Sakit-sakitan, Pekak Kandi Menghilang
Pencarian oleh Tim SAR gabungan dibantu aparat desa dan warga bahkan sampai ke wilayah perbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Hasilnya nihil.
NEGARA, NusaBali
Seorang pekak (kakek), I Wayan Kandi, 70, asal Banjar Badingkayu, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, dilaporkan menghilang dari rumahnya, Minggu (7/1) malam. Pencarian selama dua hari, Senin (8/1) dan Selasa (9/1), oleh Tim SAR gabungan, belum membuahkan hasil.
Perbekel Pengeragoan I Wayan Balikari, mengatakan sesuai laporan pihak keluarga, pekak Kandi yang keseharian sebagai petani kebun ini, telah meninggalkan rumah pada Minggu (7/1) sekitar pukul 22.30 Wita. Sebelum diketahui menghilang malam itu, pekak Kandi sempat mengeluhkan badannya panas dingin, hingga sempat muntah-muntah. Terakhir diketahui sedang berisitirahat di kamarnya.
“Oleh keluarga sudah diberikan obat. Sebelum diketahui menghilang, korban juga sempat meminta istirinya membawakan selimut. Tetapi sekitar 30 menit setelah membawakan selimut itu, dicek ke kamarnya, ternyata sudah tidak ada,” katanya, Selasa kemarin.
Mengetahui korban tidak ada di kamarnya, pihak keluarga berusaha mencari di sekitaran rumah, namun tetap tidak ketemu. Karena tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban sampai Senin (8/1) dini hari pukul 01.00 Wita, keluarga memutuskan melapor ke kelian banjar setempat. Menerima laporan orang hilang pada dini hari itu, keluarga bersama warga sekitar kembali melakukan pencarian hingga memasuki kawasan hutan sekitar pemukiman warga, hingg tembus ke wilayah Dadap Putih, Tabanan, namun tetap tidak ketemu.
“Lebih dari satu jam dicari bersama warga sekitar, tetapi tidak ketemu. Karena itu, laporannya ditembuskan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” ujar Balikari.
Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Selasa kemarin, mengatakan pihaknya menerima laporan kejadian orang hilang tersebut, Senin (8/1) sekitar pukul 11.30 Wita. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan SAR Jembrana, dan melakukan operasi pencarian hari pertama Senin tersebut sampai pukul 18.30 Wita. Namun selama pencarian dengan melibatkan 12 orang dari BPBD, 8 orang dari SAR, termasuk sejumlah aparat desa setempat serta ratusan warga Banjar Bading Kayu, belum membuahkan hasil.
“Hari pertama kami sisir wilayah barat jalan desa setempat, masuk ke hutan-hutan sekitar rumah dan kebun korban sampai sungai di bawah kebun korban, tetapi tidak ada tanda-tanda apapun. Pencarian kemarin itu sampai radius 5 kilometer,” kata Artha Permana.
Sedangkan Selasa kemarin, pihaknya dari Tim SAR gabungan serta warga sekitar, fokus mencari ke wilayah utara desa, yang merupakan wilayah hutan. Namun pencarian dengan menempuh jarak sekitar 5 kilometer, hingga sekitar pukul 17.00 Wita juga belum membuahkan hasil.
“Dua hari ini, sudah kami obok-obok hampir semua wilayah hutan. Logikanya, kalau pergi dari rumahnya, dengan jalan begitu terjal, apalagi kondisi sakit, rasanya tidak sampai jauh, tetapi tidak ada. Selain itu, kami kesulitan karena tidak ada petunjuk sama sekali. Tidak ada warga satupun yang melihat ke mana korban pergi, dan kejadiannya malam. Tetapi rencananya, besok (hari ini) masih akan kami lakukan pencarian lagi,” tutur mantan Camat Pekutatan, ini. *ode
Perbekel Pengeragoan I Wayan Balikari, mengatakan sesuai laporan pihak keluarga, pekak Kandi yang keseharian sebagai petani kebun ini, telah meninggalkan rumah pada Minggu (7/1) sekitar pukul 22.30 Wita. Sebelum diketahui menghilang malam itu, pekak Kandi sempat mengeluhkan badannya panas dingin, hingga sempat muntah-muntah. Terakhir diketahui sedang berisitirahat di kamarnya.
“Oleh keluarga sudah diberikan obat. Sebelum diketahui menghilang, korban juga sempat meminta istirinya membawakan selimut. Tetapi sekitar 30 menit setelah membawakan selimut itu, dicek ke kamarnya, ternyata sudah tidak ada,” katanya, Selasa kemarin.
Mengetahui korban tidak ada di kamarnya, pihak keluarga berusaha mencari di sekitaran rumah, namun tetap tidak ketemu. Karena tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban sampai Senin (8/1) dini hari pukul 01.00 Wita, keluarga memutuskan melapor ke kelian banjar setempat. Menerima laporan orang hilang pada dini hari itu, keluarga bersama warga sekitar kembali melakukan pencarian hingga memasuki kawasan hutan sekitar pemukiman warga, hingg tembus ke wilayah Dadap Putih, Tabanan, namun tetap tidak ketemu.
“Lebih dari satu jam dicari bersama warga sekitar, tetapi tidak ketemu. Karena itu, laporannya ditembuskan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” ujar Balikari.
Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Selasa kemarin, mengatakan pihaknya menerima laporan kejadian orang hilang tersebut, Senin (8/1) sekitar pukul 11.30 Wita. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan SAR Jembrana, dan melakukan operasi pencarian hari pertama Senin tersebut sampai pukul 18.30 Wita. Namun selama pencarian dengan melibatkan 12 orang dari BPBD, 8 orang dari SAR, termasuk sejumlah aparat desa setempat serta ratusan warga Banjar Bading Kayu, belum membuahkan hasil.
“Hari pertama kami sisir wilayah barat jalan desa setempat, masuk ke hutan-hutan sekitar rumah dan kebun korban sampai sungai di bawah kebun korban, tetapi tidak ada tanda-tanda apapun. Pencarian kemarin itu sampai radius 5 kilometer,” kata Artha Permana.
Sedangkan Selasa kemarin, pihaknya dari Tim SAR gabungan serta warga sekitar, fokus mencari ke wilayah utara desa, yang merupakan wilayah hutan. Namun pencarian dengan menempuh jarak sekitar 5 kilometer, hingga sekitar pukul 17.00 Wita juga belum membuahkan hasil.
“Dua hari ini, sudah kami obok-obok hampir semua wilayah hutan. Logikanya, kalau pergi dari rumahnya, dengan jalan begitu terjal, apalagi kondisi sakit, rasanya tidak sampai jauh, tetapi tidak ada. Selain itu, kami kesulitan karena tidak ada petunjuk sama sekali. Tidak ada warga satupun yang melihat ke mana korban pergi, dan kejadiannya malam. Tetapi rencananya, besok (hari ini) masih akan kami lakukan pencarian lagi,” tutur mantan Camat Pekutatan, ini. *ode
Komentar