Setahun, 6 Kali Perbaiki Jalan di Sebual
Kerusakan Jalan Nasional ini, tidak dapat dihindari, mengingat terus menerus dijejal kendaraan bermuatan berat.
NEGARA, NusaBali
Adanya titik kerusakan Jalan Nasional di jalur utama Denpasar-Gilimanuk wilayah Kabupaten Jembrana, sebelah timur Jembatan Sebual, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, Jembrana, sempat dikeluhkan warga. Warga memasangi tanda di jalan ini menggunakan drum, beberapa waktu lalu. Akhirnya jalan ini diperbaiki pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) VIII, Rabu (13/12) sore.
Perbaikan teranyar terhadap jalan berlubang akibat dijejal kendaraan bermuatan berat itu, diakui sudah yang keenam kali selama tahun 2017 ini. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 03 Jembrana-Tabanan pada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) VIII, Yoni Satya mengatakan, dalam tahun 2017 ini, diprogramkan pemeliharan terhadap kerusakan di sepanjang 100 kilometer Jalan Nasional wilayah Jembrana-Tabanan. Dalam menjalan program tersebut, pihaknya memastikan terus berusaha tiada henti melakukan perbaikan terhadap kerusakan jalan. “Kalau masalah kerusakan jalan, kami akui banyak rusak. Tetapi kami sudah pastikan berusaha maksimal memperbaikinya. Termasuk sekarang di lubang ini, sudah yang keenam kali selama setahun ini,” katanya.
Menurutnya, kerusakan Jalan Nasional di wilayah Kabupaten Jembrana-Tabanan yang berulang kali terjadi, dan sudah terus berulang kali ditangani itu, dipastikan bukan karea masalah kualitas perbaikan. Namun, kerusakan Jalan Nasional ini, tidak dapat dihindari, mengingat terus menerus dijejal kendaraan bermuatan berat. Terutama yang paling sering rusak, adalah pada bagian sisi utara, atau jalur kendaraan dari arah Gilimanuk menuju Denpasar. “Di Bali ini, jalannya masuk kelas II, dan secara hanya mampu menahan beban maksimal tekan roda belakang maksimal 13 ton. Tetapi kenyataan, yang lewat kan lebih,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mematikan terus beruapya maksimal untuk melakukan perbaikan jalan, setiap diketahui terjadi titik kerusakan. Hanya saja, untuk penanganannya, harus bertahap. Apalagi belakangan ini, pihaknya melalui rekanan dalam masalah pemilihan jalan ini, kerap terkendala musim hujan. Begitu juga terjadi kesulitan masalah material pasir, akibat dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung. “Tetapi kami selalu berusaha agar tetap tertangani, karena menyangkut pelayanan publik. Dan tetap kami berusaha kebut untuk pemeliharan jalan,” jelasnya. *ode
Perbaikan teranyar terhadap jalan berlubang akibat dijejal kendaraan bermuatan berat itu, diakui sudah yang keenam kali selama tahun 2017 ini. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 03 Jembrana-Tabanan pada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) VIII, Yoni Satya mengatakan, dalam tahun 2017 ini, diprogramkan pemeliharan terhadap kerusakan di sepanjang 100 kilometer Jalan Nasional wilayah Jembrana-Tabanan. Dalam menjalan program tersebut, pihaknya memastikan terus berusaha tiada henti melakukan perbaikan terhadap kerusakan jalan. “Kalau masalah kerusakan jalan, kami akui banyak rusak. Tetapi kami sudah pastikan berusaha maksimal memperbaikinya. Termasuk sekarang di lubang ini, sudah yang keenam kali selama setahun ini,” katanya.
Menurutnya, kerusakan Jalan Nasional di wilayah Kabupaten Jembrana-Tabanan yang berulang kali terjadi, dan sudah terus berulang kali ditangani itu, dipastikan bukan karea masalah kualitas perbaikan. Namun, kerusakan Jalan Nasional ini, tidak dapat dihindari, mengingat terus menerus dijejal kendaraan bermuatan berat. Terutama yang paling sering rusak, adalah pada bagian sisi utara, atau jalur kendaraan dari arah Gilimanuk menuju Denpasar. “Di Bali ini, jalannya masuk kelas II, dan secara hanya mampu menahan beban maksimal tekan roda belakang maksimal 13 ton. Tetapi kenyataan, yang lewat kan lebih,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mematikan terus beruapya maksimal untuk melakukan perbaikan jalan, setiap diketahui terjadi titik kerusakan. Hanya saja, untuk penanganannya, harus bertahap. Apalagi belakangan ini, pihaknya melalui rekanan dalam masalah pemilihan jalan ini, kerap terkendala musim hujan. Begitu juga terjadi kesulitan masalah material pasir, akibat dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung. “Tetapi kami selalu berusaha agar tetap tertangani, karena menyangkut pelayanan publik. Dan tetap kami berusaha kebut untuk pemeliharan jalan,” jelasnya. *ode
1
Komentar