Tinggal 4 Unit Hardys Beroperasi
Satu demi satu ritel Hardys tutup operasional.
Hardys Panjer dan Hardys Negara Juga Tutup
DENPASAR, NusaBali
Setelah penutupan Hardys Tabanan, kini menyusul Hardys Negara dan Hardys di Jalan Tukad Pakerisan Panjer, Denpasar Selatan yang ditutup, Rabu (10/1). Informasinya, kini tinggal 4 ritel Hardys yang masih beroperasi, yakni Hardys di Nusa Dua (Badung), Hardys di Gia-nyar, Hardys di Seririt (Buleleng), dan Hardys di Sanur (Denpasar).
Tidak diketahui pasti, apa pemicu ditupnya Hardys, ritel yang kini dimiliki I Gede Sedana, pengusaha muda asal Singaraja, Buleleng. Pemilik Hardys sebelumnya adalah I Gede Hardiawan alias Gede Hardy, yang diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya
Pantauan NusaBali, Rabu kemarin, ritel Hardys di Jalan Tukad Pakerisan Panjer terliat lengang. Rolling door depan dan samping pun tutup. Sejumlah karyawan sibuk merapikan barang-barang yang ada. Informasinya, penutupan dilakukan sejak Selasa (9/1).
Menurut sumber di lapangan, dari sekian ritel Hardys yang ada di Bali, kini tinggal 4 unit yang masih beroperasi. “Ritel yang masih beroperasi adalah Hardys di Nusa Dua, di Gianyar, di Seririt, dan di Sanur. Sedangkan yang lainnya sudah ditutup,” ujar sumber tadi.
Penutupan operasional Hardys di Jalan Tukad Pakerisan Panjer menyebabkan puluhan karyawannya kelimpungan. Sejumlah klaryawan kemarin berkeluh kesah bersama rekannya. Mereka pun pasrah akan nasibnya. “Aduh, bagaimana ini, belum lagi harus beli susu untuk anak, juga harus bayar utang..,” celetuk salah seorang karyawan Hardys.
Sementara, I Ketut Sudar, dari Bagian Marketing dan Promosi Hardys, mengelak memberi penjelasan terkait penutupan tempat usahanya. “Kami tidak berhak memberi penjelasan. Nanti saja dengan Pak Gede Sedana (pemilik Hardys, Red), karena satu pintu,” elak Ketut Sudar. “Mohon bersabar, karena Pak Gede Sedana masih sibuk,” lanjutnya.
Ketut Sudar sendiri tidak bisa memastikan, sampai kapan penutupan Hardys Jalan Tukad Pakerisan Panjer ini. Ditanya terkait nasib para karyawan Hardys selanjutnya, Ketut Sudar tetap enggan memberi keterangan.
Sedangkan owner Hardys, Gede Sedana, belum berhasil dimintai konfirmasinya. Saat dihubungi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung, namun ponselnya tak diangkat.
Sementara itu, Hardys Negara di Jalan Ngurah Rai Negara kawasan Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, juga sudah ditutup sejak Selasa lalu. Penutupan Hardys setelah terjadi perpindahan tangan kepemilikan ini disebut-sebut dibarengi dengan pemberhentian para karyawan.
Pantauan NusaBali, Rabu kemarin, jalan masuk menuju areal parkir Hardys Negara tampak masih dibuka. Namun, gerbang keluar di sebelah barat ditutup. Begitu juga pintu masuk menuju areal swalayan, tampak ditutup. Dari balik etalase, tampak sejumlah pakaian masih terpajang, meskipun jumlahnya tidak banyak.
Sejumlah karyawan Hardys Negara juga mengenakan pakaian santai, bukan seragam Hardys seperti biasanya. Mereka terpantau sibuk mengemas sejumlah barang di dalam swalayan. Begitu juga sejumlah pedagang yang menyewa tempat berjualan di areal swalayan, terlihat sibuk mengangkut barang-barang mereka.
Seorang petugas security Hardys Negara mengakui penutupan operasional Hardys sudah dimulai hari Selasa. Petugas security yang sudah emapt tahun bekerja di Hardys Negara ini mengatakan, penutupan Hardys dilakukan setelah terjadi pergantian manajemen ke PT Arta Sedana Retailindo.
“Ya, hanya diminta tutup. Kemarin waktu berganti bos, memang ada pengurangan karyawan dari semula 100 orang menjadi sekitar 60 orang. Dengar-dengar, dengan penutupan sekarang ini, kami semua juga akan di-PHK,” keluh petugas security yang enggan namanya dikorankan ini.
Petugas security ini juga mengaku diberikan batas terkahir kerja sampai 15 Januari 2018 nanti. Sebelum 15 Januari, dia diminta tetap berjaga di Hardys Negara, terutama memantau proses pengecekan barang-barang dan pengangkutan barang-barang milik sejumlah penyewa tempat di Hardys. “Ya, saya masih diberikan tugas untuk menjaga kemanan. Tentang nasib pekerjaan setelah habis masa kerja nanti, belum jelas. Termasuk bagaiamana hak-hak kalau memang di-PHK,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Manajemen Hardys Negara, Yuli, enggan berkomentar. Yuli mengarahkan NusaBali agar langsung konfirmasi ke pihak manajemen pusat PT Arta Sedana Retailindo di Panjer, Denpasar Selatan. Namun demikian, Yuli sempat mengatakan penutupan Hardys hanya sementara. “Tapi sampai kapan, ya silakan tanya langsung ke manajemen pusat,” elak Yuli.
Sebelumnya, Hardys Tabanan di Jalan Bypass Dr Ir Soekarno kaswasan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Tabanan juga tellah ditutup sementara, sejak Selasa. Bahkan, sekitar 75 karyawan Hardys Tabanan dirumahkan. *k17,ode
DENPASAR, NusaBali
Setelah penutupan Hardys Tabanan, kini menyusul Hardys Negara dan Hardys di Jalan Tukad Pakerisan Panjer, Denpasar Selatan yang ditutup, Rabu (10/1). Informasinya, kini tinggal 4 ritel Hardys yang masih beroperasi, yakni Hardys di Nusa Dua (Badung), Hardys di Gia-nyar, Hardys di Seririt (Buleleng), dan Hardys di Sanur (Denpasar).
Tidak diketahui pasti, apa pemicu ditupnya Hardys, ritel yang kini dimiliki I Gede Sedana, pengusaha muda asal Singaraja, Buleleng. Pemilik Hardys sebelumnya adalah I Gede Hardiawan alias Gede Hardy, yang diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya
Pantauan NusaBali, Rabu kemarin, ritel Hardys di Jalan Tukad Pakerisan Panjer terliat lengang. Rolling door depan dan samping pun tutup. Sejumlah karyawan sibuk merapikan barang-barang yang ada. Informasinya, penutupan dilakukan sejak Selasa (9/1).
Menurut sumber di lapangan, dari sekian ritel Hardys yang ada di Bali, kini tinggal 4 unit yang masih beroperasi. “Ritel yang masih beroperasi adalah Hardys di Nusa Dua, di Gianyar, di Seririt, dan di Sanur. Sedangkan yang lainnya sudah ditutup,” ujar sumber tadi.
Penutupan operasional Hardys di Jalan Tukad Pakerisan Panjer menyebabkan puluhan karyawannya kelimpungan. Sejumlah klaryawan kemarin berkeluh kesah bersama rekannya. Mereka pun pasrah akan nasibnya. “Aduh, bagaimana ini, belum lagi harus beli susu untuk anak, juga harus bayar utang..,” celetuk salah seorang karyawan Hardys.
Sementara, I Ketut Sudar, dari Bagian Marketing dan Promosi Hardys, mengelak memberi penjelasan terkait penutupan tempat usahanya. “Kami tidak berhak memberi penjelasan. Nanti saja dengan Pak Gede Sedana (pemilik Hardys, Red), karena satu pintu,” elak Ketut Sudar. “Mohon bersabar, karena Pak Gede Sedana masih sibuk,” lanjutnya.
Ketut Sudar sendiri tidak bisa memastikan, sampai kapan penutupan Hardys Jalan Tukad Pakerisan Panjer ini. Ditanya terkait nasib para karyawan Hardys selanjutnya, Ketut Sudar tetap enggan memberi keterangan.
Sedangkan owner Hardys, Gede Sedana, belum berhasil dimintai konfirmasinya. Saat dihubungi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung, namun ponselnya tak diangkat.
Sementara itu, Hardys Negara di Jalan Ngurah Rai Negara kawasan Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, juga sudah ditutup sejak Selasa lalu. Penutupan Hardys setelah terjadi perpindahan tangan kepemilikan ini disebut-sebut dibarengi dengan pemberhentian para karyawan.
Pantauan NusaBali, Rabu kemarin, jalan masuk menuju areal parkir Hardys Negara tampak masih dibuka. Namun, gerbang keluar di sebelah barat ditutup. Begitu juga pintu masuk menuju areal swalayan, tampak ditutup. Dari balik etalase, tampak sejumlah pakaian masih terpajang, meskipun jumlahnya tidak banyak.
Sejumlah karyawan Hardys Negara juga mengenakan pakaian santai, bukan seragam Hardys seperti biasanya. Mereka terpantau sibuk mengemas sejumlah barang di dalam swalayan. Begitu juga sejumlah pedagang yang menyewa tempat berjualan di areal swalayan, terlihat sibuk mengangkut barang-barang mereka.
Seorang petugas security Hardys Negara mengakui penutupan operasional Hardys sudah dimulai hari Selasa. Petugas security yang sudah emapt tahun bekerja di Hardys Negara ini mengatakan, penutupan Hardys dilakukan setelah terjadi pergantian manajemen ke PT Arta Sedana Retailindo.
“Ya, hanya diminta tutup. Kemarin waktu berganti bos, memang ada pengurangan karyawan dari semula 100 orang menjadi sekitar 60 orang. Dengar-dengar, dengan penutupan sekarang ini, kami semua juga akan di-PHK,” keluh petugas security yang enggan namanya dikorankan ini.
Petugas security ini juga mengaku diberikan batas terkahir kerja sampai 15 Januari 2018 nanti. Sebelum 15 Januari, dia diminta tetap berjaga di Hardys Negara, terutama memantau proses pengecekan barang-barang dan pengangkutan barang-barang milik sejumlah penyewa tempat di Hardys. “Ya, saya masih diberikan tugas untuk menjaga kemanan. Tentang nasib pekerjaan setelah habis masa kerja nanti, belum jelas. Termasuk bagaiamana hak-hak kalau memang di-PHK,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Manajemen Hardys Negara, Yuli, enggan berkomentar. Yuli mengarahkan NusaBali agar langsung konfirmasi ke pihak manajemen pusat PT Arta Sedana Retailindo di Panjer, Denpasar Selatan. Namun demikian, Yuli sempat mengatakan penutupan Hardys hanya sementara. “Tapi sampai kapan, ya silakan tanya langsung ke manajemen pusat,” elak Yuli.
Sebelumnya, Hardys Tabanan di Jalan Bypass Dr Ir Soekarno kaswasan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Tabanan juga tellah ditutup sementara, sejak Selasa. Bahkan, sekitar 75 karyawan Hardys Tabanan dirumahkan. *k17,ode
1
Komentar