Dinsos Jajaki Pemerintah Pusat
Stok Beras Pengungsi Menipis
SINGARAJA, NusaBali
Ketersediaan beras untuk pengungsi di Kabupaten Buleleng hingga Senin (9/1), mulai menipis. Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang didapatkan dari pemerintah pusat sebanyak 17 ton, kini hanya tersisa 3,5 ton. Mengantisipasi kekroditan beras, Dinas Sosial (dinsos) pun langsung melakukan lobi-lobi kepada pemerintah pusat.
Kepala Dinsos Buleleng Gede Komang saat dikonfirmasi kemarin, mengaku sedang berupaya melobi pemerintah pusta untuk penyediaan beras pengungsi Karangasem yang ada di Buleleng. Meski saat ini pemerintah tidak bisa mengeluarkan CBP karena status tanggap darurat sudah dicabut, namun penyediaan beras untuk pengungsi masih bisa menggunakan beras regular. “Kalau beras CBP masih sisa 3,5 ton, tetapi kalau stok beras di dua gudang logistik ditambah sumbangan-sumbangan dari relawan masih aman, total ada 11 ton lebih,” katanya.
Hanya saja situasi logistik yang dinyatakan aman hanya akan bertahan kurang lebih seminggu kedepan. Jika tidak segera mendapat kucuran beras dari pusat dikhawatirkan pemenuhan logistik pengungsi di Kabupaten Buleleng tidak dapat terpenuhi.
Dari lobi-lobi yang dilakukan meski belum mendapat gambaran angka pasti supai beras pemerintah pusat ke Buleleng, pihaknya tetap optimis. Karena suplai beras regular dari pemerintah Pusat tidak dibatasi jumlahnya. berbeda dengan CBP, yang dijatah 100 ton untuk Kabupaten Buleleng. “Mudah-mudahan bisa dibantu segera sehingga kami tidak kekurangan beras, meski sekarang masih aman,” kata dia.
Sementara kini, selain beras, stok menipis juga terjadi pada kebutuhan lainnya, seperti serbuk kopi dan gula pasir yang tinggal belasan kilogram saja. Selain bumbu dapur seperti bawang merah dan bawang putih dalam stok kosong. Sampai saat ini Kabupaten Buleleng masih menangani 5.254 pengungsi dari Karangasem. Jumlah tersebut jauh berkurang dari sebelum dicabutnya status tanggap darurat yang mencapai angka 22.000 lebih tersebar di sembilan kecamatan.*k23
Kepala Dinsos Buleleng Gede Komang saat dikonfirmasi kemarin, mengaku sedang berupaya melobi pemerintah pusta untuk penyediaan beras pengungsi Karangasem yang ada di Buleleng. Meski saat ini pemerintah tidak bisa mengeluarkan CBP karena status tanggap darurat sudah dicabut, namun penyediaan beras untuk pengungsi masih bisa menggunakan beras regular. “Kalau beras CBP masih sisa 3,5 ton, tetapi kalau stok beras di dua gudang logistik ditambah sumbangan-sumbangan dari relawan masih aman, total ada 11 ton lebih,” katanya.
Hanya saja situasi logistik yang dinyatakan aman hanya akan bertahan kurang lebih seminggu kedepan. Jika tidak segera mendapat kucuran beras dari pusat dikhawatirkan pemenuhan logistik pengungsi di Kabupaten Buleleng tidak dapat terpenuhi.
Dari lobi-lobi yang dilakukan meski belum mendapat gambaran angka pasti supai beras pemerintah pusat ke Buleleng, pihaknya tetap optimis. Karena suplai beras regular dari pemerintah Pusat tidak dibatasi jumlahnya. berbeda dengan CBP, yang dijatah 100 ton untuk Kabupaten Buleleng. “Mudah-mudahan bisa dibantu segera sehingga kami tidak kekurangan beras, meski sekarang masih aman,” kata dia.
Sementara kini, selain beras, stok menipis juga terjadi pada kebutuhan lainnya, seperti serbuk kopi dan gula pasir yang tinggal belasan kilogram saja. Selain bumbu dapur seperti bawang merah dan bawang putih dalam stok kosong. Sampai saat ini Kabupaten Buleleng masih menangani 5.254 pengungsi dari Karangasem. Jumlah tersebut jauh berkurang dari sebelum dicabutnya status tanggap darurat yang mencapai angka 22.000 lebih tersebar di sembilan kecamatan.*k23
Komentar