la nina, tetapi jika dilihat dari nilai indeksnya berpotensi terjadi la nina. Indeks ENSO 3,4 yang normal adalah 0,5. Melihat indeks yang terjadi sekarang maka berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang.
“Karena cuaca terus berubah setiap saatnya. Sementara untuk belokan angin cenderung lebih kecil terjadi karena belokan angin hanya mempengaruhi beberapa provinsi di Indonesia misalnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Jadi yang membedakan keduanya adalah skala kejadiannya. Namun hal ini perlu untuk dijadikan referensi oleh masyarakat,” kata Dedy Permana.
Dijelaskannya, mengantisipasi kondisi cuaca ini Dedy Permana mengungkapkan berdasarkan analisa pemodelan cuaca perlu diatensi tinggi gelombang di perairan selatan Bali berkisar 0,5 meter hingga 2,5 meter. Perairan Selat Bali berkisar antara 0,5 meter hingga 2,0 meter. Perairan Selat Lombok berkisar 0,5 meter hingga 2,0 meter. Angin bertiup dari arah selatan ke barat dengan kecepatan 8 – 38 km per jam.
“Karena kini sudah musim penghujan, kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. Terutama bencana alam yang ditimbulkan akibat cuaca ini. Bahaya angin kencang, pohon tumbang, dan kilat/petir,” imbuhnya. *p
Komentar