Tabanan Dilirik Jadi Salah Satu Lokasi Kerjasama Indonesia-China
Kabupaten Tabanan dilirik pemerintah pusat sebagai salah satu lokasi pelaksanaan kerjasama Indonesia-China di masa datang.
TABANAN, NusaBali
Kerjasama Indonesia-China yang kemungkinan akan dilaksanakan di Tabanan adalah pembangunan technopark, yakni taman rekreasi yang kontennya berhubungan dengan pembelajaran teknologi, sains, dan pe-ndidikan.
Hal ini mengemuka ketika Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti diundang hadir dalam sebuah diskusi grup yang digelar di The Sakala Resort, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (5/1). Diskusi hari itu dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Mantan Menteri Pariwisata I Gede Ardika juga hadir selaku perwakilan Kura Kura Bali.
Dalam diskusi terbatas tersebut, pemerintah China mengutus kalangan akademisi dari Tsinghua University untuk hadir. Mereka ditunjuk pemerintah China terjun ke Bali untuk menindaklanjuti kerjasama dengan pemerintah RI di bidang pengembangan SDM.
Di sela acara diskusi terbatas hari itu, Bupati Eka Wiryastuti mengungkapkan bahwa Pemkab Tabanan dalam beberapa tahun terakhir menaruh perhatian serius terhadap pengembangan teknologi. Selain ikut menunjang pelaksanaan program pemerintah, yang paling penting adalah mendongkrak potensi daerah, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian.
Itu sebabnya, Pemkab Tabanan di bawah kendali Bupati Eka Wiryastuti mencoba membuka diri dengan berbagai pihak. Salah satunya yang telah berhasil dilakukan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro lewat kerjasama dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang.
"Kita sedang berusaha concern dengan penerapan teknologi untuk menunjang kegiatan pembangunan di Tabanan, yang bermanfaat untuk aktivitas masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pertanian," ujar Eka Wiryastuti.
Terkait masalah tersebut, dalam diskusi terbatas hari itu, Eka Wiryastuti memaparkan pihaknya sedang mencari teknologi apa saja yang potensial diterapkan di Tabanan. Salah satunya, pengolahan sampah menjadi energi listrik alternatif yang erat kaitannya dengan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung di Kecamatan Kerambitan. "Potensi lainnya adalah Technopark, yang ada kaitannya dengan smart city. Seperti dikatakan Pak Luhut Pandjaitan, Tabanan lebih tepat dengan Technopark,” ujar Eka Wiryastuti.
Khusus untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik alternatif, menurut Eka Wiryastuti, ada standar minimal yang harus bisa dipenuhi. Salah satunya, volume sampah. "Minimal, volume sampahnya mencapai 1.000 ton per hari. Ini sedang kita kaji. Intinya, ini masih dalam tahap perencanaan dan penjajakan. Yang jelas, kita berusaha concern dalam penerapan teknologi, apalagi yang menunjang produktivitas pertanian,” tandas Srikandi PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang notabene penyandang predikat ‘Bupati Wanita Pertama di Bali’ ini.
Hal senada juga diungkapkan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian RI, I Gusti Putu Suryawirawan. Menurut IGP Suryawirawan, Tabanan memiliki banyak kaitan dalam konteks kerja sama di bidang pengembangan SDM. "Kemungkinan Tabanan akan diarahkan untuk pembangunan Technopark. Tabanan punya potensi ke arah itu," ujar Suryawirawan yang juga hadir dalam diskusi hari itu.
Berkaitan dengan industri, lanjut Suryawirawan, penjabaran dari kerjasama bilateral Indoneasia-China ini kemungkinan mengarah ke pengembangan kawasan industri kecil dan menengah atau IKM. "Tabanan juga potensial ke arah itu. Tapi, dalam pertemuan hari itu, kita baru sebatas membahas tentang Technopark. Saat ini, masih dalam tahap pembahasan dan kajian," jelas pejabat asal Tabanan ini. *d
Kerjasama Indonesia-China yang kemungkinan akan dilaksanakan di Tabanan adalah pembangunan technopark, yakni taman rekreasi yang kontennya berhubungan dengan pembelajaran teknologi, sains, dan pe-ndidikan.
Hal ini mengemuka ketika Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti diundang hadir dalam sebuah diskusi grup yang digelar di The Sakala Resort, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (5/1). Diskusi hari itu dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Mantan Menteri Pariwisata I Gede Ardika juga hadir selaku perwakilan Kura Kura Bali.
Dalam diskusi terbatas tersebut, pemerintah China mengutus kalangan akademisi dari Tsinghua University untuk hadir. Mereka ditunjuk pemerintah China terjun ke Bali untuk menindaklanjuti kerjasama dengan pemerintah RI di bidang pengembangan SDM.
Di sela acara diskusi terbatas hari itu, Bupati Eka Wiryastuti mengungkapkan bahwa Pemkab Tabanan dalam beberapa tahun terakhir menaruh perhatian serius terhadap pengembangan teknologi. Selain ikut menunjang pelaksanaan program pemerintah, yang paling penting adalah mendongkrak potensi daerah, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian.
Itu sebabnya, Pemkab Tabanan di bawah kendali Bupati Eka Wiryastuti mencoba membuka diri dengan berbagai pihak. Salah satunya yang telah berhasil dilakukan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro lewat kerjasama dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang.
"Kita sedang berusaha concern dengan penerapan teknologi untuk menunjang kegiatan pembangunan di Tabanan, yang bermanfaat untuk aktivitas masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pertanian," ujar Eka Wiryastuti.
Terkait masalah tersebut, dalam diskusi terbatas hari itu, Eka Wiryastuti memaparkan pihaknya sedang mencari teknologi apa saja yang potensial diterapkan di Tabanan. Salah satunya, pengolahan sampah menjadi energi listrik alternatif yang erat kaitannya dengan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung di Kecamatan Kerambitan. "Potensi lainnya adalah Technopark, yang ada kaitannya dengan smart city. Seperti dikatakan Pak Luhut Pandjaitan, Tabanan lebih tepat dengan Technopark,” ujar Eka Wiryastuti.
Khusus untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik alternatif, menurut Eka Wiryastuti, ada standar minimal yang harus bisa dipenuhi. Salah satunya, volume sampah. "Minimal, volume sampahnya mencapai 1.000 ton per hari. Ini sedang kita kaji. Intinya, ini masih dalam tahap perencanaan dan penjajakan. Yang jelas, kita berusaha concern dalam penerapan teknologi, apalagi yang menunjang produktivitas pertanian,” tandas Srikandi PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang notabene penyandang predikat ‘Bupati Wanita Pertama di Bali’ ini.
Hal senada juga diungkapkan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian RI, I Gusti Putu Suryawirawan. Menurut IGP Suryawirawan, Tabanan memiliki banyak kaitan dalam konteks kerja sama di bidang pengembangan SDM. "Kemungkinan Tabanan akan diarahkan untuk pembangunan Technopark. Tabanan punya potensi ke arah itu," ujar Suryawirawan yang juga hadir dalam diskusi hari itu.
Berkaitan dengan industri, lanjut Suryawirawan, penjabaran dari kerjasama bilateral Indoneasia-China ini kemungkinan mengarah ke pengembangan kawasan industri kecil dan menengah atau IKM. "Tabanan juga potensial ke arah itu. Tapi, dalam pertemuan hari itu, kita baru sebatas membahas tentang Technopark. Saat ini, masih dalam tahap pembahasan dan kajian," jelas pejabat asal Tabanan ini. *d
Komentar