Belum Puas Pengerjaan Pasar Badung
Pihak rekanan menyatakan siap memperbaiki pengerjaan yang kurang sempurna
Kemarin, Komisi III DPRD Denpasar Gelar Sidak
DENPASAR, NusaBali
Rombongan Komisi III DPRD Kota Denpasar tampak geram karena penyelesaian Pasar Badung tahap pertama masih menyisakan masalah. Kendati sudah rampung 100 persen, namun beberapa pengerjaan dinilainya masih kurang sempurna seperti beton dasar lantai dua ada yang bolong bahkan renggang. Hal itu diketahui saat inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Badung, Jumat (5/1) sekitar pukul 10.30 Wita.
Sidak rombongan Komisi III dipimpin langsung Ketua Komisi dari Fraksi PDIP Eko Supriadi dan Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Golkar I Wayan Mariyana Wandira. Kedatangan anggota dewan tersebut diterima Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar I Wayan Gatra, Direktur PD Pasar IB Kompyang Wiranata dan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Denpasar I Made Widiyasa.
Begitu sampai di Pasar Badung, rombongan anggota dewan tersebut langsung menuju basement untuk melihat proyek yang sudah rampung dan diserahterimakan pada 21 Desember 2017 lalu. Selanjutnya, mereka menuju lantai dua yang merupakan batas akhir proyek yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya untuk melihat hasil pengerjaan tahap pertama.
Melihat ada celah lubang dan garis balok beton pada atap lantai dua yang renggang, Eko Supriadi dan Wayan Mariyana Wandira langsung memanggil Kadisperidag Wayan Gatra untuk mengevaluasi kembali kinerja rekanan karena adanya lubang dan renggangan tersebut yang dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan ketika Pasar Badung itu terselesaikan total.
Selain itu, dewan juga menyoroti seruan garis masih menyisakan bekas puing-puing pembetonan dan tampak tidak rapi. Juga, beton yang terpasang sedikit kembung. "Ini bagaimana bisa sudah 100 persen sedangkan pekerjaannya masih berantakan seperti ini. Kami kecewa dengan pekerjaan seperti ini, kita kan perlu adanya transparansi juga dari rekanan. Kalau memang belum selesai bilang belum," ujar Eko Supriadi dengan nada meninggi.
Kata Eko Supriadi, pihaknya juga masih mendapati ada tukang yang bekerja setelah resmi diserahterimakan penyelesaian tersebut. Dia pun berharap agar pihak pelaksana mengevaluasi kembali rekanan tersebut. "Kami hanya menginginkan transparan pihak rekanan jangan hanya sekedar melakukan pekerjaan karena dikejar target saja. Tapi harus perhatikan kualitasnya, dan pihak pengelola juga harus mendata kembali jika memang rekanan melewati batas waktu harus ada pinalti biar tegas," ujarnya.
Di sisi lain Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Wayan Mariyana Wandhira juga menyampaikan kritik serupa. Menurut dia, hasil pengerjaan proyek tahap pertama Pasar Badung masih banyak yang harus diperbaiki. Secara khusus, Ketua DPD II Partai Golkar Denpasar ini mengkritik pemasangan beton-beton yang tidak mulus sehingga diragukan kekuatannya.
"Ini hampir di setiap kolom sambungan betonnya tidak mulus. Banyak yang bolong-bolong. Sepertinya ini juga ada perubahan dari gambar awal, yang seharusnya konvensional tetapi ada pemasangan beton precast. Kalau berbeda mutunya, kita ragukan kekuatan betonnya. Bangunan ini akan melibatkan publik, jadi mobilitas orang yang menggunakan gedung ini bisa 1.000 orang lebih. Untuk itu segala sesuatunya harus semaksimal mungkin," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi III, AA Susrutha Ngurah Putra. Politisi yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Denpasar ini melihat banyak ada rongga plat yang pecah dan retak. Rongga ini dikunci dengan plat tipis. Menurutnya, hal ini akan mengurangi kekuatan dari beton itu sendiri. "Ini kan banyak rongganya, dan hanya dikunci dengan plat tipis. Kalau ada getaran pasti pecah, kalau begitu siapa nanti yang bertanggung jawab?," kata Susrutha setengah bertanya.
Menanggapi kritikan tersebut, Kepala Disperindag Kota Denpasar, I Wayan Gatra, mengaku, bahwa pengerjaan Pasar Badung tahap pertama secara volume strukturnya sudah selesai 100 persen. Namun, diakuinya memang hasilnya belum sempurna. Dia pun akan meminta rekanan untuk segera melakukan perbaikan. "Memang dalam pekerjaan apapun tidak mungkin sempurna sekali. Untuk tahap pertama ini secara volume sudah selesai 100 persen. Nanti kalau ada yang retak atau ada yang kurang apa, itu lah yang akan kami perbaiki dalam masa pemeliharaan," ujarnya.
Hal senada disampaikan Kontraktor Pelaksana Nindya Karya, Yoyok Roesno. Menurutnya, proyek Pasar Badung tahap pertama secara volume pengerjaan sudah selesai. Dia menjelaskan, dalam konstruksi itu ada namanya defect (cacat) dan defesiensi (penyimpangan). Itu artinya ada pengerjaan yang kurang sempurna. "Pengerjaan yang defect dan defesiensi, seperti retak-retak atau kategori cacat itulah yang akan kita perbaiki pada masa pemeliharaan. Ada yang miring, retak, atau kurang sempurna itu tanggung jawab kami, itu akan kami perbaiki sesuai waktu pemeliharaan yang diberikan yakni satu tahu . Masalah kekuatan nanti kita akan terbuka, jika ada keraguan, kita sanggup untuk diuji. Kita akan panggil pihak independet untuk menguji mutu beton," ujarnya. *m
Komentar