Bencana Gelombang Pasang Intai 11 Desa
Enam dari sembilan kecamatan mencakup 11 desa di pesisir Buleleng rentan bencana gelombang pasang pada Februari ini.
SINGARAJA, NusaBali
Wilayah Buleleng dengan topografi nyegara gunung, punya potensi diamuk gelombang pasang. Warga di daerah pesisir sepanjang 165 kilometer dari ujung Timur sampai ujung Barat Buleleng, telah diperingatkan akan kemungkinan bencana tersebut terjadi di tahun 2016 ini. Terlebih, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Denpasar, mencatat puncak dari musim penghujan disertai angin kencang berlangsung Januari hingga Februari.
Data pada Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng mencatat enam dari sembilan kecamatan yang ada, rentan dihantam gelombang pasang. Enam kecamatan itu, Kecamatan Kubutambahan, Sawan, Buleleng, Banjar, Seririt, dan Kecamatan Gerogak. Enam kecamatan ini selain berada di wilayah perbukitan, juga berada dipinggir laut Bali Utara.
Dari enam kecamatan itu, tercatat ada 11 desa/kelurah yang berpotensi diamuk gelombang pasang. Berdasarkan data BPBD Buleleng, 11 desa/kelurahan itu pernah diamuk bencana gelombang pasang antara tahun 2011 hingga 2014.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ketut Yasa yang dikonfirmasi Jumat (29/1) mengaku pihaknya telah ambil langkah antisipasi kemungkinan adanya bencana gelombang pasang. Salah satu langkah dengan memberitahukan seluruh perbekel maupun lurah yang daerahnya berada di wilayah pesisir, meminta agar warganya waspada kemungkinan bencana. “Kita tidak berharap ada bencana, tapi cuaca seperti ini patut diwaspadai. Dan kami telah berkirim surat ke kecamatan, agar masing-masing kecamatan meneruskan kepada masing-masing desa atau kelurahan, intinya agar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Bukan bencana gelombang pasang saja, tapi menyeluruh, baik itu tanah longsor, banjir dan angin putting beliung,” aku Yasa didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Buleleng Nyoman Supama.
Kepala Pelaksana BPBD Yasa mengakui, jika gelombang pasang cukup berpotensi terjadi pada musim penghujan seperti tahun ini. Karena berdasar pengalaman tahun sebelumnya, biasanya gelombang pasang terjadi pada Pebruari. “Warga biasanya kan menyebut, kalau gelombang pasang atau angin kencang itu indentik dengan perayaan Imlek di Buleleng. Ya setiap Pebruari itu, memang kita mesti waspada dengan cuaca itu,” ujarnya.
Pihak BPBD kata Ketut Yasa berharap, agar warga di daerah pesisir mulai meningkatkan kesiapsiagaan kemungkinan bencana gelombang pasang tersebut. Caranya, mulai menghidari daerah-darah yang rawan terjadi gelombang pasang, agar tidak timbulkan kerugian material, apalagi korban nyawa. 7k19
1
Komentar