Politisi Mumpuni dan Disegani karena Luwes Berpolitik
Almarhum I Gusti Ketut Adhiputra di Mata Kolega dan Lawan Politik
DENPASAR, NusaBali
Almarhum I Gusti Ketut Adhiputra,73 kader sepuh yang mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI akan dipalebon pada Saniscara Pon Matal, Sabtu (13/1) mendatang. Pada, Selasa (9/1) pagi ini di rumah duka akan dilaksanakan acara nyiramin (memandikan jenazah). Kepergian mantan Ketua DPRD Badung yang mencatat rekor sebagai anggota legislatif selama 30 tahun berturut-turut dan periodik meninggalkan banyak kenangan. Bagaimana sosok Adhiputra di mata kolega baik sesama kader dan lawan politiknya?
Sejumlah kolega sesama kader Golkar bahkan lawan politik dari berbagai parpol melayat ke rumah duka di Jero Kerobokan, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara Badung, begitu tersiar kabar mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini berpulang ke tanah wayah di Rumah Sakit Siloam Jakarta, Minggu (24/12/2017) lalu pukul 21.45 Wita. Karangan bunga tanda duka cita untuk almarhum mengalir. Mulai dari Ketua DPR RI, pimpinan parpol, Gubernur Bali, Wakil Gubernur Bali, Ketua DPRD Bali, para kepala daerah pun menyampaikan ucapan. Di samping ada juga yang hadir langsung melayat ke rumah duka.
Anggota Fraksi Demokrat DPR RI yang duduk di Komisi X, Putu Supadma Rudana ketika melayat ke rumah duka belum lama ini mengatakan mengenal sosok Adhiputra ketika almarhum menjabat Wakil Ketua DPRD Bali. “Saya kenal di Lapangan Golf . Saya saat itu diajak main golf oleh almarhum dengan Menteri Jero Wacik di Bali. Urusan politik saya banyak dapat petuah dari almarhum,” ujar Wasekjen DPP Demokrat ini. Supadma Rudana mengatakan walaupun beda warna politiknya, Adhiputra berbagi ilmu dan pengalaman kepada dirinya sebagai anak muda.
“Beda partai kita, tetapi almarhum ini saya kenal sebagai nak lingsir (orang tua) yang memberikan bimbingan tanpa melihat sekat. Luwes sekali, kelihatan sekali komunikasinya di dunia politik begitu mumpuni,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Di dunia politik Adhiputra dikenal sangat disegani lawan maupun kawannya. Ketika di DPRD Bali, Adhiputra dikenal dengan julukan ‘Akbar Tandjung’ dari Bali. Karena dia memiliki strategi-strategi politik yang membuat dirinya eksis di segala cuaca. Menurut mantan Ketua Komisi I DPRD Bali periode 2004-2009- 2009-2014, I Made Arjaya, sosok Adhiputra politisi yang bertalenta. Arjaya sebagai pimpinan Komisi I adalah kader PDIP.
Sementara Adhiputra ketika itu sebagai Wakil Ketua DPRD Bali (2004-2009). Namun kerjasama apik untuk masyarakat Bali lebih utama. Sehingga keduanya kerap berbagi ilmu dan berdiskusi memecahkan persoalan. “Saya punya pengalaman ketika menyelesaikan masalah eksekusi terpidana bom Bali Amrozi cs di LP Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Kami berangkat berdua untuk memastikan Amrozi cs dieksekusi mati. Kita berdua berangkat melaksanakan tugas Negara saat itu. Memastikan proses hukum Amrozi ketika itu sudah final dan memang harus dieksekusi sesuai dengan ketentuan hukum,” kenang politisi PDIP asal Sanur, Denpasar Selatan ini saat melaayat ke rumah duka belum lama ini.
Sementara kader senior Golkar Bali, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata yang mantan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali mengatakan sosok Adhiputra adalah politisi tangguh, tahan banting di segala medan cuaca dan dinamika perpolitikan Bali. Sebut saja ketika era reformasi tahun 1999, ketika Partai Golkar terdesak di seluruh Indonesia. Bahkan Golkar saat itu sudah diambang bubar. Termasuk di Bali. “Saat itu di Wilayah Badung, di Rumah Almarhum Adhiputra tetap bertahan dengan Bendera Golkar berkibar. Seperti tak mau menyerah dengan situasi. Walaupun sudah terjadi bakar-bakaran di mana-mana dengan menyasar simbol-simbol Partai Golkar,” ujar politisi sepuh asal Puri Kesiman kecamatan Denpasar Timur ini.
Almarhum Adhiputra meninggalkan 4 anak dari perkawinan dengan Ida Ayu Ketut Mahindri. Adhiputra juga meninggalkan 11 cucu. 4 putra-putri almarhum Adhiputra adalah Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra anggota Fraksi Golkar DPR RI yang notabene penerus almarhum di dunia politik. Kemudian Anak Agung Bagus Kadek Kusimantara berkarir di kejaksaan, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka, Anak Agung Ayu Eka Pradnyadari yang berkarya di dunia usaha. *nat
Sejumlah kolega sesama kader Golkar bahkan lawan politik dari berbagai parpol melayat ke rumah duka di Jero Kerobokan, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara Badung, begitu tersiar kabar mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini berpulang ke tanah wayah di Rumah Sakit Siloam Jakarta, Minggu (24/12/2017) lalu pukul 21.45 Wita. Karangan bunga tanda duka cita untuk almarhum mengalir. Mulai dari Ketua DPR RI, pimpinan parpol, Gubernur Bali, Wakil Gubernur Bali, Ketua DPRD Bali, para kepala daerah pun menyampaikan ucapan. Di samping ada juga yang hadir langsung melayat ke rumah duka.
Anggota Fraksi Demokrat DPR RI yang duduk di Komisi X, Putu Supadma Rudana ketika melayat ke rumah duka belum lama ini mengatakan mengenal sosok Adhiputra ketika almarhum menjabat Wakil Ketua DPRD Bali. “Saya kenal di Lapangan Golf . Saya saat itu diajak main golf oleh almarhum dengan Menteri Jero Wacik di Bali. Urusan politik saya banyak dapat petuah dari almarhum,” ujar Wasekjen DPP Demokrat ini. Supadma Rudana mengatakan walaupun beda warna politiknya, Adhiputra berbagi ilmu dan pengalaman kepada dirinya sebagai anak muda.
“Beda partai kita, tetapi almarhum ini saya kenal sebagai nak lingsir (orang tua) yang memberikan bimbingan tanpa melihat sekat. Luwes sekali, kelihatan sekali komunikasinya di dunia politik begitu mumpuni,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Di dunia politik Adhiputra dikenal sangat disegani lawan maupun kawannya. Ketika di DPRD Bali, Adhiputra dikenal dengan julukan ‘Akbar Tandjung’ dari Bali. Karena dia memiliki strategi-strategi politik yang membuat dirinya eksis di segala cuaca. Menurut mantan Ketua Komisi I DPRD Bali periode 2004-2009- 2009-2014, I Made Arjaya, sosok Adhiputra politisi yang bertalenta. Arjaya sebagai pimpinan Komisi I adalah kader PDIP.
Sementara Adhiputra ketika itu sebagai Wakil Ketua DPRD Bali (2004-2009). Namun kerjasama apik untuk masyarakat Bali lebih utama. Sehingga keduanya kerap berbagi ilmu dan berdiskusi memecahkan persoalan. “Saya punya pengalaman ketika menyelesaikan masalah eksekusi terpidana bom Bali Amrozi cs di LP Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Kami berangkat berdua untuk memastikan Amrozi cs dieksekusi mati. Kita berdua berangkat melaksanakan tugas Negara saat itu. Memastikan proses hukum Amrozi ketika itu sudah final dan memang harus dieksekusi sesuai dengan ketentuan hukum,” kenang politisi PDIP asal Sanur, Denpasar Selatan ini saat melaayat ke rumah duka belum lama ini.
Sementara kader senior Golkar Bali, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata yang mantan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali mengatakan sosok Adhiputra adalah politisi tangguh, tahan banting di segala medan cuaca dan dinamika perpolitikan Bali. Sebut saja ketika era reformasi tahun 1999, ketika Partai Golkar terdesak di seluruh Indonesia. Bahkan Golkar saat itu sudah diambang bubar. Termasuk di Bali. “Saat itu di Wilayah Badung, di Rumah Almarhum Adhiputra tetap bertahan dengan Bendera Golkar berkibar. Seperti tak mau menyerah dengan situasi. Walaupun sudah terjadi bakar-bakaran di mana-mana dengan menyasar simbol-simbol Partai Golkar,” ujar politisi sepuh asal Puri Kesiman kecamatan Denpasar Timur ini.
Almarhum Adhiputra meninggalkan 4 anak dari perkawinan dengan Ida Ayu Ketut Mahindri. Adhiputra juga meninggalkan 11 cucu. 4 putra-putri almarhum Adhiputra adalah Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra anggota Fraksi Golkar DPR RI yang notabene penerus almarhum di dunia politik. Kemudian Anak Agung Bagus Kadek Kusimantara berkarir di kejaksaan, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka, Anak Agung Ayu Eka Pradnyadari yang berkarya di dunia usaha. *nat
Komentar