Tiga Orang Jadi Korban Kembang Api
Tiga orang korban kembang api tersebut tidak harus menjalani rawat inap di BRSUD Tabanan. Jumlah korban kembang api tahun ini turun dibanding tahun 2017.
TABANAN, NusaBali
Tiga orang harus dilarikan ke UGD BRSUD Tabanan karena menjadi korban kembang api saat pergantian Tahun Baru 2018. Namun tiga orang ini tidak sampai menjalani rawat inap. Jumlah korban kembang api saat pergantian tahun 2018 menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai lima orang, bahkan ada yang jari tangannya harus diamputasi.
Adapun tiga orang warga yang terkena ledakan kembang api itu adalah, Hendra Kurniawan, 33, asal dari Banjar Jagasatru, Desa/Kecamatan Kediri. Hendra terkena kembang api di bagian tangan kanan karena saat meledak, kembang api masih dipegang. Namun luka yang diderita tidak serius, hanya tangan kanan bagian dalam melepuh akibat terkena benda panas atau disebut combustio.
Kemudian Komang Adi Wiguna, 14, asal Banjar Sembung Meranggi, Desa Sembung, Kecamatan Kerambitan. Wiguna terkena percikan kembang api di sekitar mata atau disebut dengan hifema sinistrada. Lukanya pun tidak serius, melainkan pada kulit areal mata dirasakan panas.
Dan terakhir Kadek Mahardika, 7, asal Banjar Kesiut Kelod, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan. Mahardika terkena kembang api di bagian mata kiri yang mengakibatkan kulitnya sedikit melepuh atau disebut combustio.
Direktur BRSUD Tabanan dr Nyoman Susila, mengungkapkan ketiga pasein tersebut tidak sampai rawat inap. Luka mereka tidak ada yang serius sehingga dilakukan rawat jalan. “Semua dibawa (ke RS) pada Minggu malam,” ujarnya, Senin (1/1).
Selain korban kembang api, ada juga berbagai keluhan pasien yang datang ke UGD pada saat malam pergantian tahun 2018. Baik itu sakit perut, sakit kepala, dan ada pula pasien meninggal karena anemia gravis yang sebelumnya pasien sudah menjalani rawat inap.
“Tetapi situasi pelayanan aman terkendali, karena sudah ditugaskan dokter dan perawat yang stand by pada saat hari libur. Total 183 pasein yang jalani rawat inap pada penghujung tahun 2017,” tuturnya.
Berdasarkan data, jumlah korban kembang api pada pergantian tahun 2018 menurun dibandingkan perayaan tahun 2017 yang mencapai 5 orang. Bahkan saat itu ada satu pasein atas nama I Komang Ardana yang tinggal di Banjar Puseh, Desa Dauh Puri, Kecamatan Kediri, harus tergolek di ruangan Bougenville No 4 BRSUD Tabanan karena kelingking tangan kanannya hancur akibat terkena mercon pada Sabtu (31/12) malam. *d
Adapun tiga orang warga yang terkena ledakan kembang api itu adalah, Hendra Kurniawan, 33, asal dari Banjar Jagasatru, Desa/Kecamatan Kediri. Hendra terkena kembang api di bagian tangan kanan karena saat meledak, kembang api masih dipegang. Namun luka yang diderita tidak serius, hanya tangan kanan bagian dalam melepuh akibat terkena benda panas atau disebut combustio.
Kemudian Komang Adi Wiguna, 14, asal Banjar Sembung Meranggi, Desa Sembung, Kecamatan Kerambitan. Wiguna terkena percikan kembang api di sekitar mata atau disebut dengan hifema sinistrada. Lukanya pun tidak serius, melainkan pada kulit areal mata dirasakan panas.
Dan terakhir Kadek Mahardika, 7, asal Banjar Kesiut Kelod, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan. Mahardika terkena kembang api di bagian mata kiri yang mengakibatkan kulitnya sedikit melepuh atau disebut combustio.
Direktur BRSUD Tabanan dr Nyoman Susila, mengungkapkan ketiga pasein tersebut tidak sampai rawat inap. Luka mereka tidak ada yang serius sehingga dilakukan rawat jalan. “Semua dibawa (ke RS) pada Minggu malam,” ujarnya, Senin (1/1).
Selain korban kembang api, ada juga berbagai keluhan pasien yang datang ke UGD pada saat malam pergantian tahun 2018. Baik itu sakit perut, sakit kepala, dan ada pula pasien meninggal karena anemia gravis yang sebelumnya pasien sudah menjalani rawat inap.
“Tetapi situasi pelayanan aman terkendali, karena sudah ditugaskan dokter dan perawat yang stand by pada saat hari libur. Total 183 pasein yang jalani rawat inap pada penghujung tahun 2017,” tuturnya.
Berdasarkan data, jumlah korban kembang api pada pergantian tahun 2018 menurun dibandingkan perayaan tahun 2017 yang mencapai 5 orang. Bahkan saat itu ada satu pasein atas nama I Komang Ardana yang tinggal di Banjar Puseh, Desa Dauh Puri, Kecamatan Kediri, harus tergolek di ruangan Bougenville No 4 BRSUD Tabanan karena kelingking tangan kanannya hancur akibat terkena mercon pada Sabtu (31/12) malam. *d
Komentar