Pemerintah Segera Impor Beras
Bila pasokan beras tidak mencukupi di dalam negeri, maka akan menyebabkan lonjakan harga di pasar.
JAKARTA, NusaBali
Pemerintah berencana membuka keran impor untuk beras. Hal ini dikarenakan kekeringan yang melanda berbagai daerah dan membuat produksi beras diperkirakan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Keputusan ini diambil Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) setelah Senin (21/9), mengumpulkan beberapa menteri terkait di kediamannya, yaitu Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti.
"Banyak hal yang dibahas (Senin kemarin, Red). Bagaimana kita mengantisipasi El Nino, bagaimana penyediaan pangan dan termasuk kemungkinan menambah stok beras dari luar. Itu harus dilaksanakan semua" ungkap JK di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/9).
JK menyampaikan, stok Bulog sekarang hanya sebesar 1,5 juta ton. Itu pun akan dioptimalkan untuk beras untuk keluarga sejahtera (rasta). Sementara kebutuhan beras keseluruhan mencapai 2,5 juta - 3 juta ton. "Untuk beras seluruh penduduk itu 2,5 juta ton sampai 3 juta ton. Stok bulog hanya kira-kira 1,5 juta ton juga bisa sampai akhir tahun hanya untuk rasta," jelasnya.
Bila pasokan beras tidak tercukupi di dalam negeri, maka akan menyebabkan lonjakan harga di pasar. Masyarakat kemudian yang akan menjadi korbannya. "Inikan masalahnya kekeringan. Ya kita tidak ingin mengorbankan masyarakat dengan berpegang pada perkiraan yang bisa salah. Karena itulah maka kita buka kemungkinan impor secepatnya. Kita akan melihat itu sebagai kemungkinan, harus buka," pungkasnya.
1
Komentar