Mako Brimob Jadi Target Teroris
Salah satu yang direkrut masih remaja, untuk dijadikan ‘pengantin’
PALEMBANG, NusaBali
Sembilan dari 13 terduga teroris ditangkap di Sumatera Selatan telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka merencanakan serangan di kantor polisi dan Mako Brimob Mabes Polri di Jakarta. Berdasarkan keterangan Solihin, salah satu tersangka terduga teroris yang ditangkap, mereka merupakan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah alias JAD.
"JAD diketahui telah berbaiat kepada kelompok teroris internasional ISIS. Mereka menargetkan Markas Korps Brimob di Jakarta, Kelapa Dua, Depok. Setelah Polres OKU," kata Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara kepada wartawan di Mapolda Sumsel, Kamis (14/12/2014) seperti dilansir detik.
Adapun keterlibatan mereka, yakni menyembunyikan pelaku teror yang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri, serta berperan mensuplai senjata. Bahkan, salah satu yang direkrut merupakan remaja berusia 15 tahun dan akan melakukan penyerangan seperti yang ada di Polres Damasraya.
"Ada remaja juga yang direkrut untuk jadi pengantin. Nah, untuk yang remaja ini kita sudah berkoordinasi dengan Komnas Perlindungan Anak karena akan melakukan serangan seperti yang terjadi di Polres Damasraya," sambung Kapolda.
Serangan sendiri akan dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan korban lebih banyak. Lokasi latihan berada di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenin dan telah melangsungkan latihan sejak 2 bulan terakhir, termasuk berencana membeli lahan untuk latihan bersama.
Adapun barang bukti yang diamankan dari 13 terduga teroris yakni anak panah dan kitab-kitab ajaran radikal. Menurut Zulkarnain karena daerah Sumsel zero konflik sehingga dimanfaatkan para terduga teroris untuk bersembunyi serta mengatur strategi teror.
"Hampir semua yang ditetapkan sebagai tersangka adalah pendatang atau pelarian yang telah menjadi target DPO. Saya kira demikian (daerah zero konflik dijadikan tempat latihan dan persembunyian), ini menjadi tempat yang aman untuk mengembangkan tempat-tempat pelatihan sebelum melakukan aksi teror," ujar Zulkarnain.
Di tempat yang sama, Gubernur Sumsel, Alex Noerdin memuji kinerja Densus 88. "Itu hebatnya Densus, melakukan pencegahan dini dan belum apa-apa tapi sudah ada tendensi kesana (jaringan teroris) langsung diamankan. Jadi tidak boleh kecolongan dulu baru bergerak," ujar Alex.
Seluruh masyarakat Sumsel sangat menginginkan kedamaian. Begitu pula dengan pihak keamanan yang selalu siap siaga mengamankan Sumsel, termasuk kesiap siagaan menjelang multi-event Asian Games mendatang.
Dengan demikian, mantan bupati Musi Banyuasin ini optimistis kelompok-kelompok radikal tidak akan tumbuh kembang di Sumsel. Pasalnya, setiap gerakan mencurigakan dan tindakan-tindakan yang mengarah pada kelompok radikal langsung dapat diatasi oleh pihak kepolisian.
"Kita ini rambut sama hitam, pikiran masing-masing, tapi sebagian besar masyarakat di Sumatera Selatan saya yakin menginginkan kedamaian. Zero konflik itu, masyarakat menginginkan kedamaian dan aparat itu siaga jadi daerah kita aman," sambung Alex. *
"JAD diketahui telah berbaiat kepada kelompok teroris internasional ISIS. Mereka menargetkan Markas Korps Brimob di Jakarta, Kelapa Dua, Depok. Setelah Polres OKU," kata Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara kepada wartawan di Mapolda Sumsel, Kamis (14/12/2014) seperti dilansir detik.
Adapun keterlibatan mereka, yakni menyembunyikan pelaku teror yang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri, serta berperan mensuplai senjata. Bahkan, salah satu yang direkrut merupakan remaja berusia 15 tahun dan akan melakukan penyerangan seperti yang ada di Polres Damasraya.
"Ada remaja juga yang direkrut untuk jadi pengantin. Nah, untuk yang remaja ini kita sudah berkoordinasi dengan Komnas Perlindungan Anak karena akan melakukan serangan seperti yang terjadi di Polres Damasraya," sambung Kapolda.
Serangan sendiri akan dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan korban lebih banyak. Lokasi latihan berada di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenin dan telah melangsungkan latihan sejak 2 bulan terakhir, termasuk berencana membeli lahan untuk latihan bersama.
Adapun barang bukti yang diamankan dari 13 terduga teroris yakni anak panah dan kitab-kitab ajaran radikal. Menurut Zulkarnain karena daerah Sumsel zero konflik sehingga dimanfaatkan para terduga teroris untuk bersembunyi serta mengatur strategi teror.
"Hampir semua yang ditetapkan sebagai tersangka adalah pendatang atau pelarian yang telah menjadi target DPO. Saya kira demikian (daerah zero konflik dijadikan tempat latihan dan persembunyian), ini menjadi tempat yang aman untuk mengembangkan tempat-tempat pelatihan sebelum melakukan aksi teror," ujar Zulkarnain.
Di tempat yang sama, Gubernur Sumsel, Alex Noerdin memuji kinerja Densus 88. "Itu hebatnya Densus, melakukan pencegahan dini dan belum apa-apa tapi sudah ada tendensi kesana (jaringan teroris) langsung diamankan. Jadi tidak boleh kecolongan dulu baru bergerak," ujar Alex.
Seluruh masyarakat Sumsel sangat menginginkan kedamaian. Begitu pula dengan pihak keamanan yang selalu siap siaga mengamankan Sumsel, termasuk kesiap siagaan menjelang multi-event Asian Games mendatang.
Dengan demikian, mantan bupati Musi Banyuasin ini optimistis kelompok-kelompok radikal tidak akan tumbuh kembang di Sumsel. Pasalnya, setiap gerakan mencurigakan dan tindakan-tindakan yang mengarah pada kelompok radikal langsung dapat diatasi oleh pihak kepolisian.
"Kita ini rambut sama hitam, pikiran masing-masing, tapi sebagian besar masyarakat di Sumatera Selatan saya yakin menginginkan kedamaian. Zero konflik itu, masyarakat menginginkan kedamaian dan aparat itu siaga jadi daerah kita aman," sambung Alex. *
Komentar