Perawat RS Pratama Meninggal
Selama beberapa hari dirawat kondisinya membaik. Namun pada Senin sore tiba-tiba ngedrop dan mengalami pendarahan
SEMARAPURA, NusaBali
I Wayan Riada,26, salah seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Pratama Gema Santi di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, meninggal dunia karena terserang demam berdarah (DB). Riada yang merupakan warga Dusun Semaya, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida ini menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan medis di RSUD Klungkung, Senin (1/1) malam.
Informasi yang dihimpun, Wayan Riada sendiri sudah dirawat di RS Pratama Gema Santi sejak Sabtu (30/12) lalu, dengan kondisi demam tinggi. Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut diketahui Riada suspect DB. Selama beberapa hari dirawat kondisinya membaik. Namun pada Senin sore tiba-tiba ngedrop dan mengalami pendarahan.
Akhirnya Riada dirujuk ke RSUD Klungkung menggunakan boat, sekitar pukul 18.00 Wita sudah tiba di RS Klungkung. Petugas medis berusaha memberikan pertolongan, namun saat datang kondisi Riada sudah kejang-kejang, tak berselang lama Riada meninggal dunia sekitar pukul 20.00 Wita. “Pasien yang bersangkutan sudah dalam kondisi kejang-kejang, setelah pemeriksaan sampel darah dan dibantu oksigen, pasien meninggal dunia,” ujar Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, Selasa (2/1). Informasi dari petugas medis, pasien suspect DB, di mana trombositnya labil.
Selanjutnya Selasa kemarin, jenazah Riada dipulangkan ke rumah duka di Dusun Semaya, Desa Suana, menggunakan boat lewat Pelabuhan Padangbai, Karangasem. Untuk upacara penguburan jenazah akan dilakukan di Setra wilayah Dusun Semaya, pada Rabu (3/1) siang. Saat menyeberangkan jenazah menurut kerabat Riada, yakni I Wayan Sukadana, cukup sulit mencari boat. “Penyeberangan nyarter sebuah boat tua, hanya boat tua saja yang mau mengatar jenazah,” ujarnya. Riada diketahui sudah mengalami sakit demam sejak seminggu lalu.
Kepergian Riada buat selama-lamanya ini meninggalkan kedua orangtuanya Wayan Griya dan Ni Made Musi, serta seorang adik. Riada sendiri baru bekerja di RS Pratama sejak RS ini buka untuk melayani masyarakat 21 November 2017. Sebelumnya pemuda kelahiran 6 Januari 1991 ini sempat bekerja di Rumah Sakit Bali Med. Pasca meninggalkan Riada, sanak keluarga dan rekan-rekannya melayat ke rumah duka mereka sangat terpukul atas meninggalnya Riada secara tiba-tiba.
Plt Direktur RS Pratama dr I Ketut Rai Sutapa yang juga menjabat Kepala Puskesmas Nusa Penida 1 mengatakan, pada Sabtu lalu RS Pratama menerima 5 orang pasien dengan suspect DB yang tersebar dari sejumlah desa di Nusa Penida, termasuk Riada. Menindaklanjuti hal tersebut pihaknya berkoordinasi dengan Puskesmas untuk melakukan PE (penyelidikan epidemiologi), yakni dari riwayat pasiennya sendiri yang gimana, kapan mulai panas, lingkungannya disurvei itu semua. Untuk Riada sendiri mulai mengalami kondisi tubuh panas sejak Rabu (27/12), diketahui 5 hari sebelum demam Riada juga sempat berpergian ke Denpasar. “Ada kemungkinan yang bersangkutan kena DB saat di luar daerah (Denpasar),” ujarnya.
Selain Riada, pihaknya juga menerima seorang pasien dari Dusun Semaya dengan suspect DB, pada Selasa kemarin. Maka ada indikasi ada nyamuk penyebar DB nya di sana setelah menggigit pasien yang terkena DB, di tambah dengan lingkungan yang kurang mendukung seperti adanya genangan air. Sesuai data terupdate hingga Selasa kemarin sudah tercatat 8 pasien suspect DB di RS Pratama.
Di sisi lain, pihaknya mengaku sangat kehilangan Riada. Terlebih selama bekerja Riada adalah sosok yang rajin dan disiplin, termasuk terampil dalam melaksanakan tugas. “Orangnya profesional dalam bertugas, dan Riada memang memiliki pengalaman sebagai perawat,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr Ni Made Adi Swpatni menambahkan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan turun ke lokasi. Disebutkan belakangan ini kerap turun hujan sehingga warga mesti waspada dan selalu menjaga lingkungan agar bersih dan tidak ada genangan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Untuk langkah fogging memang bisa membunuh nyamuk dewasa, namun jentik nyamuknya tidak akan mempan, maka langkah yang paling efektif yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menabur serbuk abate. “Di setiap banjar sudah ada jumantik, maka kami harapkan untuk terus bergerak dalam langkah antisipasi,” katanya. Pada 2017 ini kasus DB di Klungkung mencapai 210 kasus, sedangkan 2016 mencapai 900 kasus.*wan
Informasi yang dihimpun, Wayan Riada sendiri sudah dirawat di RS Pratama Gema Santi sejak Sabtu (30/12) lalu, dengan kondisi demam tinggi. Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut diketahui Riada suspect DB. Selama beberapa hari dirawat kondisinya membaik. Namun pada Senin sore tiba-tiba ngedrop dan mengalami pendarahan.
Akhirnya Riada dirujuk ke RSUD Klungkung menggunakan boat, sekitar pukul 18.00 Wita sudah tiba di RS Klungkung. Petugas medis berusaha memberikan pertolongan, namun saat datang kondisi Riada sudah kejang-kejang, tak berselang lama Riada meninggal dunia sekitar pukul 20.00 Wita. “Pasien yang bersangkutan sudah dalam kondisi kejang-kejang, setelah pemeriksaan sampel darah dan dibantu oksigen, pasien meninggal dunia,” ujar Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, Selasa (2/1). Informasi dari petugas medis, pasien suspect DB, di mana trombositnya labil.
Selanjutnya Selasa kemarin, jenazah Riada dipulangkan ke rumah duka di Dusun Semaya, Desa Suana, menggunakan boat lewat Pelabuhan Padangbai, Karangasem. Untuk upacara penguburan jenazah akan dilakukan di Setra wilayah Dusun Semaya, pada Rabu (3/1) siang. Saat menyeberangkan jenazah menurut kerabat Riada, yakni I Wayan Sukadana, cukup sulit mencari boat. “Penyeberangan nyarter sebuah boat tua, hanya boat tua saja yang mau mengatar jenazah,” ujarnya. Riada diketahui sudah mengalami sakit demam sejak seminggu lalu.
Kepergian Riada buat selama-lamanya ini meninggalkan kedua orangtuanya Wayan Griya dan Ni Made Musi, serta seorang adik. Riada sendiri baru bekerja di RS Pratama sejak RS ini buka untuk melayani masyarakat 21 November 2017. Sebelumnya pemuda kelahiran 6 Januari 1991 ini sempat bekerja di Rumah Sakit Bali Med. Pasca meninggalkan Riada, sanak keluarga dan rekan-rekannya melayat ke rumah duka mereka sangat terpukul atas meninggalnya Riada secara tiba-tiba.
Plt Direktur RS Pratama dr I Ketut Rai Sutapa yang juga menjabat Kepala Puskesmas Nusa Penida 1 mengatakan, pada Sabtu lalu RS Pratama menerima 5 orang pasien dengan suspect DB yang tersebar dari sejumlah desa di Nusa Penida, termasuk Riada. Menindaklanjuti hal tersebut pihaknya berkoordinasi dengan Puskesmas untuk melakukan PE (penyelidikan epidemiologi), yakni dari riwayat pasiennya sendiri yang gimana, kapan mulai panas, lingkungannya disurvei itu semua. Untuk Riada sendiri mulai mengalami kondisi tubuh panas sejak Rabu (27/12), diketahui 5 hari sebelum demam Riada juga sempat berpergian ke Denpasar. “Ada kemungkinan yang bersangkutan kena DB saat di luar daerah (Denpasar),” ujarnya.
Selain Riada, pihaknya juga menerima seorang pasien dari Dusun Semaya dengan suspect DB, pada Selasa kemarin. Maka ada indikasi ada nyamuk penyebar DB nya di sana setelah menggigit pasien yang terkena DB, di tambah dengan lingkungan yang kurang mendukung seperti adanya genangan air. Sesuai data terupdate hingga Selasa kemarin sudah tercatat 8 pasien suspect DB di RS Pratama.
Di sisi lain, pihaknya mengaku sangat kehilangan Riada. Terlebih selama bekerja Riada adalah sosok yang rajin dan disiplin, termasuk terampil dalam melaksanakan tugas. “Orangnya profesional dalam bertugas, dan Riada memang memiliki pengalaman sebagai perawat,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr Ni Made Adi Swpatni menambahkan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan turun ke lokasi. Disebutkan belakangan ini kerap turun hujan sehingga warga mesti waspada dan selalu menjaga lingkungan agar bersih dan tidak ada genangan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Untuk langkah fogging memang bisa membunuh nyamuk dewasa, namun jentik nyamuknya tidak akan mempan, maka langkah yang paling efektif yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menabur serbuk abate. “Di setiap banjar sudah ada jumantik, maka kami harapkan untuk terus bergerak dalam langkah antisipasi,” katanya. Pada 2017 ini kasus DB di Klungkung mencapai 210 kasus, sedangkan 2016 mencapai 900 kasus.*wan
1
Komentar