Moody’s: Pemilu Perlambat Reformasi Ekonomi
Persiapan untuk pemilihan umum (Pemilu) yang akan datang di seluruh wilayah Asia Pasifik dapat memperlambat momentum reformasi di kawasan ini, Moody's Investors Service mengatakan pada Rabu (10/1).
KUALA LUMPUR, NusaBali
Jadwal pemilihan umum yang padat dapat memperlambat momentum reformasi di beberapa negara, dengan Malaysia, Kamboja, Fiji, Thailand, Pakistan dan Maladewa diperkirakan akan mengadakan pemilihan utama tahun ini, kata Moody's dalam sebuah laporan. Mengutip Malaysia sebagai contoh, laporan tersebut mengatakan bahwa reformasi penerimaan yang signifikan telah tertahan kembali oleh pemilihan umum yang dijadwalkan pada Agustus selama dua tahun terakhir.
Sementara itu, Moody's menyoroti lingkungan pertumbuhan menguntungkan yang menopang prospek stabil sovereign creditworthiness di Asia Pasifik selama 12 bulan sampai 18 bulan ke depan, meskipun leverage tinggi tetap menjadi kendala kredit utama.
"Peningkatan kekuatan ekonomi di kawasan ini dan tingkat keterbukaan perdagangan yang tinggi membuat kawasan ini di posisi yang baik untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan PDB global yang lebih kuat," kata Anushka Shah, asisten wakil presiden dan analis Moody's.
Moody's memperkirakan negara-negara emerging markets di Asia Pasifik tumbuh sebesar 6,5 persen pada 2018, negara-negara kurang maju (frontier economies) sebesar 5,9 persen dan negara-negara maju sebesar 1,8 persen.*ant
Sementara itu, Moody's menyoroti lingkungan pertumbuhan menguntungkan yang menopang prospek stabil sovereign creditworthiness di Asia Pasifik selama 12 bulan sampai 18 bulan ke depan, meskipun leverage tinggi tetap menjadi kendala kredit utama.
"Peningkatan kekuatan ekonomi di kawasan ini dan tingkat keterbukaan perdagangan yang tinggi membuat kawasan ini di posisi yang baik untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan PDB global yang lebih kuat," kata Anushka Shah, asisten wakil presiden dan analis Moody's.
Moody's memperkirakan negara-negara emerging markets di Asia Pasifik tumbuh sebesar 6,5 persen pada 2018, negara-negara kurang maju (frontier economies) sebesar 5,9 persen dan negara-negara maju sebesar 1,8 persen.*ant
1
Komentar