Ratusan Ha Sawah Tunda Tanam
Sejak banjir lumpur di Tukad Unda beberapa waktu lalu, sawah yang sudah dibajak dan siap ditanami padi kini malah tidak bisa dimanfaatkan.
Air Irigasi Tercampur Lahar Gunung Agung
SEMARAPURA, NusaBali
Ratusan hektare padi di Klungkung yang mengandalkan air dari muara Tukad Unda, terancam penundaan masa bercocok tanam padi. Karena saat ini aliran Tukad Unda airnya bercampur lumpur yang diprediksi mengandung zat belerang akibat erupsi Gunung Agung.
Air tersebut tidak baik untuk pertanian. Sesuai data yang dihimpun di Dinas Pertanian (Distan) Klungkung, sawah yang dialiri Tukad Unda mencapai sekitar 300 hektare. Dengan rincian di Kecamatan Dawan di Subak Sampalan Delod Margi 47 hektare dan Gunaksa 110 hektare, di Kecamatan Klungkung, yakni Subak Toya Ehe seluas 51 hektare, Subak Selat 64 hektare dan Toya Cau 28 hektare.
Kadistan Klungkung Ida Bagus Juanida tidak menampik kondisi tersebut. Dari hasil pendataan sawah yang berpotensi tunda menanam padi bulan ini mencapai ratusan hektare. Karena subak tersebut selama ini mengandalkan air dari Tukad Unda, namun karena situasi terjadi penutupan saluran irigasi akibat banjir lumpur. “Kalau penurunan pasokan beras tentunya ada, namun untuk subak lainnya masih bisa bercocok tanam,” ujarnya, Minggu (17/12).
Menurut petani di Subak Toya Cau, Desa Gelgel, Klungkung, Wayan Gria, sejak banjir lumpur di Tukad Unda beberapa waktu lalu, sawah yang sudah dibajak dan siap ditanami padi kini malah tidak bisa dimanfaatkan. “Saya sudah siapkan bibit tapi karena tidak bisa ditanam otomatis rugi,” ujarnya. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak atas kondisi ini. Namun dia mulai menanam bibit cabai dan mentimun yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. *wan
1
Komentar