Kemudahan Pajak Diusulkan Ditukar Promosi Pariwisata
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan adanya kemudahan perpajakan bagi kalangan usaha yang bisa ditukar dengan promosi pariwisata.
JAKARTA, NusaBali
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/1), mengatakan hal itu dapat dilakukan sebagaimana sejumlah negara seperti Malaysia melakukannya.
"Kita belajar dari Malaysia, kenapa pengusahanya itu gencar mempromosikan pariwisata di sana, karena mereka bilang, semakin agresif maka mereka akan dapat kemudahan pajak atau pajak mereka lebih murah," katanya.
Yugi menjelaskan, di bidang kelautan dan perikanan, Kadin sendiri berkomitmen untuk mendorong wisata bahari yang memiliki potensi luar biasa. Namun, ia berharap komitmen tersebut bisa disambut pemerintah dengan pemberian kemudahan perpajakan.
Menurut dia, di tengah melemahnya perkembangan industri perikanan dan kelautan, dunia usaha mengharakan adanya kemudahan-kemudahan dalam mengembangan usaha.
"Kalau kita lihat, industri kalau lagi susah, pajak juga jangan terlalu dikejar, jangan ditarget tinggi. Mestinya kemudahan-kemudahan peluang usaha dulu yang dikasih, dari situ baru dipajak," katanya.
Yugi menambahkan, apa yang terjadi saat ini adalah pajak diterakan di awal saat mulai mengembangkan industri sehingga pengusaha merasa keberatan berinvestasi. "Kalau belum apa-apa dipajaki dan industri lagi susah, ya mereka malas (investasi)," katanya.
Wisata bahari menjadi salah satu program unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional yang akan didukung perkembangannya oleh Kadin. Upaya memaksimalkan potensi wisata bahari dapat difokuskan pada bagaimana meningkatkan aksesibilitas, infrastruktur, fasilitas pariwisata dan sumber daya manusia lokal.
"Wisata bahari akan memberikan dampak positif bagi peningkatan devisa negara. Saat ini memaksimalkan potensi wisata bahari memerlukan sinergi dan upaya yang serius dari pemerintah baik pusat maupun daerah, masyarakat lokal serta para investor," katanya.*ant
"Kita belajar dari Malaysia, kenapa pengusahanya itu gencar mempromosikan pariwisata di sana, karena mereka bilang, semakin agresif maka mereka akan dapat kemudahan pajak atau pajak mereka lebih murah," katanya.
Yugi menjelaskan, di bidang kelautan dan perikanan, Kadin sendiri berkomitmen untuk mendorong wisata bahari yang memiliki potensi luar biasa. Namun, ia berharap komitmen tersebut bisa disambut pemerintah dengan pemberian kemudahan perpajakan.
Menurut dia, di tengah melemahnya perkembangan industri perikanan dan kelautan, dunia usaha mengharakan adanya kemudahan-kemudahan dalam mengembangan usaha.
"Kalau kita lihat, industri kalau lagi susah, pajak juga jangan terlalu dikejar, jangan ditarget tinggi. Mestinya kemudahan-kemudahan peluang usaha dulu yang dikasih, dari situ baru dipajak," katanya.
Yugi menambahkan, apa yang terjadi saat ini adalah pajak diterakan di awal saat mulai mengembangkan industri sehingga pengusaha merasa keberatan berinvestasi. "Kalau belum apa-apa dipajaki dan industri lagi susah, ya mereka malas (investasi)," katanya.
Wisata bahari menjadi salah satu program unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional yang akan didukung perkembangannya oleh Kadin. Upaya memaksimalkan potensi wisata bahari dapat difokuskan pada bagaimana meningkatkan aksesibilitas, infrastruktur, fasilitas pariwisata dan sumber daya manusia lokal.
"Wisata bahari akan memberikan dampak positif bagi peningkatan devisa negara. Saat ini memaksimalkan potensi wisata bahari memerlukan sinergi dan upaya yang serius dari pemerintah baik pusat maupun daerah, masyarakat lokal serta para investor," katanya.*ant
Komentar