SMAN/SMKN Bakal Terakses Kelas Maya
Melalui kelas maya, akses internet akan menghubungkan setiap sekolah jauh lebih cepat.
DENPASAR, NusaBali
Menyongsong bonus demografi dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia, sudah ada tiga agenda nasional dari pemerintah di bidang pendidikan. Ketiganya, yakni penanaman pendidikan karakter, keberpihakan pada pendidikan vokasi, dan pemerataan kualitas berupa penyelenggaraan pendidikan berbasis IT.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, Selasa (26/12), menyebut keberpihakan pada pendidikan vokasi dikarenakan Indonesia akan mengalami bonus demografi, yang mana jumlah usia produktif lebih banyak (70 persen) yakni usia 14-64 tahun, dibanding usia yang tidak produktif (30 persen) di bawah 14 tahun dan di atas 64 tahun.
“Bisa dibayangkan, bonus demografi kalau tidak bisa kita isi dengan hal yang positif. Dalam arti penduduk usia produktif yang tidak memiliki keterampilan dia akan ‘megandong’ istilah Balinya. Karena kita harus menghidupi orang-orang yang diam, padahal sebetulnya dia produktif. Dia bisa menghasilkan sesuatu tapi dia pasif,” ungkapnya.
“Targetnya keberpihakan pada pendidikan vokasi, anak-anak yang dari segi ekonomi belum mendukung, dia akan masuk sekolah menengah kejuruan dengan harapan dia memiliki kompetensi, paling tidak dia mampu untuk diri sendiri,” ujar TIA.
Sementara untuk pemerataan kualitas pendidikan, Provinsi Bali pada tahun 2018 akan menyelenggarakan pendidikan berbasis IT. Melalui kelas maya, akses internet akan menghubungkan setiap sekolah jauh lebih cepat. Sehingga guru di daerah pedesaan seperti Kubu, Karangasem contohnya, dengan guru di SMAN 4 Denpasar bisa saling belajar lewat kelas maya tersebut. Begitu juga siswa.
"Namun, untuk sementara ini masih diselenggarakan untuk 129 SMA/SMK Negeri di Bali. Yang lain, nanti kerjasama. Pemerataan pembelajaran dengan kelas maya akan jauh lebih cepat, karena guru terbaik yang ada di SMA Negeri 4 Denpasar dengan guru terbaik di Kubu pun bisa belajar," imbuhnya.
Dengan difasilitasi oleh Disdik Provinsi Bali dan Kominfo, kelas maya diberi nama Kelas Maya Jejak Bali yang dapat diakses oleh para guru dan siswa di https://belajar.kemdikbud.go.id/JejakBali. Dengan Kelas Maya, guru dan siswa tidak lagi dibatasi ruang untuk saling berinteraksi. Portal yang dibangun oleh Kemendikbud ini, menyediakan konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik.
Bali, kata TIA, dipercaya menjadi salah satu model oleh Kemendikbud untuk pengembangan kelas maya ini. Beberapa kali sudah didatangi oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom). "Fasilitas kita perbaiki, juga akses internet. Bali kebetulan gampang internetnya masuk. Januari 2018 kita sudah berupaya. Karena kita sudah terus secara marathon. Kemendikbud melalui Pustekkom sudah terus datang kesini," katanya.
"Tentu tidak semua akses langsung. Ini kan guru-guru secara bertahap mereka harus ngeh. Pusat sudah memberikan ruang. Tidak semua provinsi dapat kesempatan, diberikan pelatihan, diklat. Ini kan sesuatu yang jadi tantangan bagi kita. Pelatihan dan pendampingan dilakukan dari Kemendikbud dan Pustekkom," tandasnya. * ind
Menyongsong bonus demografi dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia, sudah ada tiga agenda nasional dari pemerintah di bidang pendidikan. Ketiganya, yakni penanaman pendidikan karakter, keberpihakan pada pendidikan vokasi, dan pemerataan kualitas berupa penyelenggaraan pendidikan berbasis IT.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, Selasa (26/12), menyebut keberpihakan pada pendidikan vokasi dikarenakan Indonesia akan mengalami bonus demografi, yang mana jumlah usia produktif lebih banyak (70 persen) yakni usia 14-64 tahun, dibanding usia yang tidak produktif (30 persen) di bawah 14 tahun dan di atas 64 tahun.
“Bisa dibayangkan, bonus demografi kalau tidak bisa kita isi dengan hal yang positif. Dalam arti penduduk usia produktif yang tidak memiliki keterampilan dia akan ‘megandong’ istilah Balinya. Karena kita harus menghidupi orang-orang yang diam, padahal sebetulnya dia produktif. Dia bisa menghasilkan sesuatu tapi dia pasif,” ungkapnya.
“Targetnya keberpihakan pada pendidikan vokasi, anak-anak yang dari segi ekonomi belum mendukung, dia akan masuk sekolah menengah kejuruan dengan harapan dia memiliki kompetensi, paling tidak dia mampu untuk diri sendiri,” ujar TIA.
Sementara untuk pemerataan kualitas pendidikan, Provinsi Bali pada tahun 2018 akan menyelenggarakan pendidikan berbasis IT. Melalui kelas maya, akses internet akan menghubungkan setiap sekolah jauh lebih cepat. Sehingga guru di daerah pedesaan seperti Kubu, Karangasem contohnya, dengan guru di SMAN 4 Denpasar bisa saling belajar lewat kelas maya tersebut. Begitu juga siswa.
"Namun, untuk sementara ini masih diselenggarakan untuk 129 SMA/SMK Negeri di Bali. Yang lain, nanti kerjasama. Pemerataan pembelajaran dengan kelas maya akan jauh lebih cepat, karena guru terbaik yang ada di SMA Negeri 4 Denpasar dengan guru terbaik di Kubu pun bisa belajar," imbuhnya.
Dengan difasilitasi oleh Disdik Provinsi Bali dan Kominfo, kelas maya diberi nama Kelas Maya Jejak Bali yang dapat diakses oleh para guru dan siswa di https://belajar.kemdikbud.go.id/JejakBali. Dengan Kelas Maya, guru dan siswa tidak lagi dibatasi ruang untuk saling berinteraksi. Portal yang dibangun oleh Kemendikbud ini, menyediakan konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik.
Bali, kata TIA, dipercaya menjadi salah satu model oleh Kemendikbud untuk pengembangan kelas maya ini. Beberapa kali sudah didatangi oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom). "Fasilitas kita perbaiki, juga akses internet. Bali kebetulan gampang internetnya masuk. Januari 2018 kita sudah berupaya. Karena kita sudah terus secara marathon. Kemendikbud melalui Pustekkom sudah terus datang kesini," katanya.
"Tentu tidak semua akses langsung. Ini kan guru-guru secara bertahap mereka harus ngeh. Pusat sudah memberikan ruang. Tidak semua provinsi dapat kesempatan, diberikan pelatihan, diklat. Ini kan sesuatu yang jadi tantangan bagi kita. Pelatihan dan pendampingan dilakukan dari Kemendikbud dan Pustekkom," tandasnya. * ind
Komentar