Jelang Penutupan Lokalisasi, Satpol PP Beri Teguran Ketiga
Upaya Pemerintah Kabupaten Badung menutup dua tempat prostitusi di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan (Kutsel), masuk tahap akhir.
MANGUPURA, NusaBali
Pada Rabu (13/12) Satpol PP melayangkan teguran ketiga sebelum dieksekusi pada 19 Desember 2017. Komandan Regu (Danru) Pol PP Kutsel, Wayan Suharyana mengaku pihaknya mendampingi penyidik Satpol PP saat menyerahkan surat teguran yang langsung diterima pemilik wisma di dua lokalisasi yaitu Aseman dan Gunung Lawu.
“Sesuai rencana penutupan tetap akan dilaksanakan pada 19 Desember mendatang. Hingga kini tidak ada tanggapan atau keluhan dari pemilik wisma maupun pemilik lahan. Di lokasi, penghuni wisma hampir 60 persen sudah tidak aktif,” ucapnya, Rabu kemarin.
Rencana penutupan ini dibenarkan oleh Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Surya Negara. Dirinya mengaku upaya penutupan ini telah berjalan sesuai proses dan semua lancar. Bahkan beberapa pemilik wisma sudah membongkar sendiri bangunan mereka.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk aparat di tingkat bawah terkait rencana penutupan yang diagendakan dilakukan oleh Bupati Badung pada 19 Desember mendatang,” tutur Surya Negara.
Pihaknya juga sudah melakukan ploting anggota biar tidak menumpuk di lokasi. Selain aparat terkait, penutupan ini juga melibatkan perwakilan masing-masing banjar sekitar 5 orang sampai 10 orang. Dia berharap dukungan semua pihak sehingga penutupan yang direncanakan bisa berjalan lancar.
"Syukur sejauh ini semua mendukung dan menyadari kalau ini sudah menjadi program Pak Bupati. Bahkan beberapa yang habis kontraknya sudah langsung membongkar sendiri bangunan mereka,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan Camat Kuta Selatan Made Widiana yang sempat turun ke lokasi sehari sebelumnya, Selasa (12/12). Menurutnya penutupan itu diterima oleh pemilik tanah dan wisma yang mengontrak.
“Di lapangan saya melihat situasi kondusif. Pantauan terakhir kami hampir sudah tidak ada aktivitas di sana baik di Gunung Lawu maupun Aseman,” ungkap Widiana.
Sebelumnya diberitakan, untuk memastikan operasional prostitusi tersebut tutup untuk selamanya, pihak Satpol PP akan terus melakukan kontrol pasca-penyegelan. Selain melakukan kontrol juga melakukan pengawasan ke tempat lain yang kemungkinan akan menjadi lokalisasi baru.
“Sekarang kami menyasar yang besar-besar dulu. Ke depan menyasar ke yang kecil, termasuk spa esek-esek dan lain sebagainya. Intinya kami akan intensifkan sidak dan tipiring. Jika dulu tipiring hanya dilakukan sekali, tapi kali ini kita bisa lakukan sidak tipiring berlanjut hingga lima kali. Sebab kami sudah didukung dengan dana kegiatan operasional dan tipiring. Kami berharap peran serta kepala lingkungan dan masyarakat di masing-masing tempat,” kata Surya Negara. *p
“Sesuai rencana penutupan tetap akan dilaksanakan pada 19 Desember mendatang. Hingga kini tidak ada tanggapan atau keluhan dari pemilik wisma maupun pemilik lahan. Di lokasi, penghuni wisma hampir 60 persen sudah tidak aktif,” ucapnya, Rabu kemarin.
Rencana penutupan ini dibenarkan oleh Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Surya Negara. Dirinya mengaku upaya penutupan ini telah berjalan sesuai proses dan semua lancar. Bahkan beberapa pemilik wisma sudah membongkar sendiri bangunan mereka.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk aparat di tingkat bawah terkait rencana penutupan yang diagendakan dilakukan oleh Bupati Badung pada 19 Desember mendatang,” tutur Surya Negara.
Pihaknya juga sudah melakukan ploting anggota biar tidak menumpuk di lokasi. Selain aparat terkait, penutupan ini juga melibatkan perwakilan masing-masing banjar sekitar 5 orang sampai 10 orang. Dia berharap dukungan semua pihak sehingga penutupan yang direncanakan bisa berjalan lancar.
"Syukur sejauh ini semua mendukung dan menyadari kalau ini sudah menjadi program Pak Bupati. Bahkan beberapa yang habis kontraknya sudah langsung membongkar sendiri bangunan mereka,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan Camat Kuta Selatan Made Widiana yang sempat turun ke lokasi sehari sebelumnya, Selasa (12/12). Menurutnya penutupan itu diterima oleh pemilik tanah dan wisma yang mengontrak.
“Di lapangan saya melihat situasi kondusif. Pantauan terakhir kami hampir sudah tidak ada aktivitas di sana baik di Gunung Lawu maupun Aseman,” ungkap Widiana.
Sebelumnya diberitakan, untuk memastikan operasional prostitusi tersebut tutup untuk selamanya, pihak Satpol PP akan terus melakukan kontrol pasca-penyegelan. Selain melakukan kontrol juga melakukan pengawasan ke tempat lain yang kemungkinan akan menjadi lokalisasi baru.
“Sekarang kami menyasar yang besar-besar dulu. Ke depan menyasar ke yang kecil, termasuk spa esek-esek dan lain sebagainya. Intinya kami akan intensifkan sidak dan tipiring. Jika dulu tipiring hanya dilakukan sekali, tapi kali ini kita bisa lakukan sidak tipiring berlanjut hingga lima kali. Sebab kami sudah didukung dengan dana kegiatan operasional dan tipiring. Kami berharap peran serta kepala lingkungan dan masyarakat di masing-masing tempat,” kata Surya Negara. *p
1
Komentar