Mbah Kober Tewas Mengambang di Sungai
Seorang nenek, Ni Nengah Lendri alias Mbah Kober, 74, dari Banjar Sekar Kejula Kaja, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ditemukan tewas mengambang di sungai desa setempat, Minggu (7/1) malam.
NEGARA, NusaBali
Korban yang terakhir sempat pamit untuk pergi ke kebun, di Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Minggu (7/1) paginya tersebut, diduga terseret arus ketika hendak mandi di sungai dekat dengan lokasi kebun tersebut.
Berdasar informasi, Senin (8/1), sebelum ditemukan tewas mengambang di sungai yang berada sekitar 500 meter dari lokasi kebun milik keluarganya itu, korban yang memang biasa beraktifitas ke kebun ini, sempat pamit dari rumah untuk ke kebun pada pagi hari sekitar pukul 08.00 Wita. Namun tidak seperti biasa hingga memasuki sore hari, korban diketahui belum pulang, sehingga pihak keluarga merasa cemas, dan memutuskan melakukan pencarian ke kebun.
Namun ketika berusaha dicari sore tersebut, korban diketahui tidak ada di kebun, sehingga pihak keluarga mengabarkan kepada warga lainnya, dan berusaha melakukan pencarian bersama-sama. Walhasil, setelah berusaha kembali dicari bersama sejumlah warga lainnnya ke seputaran lokasi kebun, korban yang ternyata sudah meninggal dunia di sungai dekat kebun tersesbut, berhasil ditemukan kerabat korban, I Gede Murtika, 39, dari Banjar Wali, Desa Yehembang, dan Ni Nyoman Sari, 40, dari Banjar Sekat Kejula Kaja, Desa Yehembang Kauh, pada pukul 21.00 Wita. Setelah berhasil ditemukan, saksi-saksi bersama keluarga korban lanjut membawa korban ke rumah.
Adanya kejadian nenek tewas di sungai itu pun baru dilaporkan ke pihak Polsek Mendoyo, Senin pagi kemarin. Menerima laporan itu, petugas Polsek Mendoyo bersama Polres Jembrana serta tim medis dari Puskesmas II Mendoyo, sempat turun melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban. Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban yang mengarah dilakukan orang lain. Hanya saja, ditemukan luka robek pada dahi kiri, dagu bawah kanan, serta lebam di wajah korban, yang diduga kuat karena korban sempat terbentur batu maupun ranting ketika hanyut di sungai.
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yusak Agustinus Sooai, mengatakan, sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban maupun keterangan saksi-saksi dari pihak keluarga, meninggalnya korban tersebut, diduga kuat meninggal setelah terseret arus di sungai. Diperkirakan, ketika tenggelam di sungai teresbut, korban juga hendak mandi. Pasalnya, ketika ditemukan jenazahnya, korban ditemukan tanpa memakai pakaian. “Kemungkinan mau mandi, tetapi karena korban sudah tua, dan kebetulan air sedang besar di sungai setelah hujan sore kemarin, kemungkinan terseret. Dari pihak keluarga juga sudah mengiklaskannya, sehingga kami juga tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan,” ujarnya. *ode
Berdasar informasi, Senin (8/1), sebelum ditemukan tewas mengambang di sungai yang berada sekitar 500 meter dari lokasi kebun milik keluarganya itu, korban yang memang biasa beraktifitas ke kebun ini, sempat pamit dari rumah untuk ke kebun pada pagi hari sekitar pukul 08.00 Wita. Namun tidak seperti biasa hingga memasuki sore hari, korban diketahui belum pulang, sehingga pihak keluarga merasa cemas, dan memutuskan melakukan pencarian ke kebun.
Namun ketika berusaha dicari sore tersebut, korban diketahui tidak ada di kebun, sehingga pihak keluarga mengabarkan kepada warga lainnya, dan berusaha melakukan pencarian bersama-sama. Walhasil, setelah berusaha kembali dicari bersama sejumlah warga lainnnya ke seputaran lokasi kebun, korban yang ternyata sudah meninggal dunia di sungai dekat kebun tersesbut, berhasil ditemukan kerabat korban, I Gede Murtika, 39, dari Banjar Wali, Desa Yehembang, dan Ni Nyoman Sari, 40, dari Banjar Sekat Kejula Kaja, Desa Yehembang Kauh, pada pukul 21.00 Wita. Setelah berhasil ditemukan, saksi-saksi bersama keluarga korban lanjut membawa korban ke rumah.
Adanya kejadian nenek tewas di sungai itu pun baru dilaporkan ke pihak Polsek Mendoyo, Senin pagi kemarin. Menerima laporan itu, petugas Polsek Mendoyo bersama Polres Jembrana serta tim medis dari Puskesmas II Mendoyo, sempat turun melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban. Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban yang mengarah dilakukan orang lain. Hanya saja, ditemukan luka robek pada dahi kiri, dagu bawah kanan, serta lebam di wajah korban, yang diduga kuat karena korban sempat terbentur batu maupun ranting ketika hanyut di sungai.
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yusak Agustinus Sooai, mengatakan, sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban maupun keterangan saksi-saksi dari pihak keluarga, meninggalnya korban tersebut, diduga kuat meninggal setelah terseret arus di sungai. Diperkirakan, ketika tenggelam di sungai teresbut, korban juga hendak mandi. Pasalnya, ketika ditemukan jenazahnya, korban ditemukan tanpa memakai pakaian. “Kemungkinan mau mandi, tetapi karena korban sudah tua, dan kebetulan air sedang besar di sungai setelah hujan sore kemarin, kemungkinan terseret. Dari pihak keluarga juga sudah mengiklaskannya, sehingga kami juga tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan,” ujarnya. *ode
Komentar