Warga Dua Banjar Bentrok Saat Malam Pergantian Tahun
Warga dua banjar bertetangga, namun beda desa dan kecamatan di Kabupaten Gianyar terlibat bentrok saat perayaan pergantian tahun, Minggu (31/12) malam sekitar.
Dipicu Pemukulan Seorang Pemuda
GIANYAR, NusaBali
Kelompok massa dari Banjar Pacung, Desa Pejeng Kelod (Kecamatan Tampaksiring) dan Banjar Taman, Desa Bedulu (Kecamatan Blahbatuh) terlibat ketegangan, gara-gara aksi pemukulan salah satu pemuda.
Informasi di lapangan, ketegangan yang memicu bentrok massa malam itu berawal dari 'diskotek dadakan' alias posko tahun baru di wilayah Banjar Taman, Desa Bedulu. Diduga terjadi kesalahpahaman dalam kondisi di bawah pengaruh minuman keras sambil ajojing di badan jalan, terjadi pemukulan terhadap seorang pemuda asal Banjar Pacung, Desa Pejeng Kelod, Kadek Putra Kirana, Minggu malam sekitar pukul 22.50 Wita.
“Awalnya, pemuda dari Banjar Pacung ini (Kadek Putra Kirana, Red) naik motor dari arah Tengkulak mau balik ke rumahnya di Desa Pejeng Kelod. Dia melintas di Posko Banjar Taman,” ujar Kanit 1 Reskrim Polres Gianyar, Iptu Reza Pranatha, Senin (1/1).
“Ketika melewati posko mirip Poskamling di Banjar Taman, Desa Bedulu, pemuda asal Banjar Pacung ini merasa dipanggil sama orang yang sedang pesta. Begitu balik karena dipanggil, dia langsung dipukuli,” lanjut Iptu Reza.
Akhirnya, korban Kadek Putra Kirana berhasil kabur ke rumahnya di Banjar Pacung, Desa Pejeng Kelod yang berada di sebelah utara Banjar Taman, Desa Bedulu. Nah, saat pulang ke rumahnya inilah, korban Putra Kirana melaporkan aksi pemukulan tersebut kepada keluarganya.
Tidak terima Putra Kirana dipukuli, sejumlah keluarga korban langsung melunjur ke Posko di Banjar Taman untuk mempertanyakan apa maksud penyerangan tersebut. Namun, tanpa diduga, krama Banjar Taman, Desa Bedulu malah membunyikan kulkul bulus (kentongan adat bertalu-talu pertanda situasi darurat).
Akibatnya, kelompok massa dari Banjar Taman vs Banjar Pacung terlibat bentrok fisik, Minggu malam sekitar pukul 23.20 Wita. Beberapa pemuda dari dua banjar bertetangga namun beda desa dan kecamatan ini terlibat perkelahian. Saat ketgangan malam itu, seorang warga Banjar Taman, Wayan Sumarjaya, terluka di bagian kepala akibat terkena benda tajam.
Beruntung, bentrokan tidak meluas, karena dua kelompok massa dari dua banjar bertetangga berhasil dihalau oleh petugas gabungan kepolisian dan TNI, denngan dibantu masyarakat setempat. “Sejak kami dengar ada kasus pemukulan, petugas langsung diterjunkan untuk menghalau masa. Syukurlah, tidak sampai terjadi bentrokan lebih besar yang membuat banyak jatuh korban,” papar Iptu Reza.
Menurut Iptu Reza, setelah menghalau massa dari dua kubu yang berseteru, petugas kepolisian diback-up TNI mengamankan beberapa benda tajam, mulai dari tongkat runcing hingga dua senjata tajam jenis blakas. Selain itu, juga diamankan anak panah lengkap dengan busurnya.
Dalam bentrokan di malam tahun baru tersebut, dua pemuda mengalami luka-luka. Mereka masing-masing Kadek Putra Kirana (pemuda dari Banjar Pacung, Desa Pejeng Kelod yang dipukuli di posko) dan Wayan Sumarjaya (warga Banjar Taman, Desa bedulu yang terkena benda tajam).
Jajaran kepolisian mengamankan 10 orang ke Mapolres Gianyar untuk dimintai keterangannya sebagai saksi. Sebagian dsari mereka asal Banjar Taman, sementara yang lainnya asal Banjar Pacung. Hingga Senin kemarin, mereka masih diperiksa penyidik Polres Gianyar. "Kami masih mintai keterangan para saksi. Belum ada yang kami tahan dan ditetapkan sebagai tersangka," jelas Iptu Reza.
Iptu Reza menyebutkan, untuk kasus bentrok masa dua banjar bertetangga, hingga kini belum bisa disimpulkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Menurut Iptu Reza, fokus kasus diarahkan ke aksi penganiayaan Kade Putra Kirana, yang menjadi pemicu bentrok.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Gianyar, Kompol IB Dedy Januarta, mengatakan kasus ini tidak ada sangkut pautnya dengan adat, meskipun sempat berbunyi kulkul bulus. “Ini murni kriminalitas, karena ada oknum yang terliba perkelahian,” ujar Kompol Dedy Januarta.
Terkait kasus yang terjadi, Kompol Dedy Januarta menyerahkan sepenuhnya ke pihak Reskrim Polres Gianyar untuk menangani. “Ini sudah ditangani Satuan Reskrim,” jelasnya.
Kompol Dedy Januarta menegaskan, pihaknya juga telah menyiagakan sejumlah petugas berjaga di perbatasan dua banjar bertetangga tersebut, untuk pengamanan dan mengantisipasi terjadinya bentrok susulan. “Kami siagakan petugas di lokasi. Untuk sementara, situasinya aman terkendali,” tandasnya.
Selain petugas kepolisain berjaga-jaga, kata Kompol Dedy Januarta, kedua banjar bertetangga juga diminta turunkan tensi, untuk menghindari bentrok susulan. Bahkan, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Gianyar sudah langsung melakukan pertemuan mediasi di Bale Banjar Pacung, Desa Pejeng Kelod, Senin dinihari pukul 00.30 Wita. Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata hadir dalam media-si tersebut bersama Dandim 1616/Gianyar Letkol Kav Asep Noer Rohmat dan Kapolres Gianyar, AKBP Djoni Widodo.
Tokoh-tokoh dari kedua desa bertetangga yang warganya terlibat bentrok juga dihadirkan dalam mediasi dinihari kemarin. Termasuk di antaranya Perbekel Pejeng Kelod dan Bendesa Pakraman Pejeng Kelod, serta Perbekel Bedulu dan Bendesa Pakraman Bedulu.
Bupati Agung Bharata meminta permasalahan bisa diselesaikan terlebih dahulu di masing-masing banjar secara kekeluargaan. “Apabila ada yang kurang puas atau keberatan, dipersilakan melapor ke polisi yang nanti akan memprosesnya,” pinta Bupati Agung Bharata.
Kapolres Gianyar, AKBP Djoni pun sepakat dengan jalan itu. Masing-masing pihak diminta mengadakan pertemuan di banjarnya terlebih dulu. Jika ada pihak yang mau mengadu atau melapor, dipersilakan ke kantor polisi.
Di sisi lain, kakak kandung Kadek Putra Kirana, yakni Darmayasa, menyatakan jika pemukulan malam itu tidak diduga sama sekali. “Waktu lewat, adik saya (Putra Kirana) merasa dipanggil sama orang di posko yang joget sampai ke tengah badan jalan. Tapi, waktu adik saya mendekat, dia malah dipukuli,” ujar Darmayasa kepada NusaBali, Senin kemarin. Darmayasa menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian. *nvi
1
Komentar