Kepsek dan Ortu Siswa Was-was
“Dulu jarak sekolah dengan tebing cukup jauh, tapi karena sering runtuh sejak 2011, jadi semakin mendekati sekolah”. (Kepala Sekolah SDN 6 Ubung, I Wayan Runa)
Tebing Longsor Ancam SDN 6 Ubung
DENPASAR, NusaBali
Tebing di atas aliran Tukad Mertagangga, Ubung Kaja, Denpasar Utara yang longsor membuat pihak SDN 6 Ubung beserta orangtua merasa was-was. Sebab, kondisi tebing longsor dikhawatirkan menjadi semakin parah karena curah hujan semakin tinggi.
Pantauan di lokasi, jarak longsoran hanya satu jengkal dari tembok kamar mandi sekolah tersebut. Sementara tiga kelas SDN 6 Ubung yang berada di sebelah barat yang juga merupakan gedung lama terancam ambruk. Aktivitas siswa, pun kini sudah dibatasi guru agar tidak mendekati belakang ruang kelas yang dekat dengan tebing tersebut.
Salah seorang orangtua siswa, Made Suta, yang ditemui saat menjemput anaknya sekolah, Rabu (27/1) kemarin mengatakan, mulai khawatir dengan kondisi tersebut. "Sangat khawatir karena belum juga ada penanganan. Kami juga sudah bilang sama kepala sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 6 Ubung, I Wayan Runa mengungkapkan, pihaknya juga sudah mulai takut dengan kondisi tersebut, apalagi orangtua siswa sudah banyak mengeluh kepada pihaknya. "Dulu jarak sekolah dengan tebing cukup jauh, tapi karena sering runtuh sejak 2011, jadi semakin mendekati sekolah," jelasnya.
Wayan Runa mengatakan, tidak hanya orangtua siswa yang mulai was-was dengan kondisi tersebut, termasuk guru dan siswa yang mengajar di sekolah juga sudah mulai takut melihat kondisi tebing yang tingginya 16 meter tersebut sudah hampir meruntuhkan sekolah tersebut. "Yang menjadi kekawatiran kami ya ini tiga kelas di sebelah barat," terangnya sembari menunjukkan lokasi longsor di belakang sekolah tersebut.
Dikatakannya, pihak PU Bali dan Balai Wilayah Sungai Bali Penida sudah datang memantau kondisi longsor. "Baru saja mereka ke sini. Katanya masih merancang teknis pengerjaan konstruksinya. Besok saya ke sana (kantor PU Bali, red) untuk tindaklanjutnya," ujarnya.
Sekolah yang sudah berdiri sejak 1983 dan saat ini memiliki 370 siswa dan 12 ruang kelas tersebut, menurut Wayan Runa, memang belakangan mendapatkan sumbangan 6 ruangan kelas dari Pemda Provinsi Bali, dan 3 lagi dari Pusat. Hanya saja, dari posisi 9 ruangan kelas masih jauh dari longsoran tebing. "Yang tiga ruang kelas dan dua kamar mandi siswa yang paling parah," jelasnya. Ia berharap, kepastian penanganan kondisi tersebut segera terealisasi pihak PU Bali karena kondisi sudah sangat mengkawatirkan, apalagi setiap hari, tanah sudah mulai turun dan mengancam gedung sekolah itu. "Ini jaraknya sudah hampir sejengkal pak. Tanahnya juga labil, makanya kami batasi siswa beraktivitas di belakang gedung ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Denpasar I Made Raka disela-sela memantau kondisi longsor mengungkapkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan penjabat Walikota Denpasar dan instansi terkait agar bisa dikomunikasikan ke Provinsi. "Kami juga merasa khawatir, apalagi tiga ruang kelas dekat tebing, dipakai siswa sehari-hari untuk belajar," jelasnya.
Dari pantauannya, Made Raka mengakui bahwa kondisi longsor tersebut berbahaya. "Bahaya memang ini, apalagi hujan, karena tanahnya labil, kalau kena hujan saja bisa longsor, apalagi kalau volume air sungai naik," ungkapnya. 7 nv
1
Komentar