Ribuan Krama Suwat Gelar Siat Yeh
Ribuan krama Desa Pakraman Suwat, Kecamatan/Kabupaten Gianyar menggelar ritual Siat Yeh atau perang air, serangkaian Festival Air Suwat ke-3 Tahun 2018.
GIANYAR, NusaBali
Festival untuk mengawali tahun baru 2018 ini digelar Senin (1/1), mulai pukul 15.00 Wita di Catus Pata Desa Pakraman Suwat. Ritual ini menjadi ajang melukat massal karena bertepatan dengan rahinan suci Purnama Sasih Kepitu. "Awal tahun berbarengan dengan Purnama cuma terjadi 34 tahun sekali. Ini momen spesial, membersihkan diri untuk bersiap menghadapi tantangan di tahun 2018," ungkap Bendesa Pakraman Suwat, Ngakan Putu Sudibya di sela-sela ritual.
Siat Yeh diawali persembahyangan melibatkan tujuh pamangku. Air yang digunakan dari Tukad Melangge, timur Desa Suwat. Air ini dulunya sering dimanfaatkan para raja di Gianyar.
Berangkat dari Festival Air ini, Sudibya ingin Desa Suwat memiliki ikon. Goalnya nanti adalah Desa Suwat bisa menjadi Desa Wisata. Bisa menarik wisatawan untuk datang sehingga membuat masyarakat sejahtera.
"Tahun depan kami akan berusaha lakukan aksi yang lebih nyata. Setiap orang yang menyaksikan siat yeh ini harus terlibat. Layaknya perang tomat di Spanyol," terangnya optimis.
Untuk diketahui, Festival Air Suwat (FAS) yang mengusung tema 'Bersatu dengan Air' resmi dibuka, Sabtu (30/12). Tema ini diambil merujuk pada kesadaran betapa besarnya peran air terhadap kehidupan makhluk. Bersatu dengan air berarti melebur dengan sifat-sifat air yang menyejukkan dan memberi kehidupan.
Festival digelar hingga Selasa (2/1). Berbagai kegiatan ditampilkan mulai dari pentas seni tradisional hingga modern. Untuk meramaikan acara, band reggae sekelas Joni Agung n Double T dan pioner Bali Rock Alternatif, Lolot akan menghibur para penikmat musik Bali, Selasa malam ini.
Namun yang menjadi ruh dalam festival ini adalah Siat Yeh (perang air). Air yang digunakan untuk berperang diambil dari Tukad Melangge. Lokasinya ada di timur Pura Dalem Desa Pekraman Suwat. Dari catuspata (perempatan desa) , warga berjalan menjunjung bambu menuju sumber air untuk melaksanakan prosesi mendak tirta (mengambil air suci). "Ini tahun ketiga kami, dan kami berharap agar bisa secara konsisten tetap menggelar festival ini setiap tahunnya. Tidak muluk-muluk harapan kami, semoga desa kami semakin dikenal dengan identitas. Setelahnya kami percaya, hal-hal lain akan mengikuti," ungkap ketua panitia Festival Air Suwat, Dewa Gede Juniarta yang akrab disapa De Bima.*nvi
Siat Yeh diawali persembahyangan melibatkan tujuh pamangku. Air yang digunakan dari Tukad Melangge, timur Desa Suwat. Air ini dulunya sering dimanfaatkan para raja di Gianyar.
Berangkat dari Festival Air ini, Sudibya ingin Desa Suwat memiliki ikon. Goalnya nanti adalah Desa Suwat bisa menjadi Desa Wisata. Bisa menarik wisatawan untuk datang sehingga membuat masyarakat sejahtera.
"Tahun depan kami akan berusaha lakukan aksi yang lebih nyata. Setiap orang yang menyaksikan siat yeh ini harus terlibat. Layaknya perang tomat di Spanyol," terangnya optimis.
Untuk diketahui, Festival Air Suwat (FAS) yang mengusung tema 'Bersatu dengan Air' resmi dibuka, Sabtu (30/12). Tema ini diambil merujuk pada kesadaran betapa besarnya peran air terhadap kehidupan makhluk. Bersatu dengan air berarti melebur dengan sifat-sifat air yang menyejukkan dan memberi kehidupan.
Festival digelar hingga Selasa (2/1). Berbagai kegiatan ditampilkan mulai dari pentas seni tradisional hingga modern. Untuk meramaikan acara, band reggae sekelas Joni Agung n Double T dan pioner Bali Rock Alternatif, Lolot akan menghibur para penikmat musik Bali, Selasa malam ini.
Namun yang menjadi ruh dalam festival ini adalah Siat Yeh (perang air). Air yang digunakan untuk berperang diambil dari Tukad Melangge. Lokasinya ada di timur Pura Dalem Desa Pekraman Suwat. Dari catuspata (perempatan desa) , warga berjalan menjunjung bambu menuju sumber air untuk melaksanakan prosesi mendak tirta (mengambil air suci). "Ini tahun ketiga kami, dan kami berharap agar bisa secara konsisten tetap menggelar festival ini setiap tahunnya. Tidak muluk-muluk harapan kami, semoga desa kami semakin dikenal dengan identitas. Setelahnya kami percaya, hal-hal lain akan mengikuti," ungkap ketua panitia Festival Air Suwat, Dewa Gede Juniarta yang akrab disapa De Bima.*nvi
1
Komentar