Komisi II Berharap Tender Proyek Fisik Dipercepat
DPRD Kabupaten Badung berharap seluruh proyek infrastruktur di Badung berjalan sesuai harapan.
MANGUPURA, NusaBali
Karena itu, dewan berharap proses tender proyek-proyek pembangunan dipercepat. Demikian dikemukakan Ketua Komisi II DPRD Badung Wayan Luwir Wiana saat bertemu wartawan di Dalung, Kuta Utara, Jumat (5/1). Saat itu, Luwir Wiana didampingi Wakilnya Nyoman Dirgayusa dan dua anggotanya yakni Nyoman Mesir dan Gede Suraharja.
“Bagaimana mungkin proyek berkualitas kalau tender saja lambat, makanya kami harapkan dipercepat tendernya,” ucapnya. Karena itu, memasuki tahun anggaran 2018 ini, Luwir berharap tender bisa dilakukan lebih dini. Dengan begitu, rekanan pemenang tender memiliki waktu panjang untuk menyelesaikan proyek. “Kualitas pun bisa kita tuntut,” tegasnya. Untuk tujuan ini, pihaknya akan melakukan rapat kerja dengan pihak-pihak terkait seperti PUPR untuk menyamakan persepsi. “Rapat kerja akan segera kami lakukan,” tegasnya diamini Nyoman Dirgayusa.
Nyoman Mesir mengaku tak ingin kejadian pada tahun 2017 di mana ada sejumlah proyek molor, terulang di 2018. Mesir tidak sependapat jika proyek yang tak selesai disebabkan erupsi Gunung Agung.
“Gunung Agung tak bisa dijadikan kambing hitam. Bahan-bahan yang diambil dari Gunung Agung hanya pasir dan batu. Yang lain tentu bukan dari Gunung Agung seperti besi maupun tenaga kerja,” kata dia.
Apa yang terjadi adalah bentuk konsekuensi pihak rekanan. Sehingga harusnya risiko seperti ini sudah dipertimbangkan sejak awal. Makanya apapun kondisi yang terjadi kini, sejumlah proyek yang belum selesai harus segera diselesaikan dalam waktu tambahan 50 hari setelah kontrak berakhir pada Desember 2017. “Rekanan tetap harus bertanggungjawab menyelesaikan proyek,” tegas Jro Mangku sapaan akrab Nyoman Mesir. *asa
Karena itu, dewan berharap proses tender proyek-proyek pembangunan dipercepat. Demikian dikemukakan Ketua Komisi II DPRD Badung Wayan Luwir Wiana saat bertemu wartawan di Dalung, Kuta Utara, Jumat (5/1). Saat itu, Luwir Wiana didampingi Wakilnya Nyoman Dirgayusa dan dua anggotanya yakni Nyoman Mesir dan Gede Suraharja.
“Bagaimana mungkin proyek berkualitas kalau tender saja lambat, makanya kami harapkan dipercepat tendernya,” ucapnya. Karena itu, memasuki tahun anggaran 2018 ini, Luwir berharap tender bisa dilakukan lebih dini. Dengan begitu, rekanan pemenang tender memiliki waktu panjang untuk menyelesaikan proyek. “Kualitas pun bisa kita tuntut,” tegasnya. Untuk tujuan ini, pihaknya akan melakukan rapat kerja dengan pihak-pihak terkait seperti PUPR untuk menyamakan persepsi. “Rapat kerja akan segera kami lakukan,” tegasnya diamini Nyoman Dirgayusa.
Nyoman Mesir mengaku tak ingin kejadian pada tahun 2017 di mana ada sejumlah proyek molor, terulang di 2018. Mesir tidak sependapat jika proyek yang tak selesai disebabkan erupsi Gunung Agung.
“Gunung Agung tak bisa dijadikan kambing hitam. Bahan-bahan yang diambil dari Gunung Agung hanya pasir dan batu. Yang lain tentu bukan dari Gunung Agung seperti besi maupun tenaga kerja,” kata dia.
Apa yang terjadi adalah bentuk konsekuensi pihak rekanan. Sehingga harusnya risiko seperti ini sudah dipertimbangkan sejak awal. Makanya apapun kondisi yang terjadi kini, sejumlah proyek yang belum selesai harus segera diselesaikan dalam waktu tambahan 50 hari setelah kontrak berakhir pada Desember 2017. “Rekanan tetap harus bertanggungjawab menyelesaikan proyek,” tegas Jro Mangku sapaan akrab Nyoman Mesir. *asa
Komentar