Penumpang Kedatangan Internasional Belum Naik
Sebanyak 35 maskapai internasional berencana menunda penerbangan ke Bali. Padahal kondisi Bandara Ngurah Rai sangat layak dan aman untuk aktivitas penerbangan.
MANGUPURA, NusaBali
Semenjak erupsi Gunung Agung pada September 2017, kedatangan penumpang internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, terus menurun. Bahkan 35 maskapai internasional ancang-ancang melakukan penundaan (cancel) terbang ke Bali.
General Manager (GM) Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi saat dikonfirmasi pada Rabu (13/12), mengungkapkan keprihatinannya. Yanus mengaku membutuhkan kerja sama semua pihak untuk pemulihan atas turunnya jumlah kedatangan penumpang internasional ini. Menurutnya, dalam waktu normal sebelum adanya aktivitas vulkanik Gunung Agung, jumlah kedatangan internasional mencapai 60.000 orang setiap hari. Kini sisa 30 hingga 40 persen.
Dirinya menduga kondisinya akan makin parah jika tak segera melakukan langkah-langkah bersama untuk memulihkannya. Hingga kini dari total 35 penerbangan internasinal sudah banyak yang ancang-ancang melakukan cancel. Namun untuk layanan penerbangan internasional masih tetap terbuka semuanya, karena memang kondisi Bandara Ngurah Rai sangat layak untuk penerbangan.
Informasi yang diperolehnya dari sejumlah wisatawan sementara enggan untuk datang ke Bali karena khawatir dengan situasi Gunung Agung yang tak menentu. Menurutnya penerbangan sebenarnya tak masalah. Armada yang disiapkan setiap hari tetap seperti pada kondisi normal, tetapi penumpangnya yang kurang.
“Kekhawatiran ini yang mesti kita pulihkan dan tunjukkan bahwa Bali itu aman. Dari total 35 penerbangan internasional, hampir semuanya merencanakan untuk cancel. Saya berharap teman-teman media untuk memberitakan apa adanya. Seperti apa kondisi Gunung Agung ya kita beritakan seperti yang terjadi. Saya berharap di samping kita menginformasikan kondisi riil Gunung Agung, selalu menginformasikan bahwa Bali aman untuk dikunjungi,” tandas Yanus.
Upaya pihak bandara untuk meyakinkan wisatawan, menurut Yanus, adalah dengan menunjukkan pelayanan yang terbaik. Para wisatawan diupayakan diberi kenyamanan. Pihak bandara berupaya memberikan pelayanan terbaik dalam kondisi apapun. Pihaknya minta ditegur kalau misalnya pelayanan di bandara dirasa kurang baik. “Kami terbuka untuk menerima semua masukan. Kami akan upayakan semaksimal mungkin (memberikan layanan terbaik, Red),” kata Yanus.
Sementara itu data yang diperoleh dari Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, jumlah penumpang kedatangan pasca-penutupan bandara pada 29 November menunjukkan adanya penurunan. Untuk kedatangan internasional hingga 9 Desember totalnya sebanyak 58.504 orang. jumlah kedatangan internasional tertinggi terjadi pada 5 Desember yakni 9.068 orang. Setelahnya terjadi penurunan dan fluktuatif. Sementara untuk penumpang keberangkatan hingga 9 Desember sebanyak 91.971 orang.
“Untuk layanan penumpang seperti sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas semuanya siap 100 persen. Satelit Himawari dan BMKG tak mendeteksi adanya debu vulkanik. Jadi, hingga kini penerbangan aman,” tutur Arie. *p
General Manager (GM) Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi saat dikonfirmasi pada Rabu (13/12), mengungkapkan keprihatinannya. Yanus mengaku membutuhkan kerja sama semua pihak untuk pemulihan atas turunnya jumlah kedatangan penumpang internasional ini. Menurutnya, dalam waktu normal sebelum adanya aktivitas vulkanik Gunung Agung, jumlah kedatangan internasional mencapai 60.000 orang setiap hari. Kini sisa 30 hingga 40 persen.
Dirinya menduga kondisinya akan makin parah jika tak segera melakukan langkah-langkah bersama untuk memulihkannya. Hingga kini dari total 35 penerbangan internasinal sudah banyak yang ancang-ancang melakukan cancel. Namun untuk layanan penerbangan internasional masih tetap terbuka semuanya, karena memang kondisi Bandara Ngurah Rai sangat layak untuk penerbangan.
Informasi yang diperolehnya dari sejumlah wisatawan sementara enggan untuk datang ke Bali karena khawatir dengan situasi Gunung Agung yang tak menentu. Menurutnya penerbangan sebenarnya tak masalah. Armada yang disiapkan setiap hari tetap seperti pada kondisi normal, tetapi penumpangnya yang kurang.
“Kekhawatiran ini yang mesti kita pulihkan dan tunjukkan bahwa Bali itu aman. Dari total 35 penerbangan internasional, hampir semuanya merencanakan untuk cancel. Saya berharap teman-teman media untuk memberitakan apa adanya. Seperti apa kondisi Gunung Agung ya kita beritakan seperti yang terjadi. Saya berharap di samping kita menginformasikan kondisi riil Gunung Agung, selalu menginformasikan bahwa Bali aman untuk dikunjungi,” tandas Yanus.
Upaya pihak bandara untuk meyakinkan wisatawan, menurut Yanus, adalah dengan menunjukkan pelayanan yang terbaik. Para wisatawan diupayakan diberi kenyamanan. Pihak bandara berupaya memberikan pelayanan terbaik dalam kondisi apapun. Pihaknya minta ditegur kalau misalnya pelayanan di bandara dirasa kurang baik. “Kami terbuka untuk menerima semua masukan. Kami akan upayakan semaksimal mungkin (memberikan layanan terbaik, Red),” kata Yanus.
Sementara itu data yang diperoleh dari Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, jumlah penumpang kedatangan pasca-penutupan bandara pada 29 November menunjukkan adanya penurunan. Untuk kedatangan internasional hingga 9 Desember totalnya sebanyak 58.504 orang. jumlah kedatangan internasional tertinggi terjadi pada 5 Desember yakni 9.068 orang. Setelahnya terjadi penurunan dan fluktuatif. Sementara untuk penumpang keberangkatan hingga 9 Desember sebanyak 91.971 orang.
“Untuk layanan penumpang seperti sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas semuanya siap 100 persen. Satelit Himawari dan BMKG tak mendeteksi adanya debu vulkanik. Jadi, hingga kini penerbangan aman,” tutur Arie. *p
1
Komentar