Enam KK Bertahan di Tenda
Rata-rata satu hari petugas di posko memasak nasi hingga satu kwintal beras.
Korban Banjir Bandang Grokgak Masih Trauma
SINGARAJA, NusaBali
Korban amuk banjir bandang di Dusun Tri Amerta, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, tercatat 32 kepala keluarga (KK). Mereka menjadi korban karena tempat tinggalnya diterjang banjir, Sabtu (23/1) sore.
Hingga Kamis (28/1) siang, enam KK korban masih tinggal di tenda pengungsian. Mereka bertahan ditenda karena rumahnya hanyut, Sabtu (23/1) sore. Sisanya sudah kembali ke tempat tinggalnya. Mereka mulai membersihkan tumpukan lumpur atau perbaikan yang rusak, karena kebetulan kemarin cuaca cukup cerah.
Salah sorang korban di tenda pengungsian, Wayan Sumetri mengaku masih trauma dengan banjir bandang yang menghempaskan rumahnya. Saat itu, ia selamat karena sudah lari ke tempat yang tinggi. Sumetri mengaku melihat langsung rumahnya dihanyutkan banjir lumpur. “Saya lihat sendiri, bukan air tapi lumpur yang mengalir, batu banyak, pohon juga banyak hanyut,” kenangnya.
Menurut Sumetri, kendati sudah disediakan tenda pengungsian, dirinya mengakui masih dihantui rasa khawatir jika bencana susulan datang. Karena hujan masih kerap turun di wilayah perbukitan setempat. “Saya tidak punya apa-apa lagi, rumah sudah rusak dan sejak hari Minggu sampai sekarang hanya bisa tinggal di tenda dan mudah-mudahan saja ada bantuan untuk bisa bangun rumah,” katanya.
Kepala Dusun (Kadus) Penyabangan Gusti Putu Sastriawan mengatakan, kendati sudah ada warga yang kembali ke rumahnya masing-masing, namun tetap harus mendapat pasokan bantuan paket sembako di tenda pengungsian. Untuk makan bagi para korban, pemerintah desa, BPBD, PMI dan para relawan rutin membagikan nasi bungkus yang dimasak di posko bencana. Rata-rata satu hari petugas di posko memasak nasi hingga satu kwintal beras. “Mereka ini kan belum bisa beraktivitas apapun, jadi untuk makannya masih disiapkan di dapur umum, jadi kalau sudah waktunya makan, mereka kembali lagi ke tenda pengungsian,” jelas Satriawan.
Beberapa jenis bantuan pascabencana dari berbagai pihak terus mengalir. Bantuan ini untuk sementara ditampung di posko bencana dan setelah terkumpul baru akan didistribusikan kepada warga yang berhak menerima.
Salah satu bantuan diserahkan oleh keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Buleleng. Melalui Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Gerokgak serahkan bantuan 1,5 ton beras beras, ribuan dus mie serta puluhan karung pakaian layak pakai.
Sementara itu, akses jalan menuju Dusun Tri Amerta, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, yang semula tertutup lumpur bercampur batu dan potongan kayu, akibat banjir bandang, sebagian sudah dapat dibersihkan. Jalan ini pun mulai bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat. Sementara itu, ada enam kepala keluarga (KK) korban banjir tersebut masih tinggal di tenda pengungsian.
Akses jalan sepanjang 3 km lebih menuju Dusun Tri Amerta, sempat porak poranda akibat daerah itu diamuk banjir banding, Sabtu (23/1) sore. Seluruh ruas jalan tertutup lumpur bercampur bebatuan dan potongan kayu yang hanyut dari perbukitan setempat. Warga di Dusun Tri Amerta sempat terisolir karena kehilangan akses jalan. Pasca banjir, warga dibantu TNI/Polri telah berusaha membuka akses jalan. Namun karena peralatan masih manual, akses itu belum sepenuhnya bisa dibersihkan karena akses jalan itu ditutup bebataun besar dan potongan kayu.
Untuk mempercepat pembukaan akses, Pemkab Buleleng melalui alat berat milik Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengerahkan satu unit alat berat ke lokasi. Hasilnya, hingga Kamis (28/1) siang, sebagian lebih akses jalan itu sudah bisa lintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kepala Dusun (Kadus) Penyabangan Gusti Putu Sastriawan ditemui di Posko Bencana Desa Penyabangan mengatakan, pembukaan akses jalan menuju Dusun Tri Amerta sudah menjadi prioritas utama penanganan pascabencana. Akses jalan itu sangat penting bagi warga terutama yang tinggal di Dusun Tri Amerta. Karena akses itu mejadi pintu utama keluar-masuk dusun. “Memang pembukaan akses jalan itu prioritas, guna mempercepat penanganan bagi korban di Dusun Tri Amerta. Utamanya pemberian bantuan bagi para korban dan pemulihan bencana secara keseluruhan,” terangnya.
Menurut Sastriawan, saat ini akses jalan yang masih dibersihkan dari lumpur bercampur bebatuan dan potongan kayu hanya beberapa meter saja. Lokasinya itu berada di sisi Selatan jembatan penghubung. “ Sebagian sudah bisa dilintasi kendaraan, sekarang tinggal di Selatan Jembatan, mungkin besok sudah tuntas semua. Kami juga ikut bergotongroyong ikut membersihkan,” ujarnya.
Sementara Perbekel Desa Penyabangan Putu Santika mengaku belum mengetahui pasti kapan perbaikan akses jalan yang rusak akibat amuk banjir itu. Pihaknya masih menunggu petunjuk dari kabupaten mengenai penanganan infrastruktur yang rusak. “Belum ada informasi, kami sifatnya menunggu saja, mungkin ini masih dikoordinasikan karena ini (perbaikan, Red) menggunakan dana bantuan,” terangnya.
Ditempat terpisah, Kadis Pekerjaan Umum (PU) Buleleng Nyoman Gede Suryawan menyebut, penataan akses jalan yang diamuk banjir bandang di Desa Penyabangan masih sedang dikoordinasikan oleh Badan Penangulangan Bencan Daerah (BPBD). “Karena ini sifatnya tanggap darurat, kewenangannya masih di BPBD, mungkin dalam waktu dekat ini diperbaiki, dan masyarakat juga sudah sepakat gotong royong,” katanya. 7 k19
Komentar