Badan Jalan Panek-Manikaji Hanyut
Anggaran perbaikan jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji Rp 17,5 miliar. Rekanan pemenang tender kesulitan AMP.
AMLAPURA, NusaBali
Badan jalan penghubung Banjar Panek menuju Banjar Manikaji, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem sebagian hanyut akibat diguyur hujan. Kerusakan makin parah karena tujuh ruas jalan gagal dihotmix di tahun anggaran 2017. Terdapat kubangan besar pada ruas jalan yang mengancam keselamatan pengguna jalan.
Sedianya, jalan penghubung Banjar Panek menuju Banjar Manikaji mendapatkan perbaikan sepanjang 1.1oo meter meliputi senderan, drainase, dan hotmix. Kenyataannya badan jalan tergerus dan material berserakan. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag menuturkan, pengerjaan akses jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji semestinya telah tuntas sesuai kontrak kerja. Namun kondisinya tambah rusak. Material yang didrop ditumpuk di bahu jalan dan hanyut berserakan akibat hujan deras. “Jadinya muncul lubang-lubang besar karena badan jalan tergerus, menyulitkan para pengendara motor,” jelas Potag, Rabu (13/12).
Potag menyayangkan pengerjaan lambat, masih jauh dari harapan. “Jalan itu hanya bisa dilintasi sepeda motor. Itu pun mesti hati-hati memilih jalur agar tidak nyemplung ke lubang besar,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem I Ketut Sedana Mertha mengakui pengerjaan 7 ruas jalan yang sedianya dihotmix terbengkalai. Anggaran perbaikan jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji senilai Rp 17,5 miliar.
Menurut Sedana Mertha, AMP (aspal mixing plan) bermasalah karena lokasinya di kawasan rawan bencana (KRB III), ada larangan beraktivitas. Sehingga rekanan yang memenangkan tender kesulitan mendapatkan AMP. “Ada 7 ruas jalan untuk hotmix, tidak bisa jalan karena tanpa pasokan hotmix,” kata Sedana Mertha. Ditambahkan, lokasi proyek dengan pabrik hotmix ada di KRB III. Selain ruas jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji, Desa Ban, Kecamatan Kubu, ruas jalan lainnya seperti di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang dan lainnya, semuanya di KRB III.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Bangli, I Komang Suwarta juga mengakui proyek di 7 ruas jalan gagal terlaksana. “Kami tidak bisa melaksanakan pekerjaan itu karena lokasinya di KRB III dan kesulitan material,” katanya. Dampaknya, dana Rp 17,5 miliar nantinya masuk SILPA (sisa lebih penggunaan anggaran) berasal dari APBD 2017. Ia berharap dana itu bisa digunakan untuk tahun 2018. *k16
Sedianya, jalan penghubung Banjar Panek menuju Banjar Manikaji mendapatkan perbaikan sepanjang 1.1oo meter meliputi senderan, drainase, dan hotmix. Kenyataannya badan jalan tergerus dan material berserakan. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag menuturkan, pengerjaan akses jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji semestinya telah tuntas sesuai kontrak kerja. Namun kondisinya tambah rusak. Material yang didrop ditumpuk di bahu jalan dan hanyut berserakan akibat hujan deras. “Jadinya muncul lubang-lubang besar karena badan jalan tergerus, menyulitkan para pengendara motor,” jelas Potag, Rabu (13/12).
Potag menyayangkan pengerjaan lambat, masih jauh dari harapan. “Jalan itu hanya bisa dilintasi sepeda motor. Itu pun mesti hati-hati memilih jalur agar tidak nyemplung ke lubang besar,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem I Ketut Sedana Mertha mengakui pengerjaan 7 ruas jalan yang sedianya dihotmix terbengkalai. Anggaran perbaikan jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji senilai Rp 17,5 miliar.
Menurut Sedana Mertha, AMP (aspal mixing plan) bermasalah karena lokasinya di kawasan rawan bencana (KRB III), ada larangan beraktivitas. Sehingga rekanan yang memenangkan tender kesulitan mendapatkan AMP. “Ada 7 ruas jalan untuk hotmix, tidak bisa jalan karena tanpa pasokan hotmix,” kata Sedana Mertha. Ditambahkan, lokasi proyek dengan pabrik hotmix ada di KRB III. Selain ruas jalan Banjar Panek-Banjar Manikaji, Desa Ban, Kecamatan Kubu, ruas jalan lainnya seperti di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang dan lainnya, semuanya di KRB III.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Bangli, I Komang Suwarta juga mengakui proyek di 7 ruas jalan gagal terlaksana. “Kami tidak bisa melaksanakan pekerjaan itu karena lokasinya di KRB III dan kesulitan material,” katanya. Dampaknya, dana Rp 17,5 miliar nantinya masuk SILPA (sisa lebih penggunaan anggaran) berasal dari APBD 2017. Ia berharap dana itu bisa digunakan untuk tahun 2018. *k16
Komentar