Bermodal Pengalaman Tiga Periode Jadi Anggota DPRD OKI
Made Indrawan lahir dan dibesarkan di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, karena orangtua mereka yakni Ketut Merta dan Made Sulastri ikuti program transmigrasi pasca bencana Gunung Agung meletus tahun 1963
Made Indrawan, Putra Bali yang Bertarung di Pilkada OKI, Sumatra Selatan
JAKARTA, NusaBali
Satu lagi putra Bali di perantuan yang maju sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) dalam Pilkada serentak 2018. Dia adalah Made Indrawan, 42, yang diusung PDIP sebaga Cawabup Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan dalam Pilkada OKI 2018. Made Indrawan sama seperti Agus Budi Wirawan ST MSi, 35, putra Bali yang maju sebagai Cawabup Parigi Moutong, Sulawesi Tengah di Pilkada 2018
Dalam Pilkada OKI 2018, Made Indrawan berpasangan dengan kader PDIP lainnya, Abdiyanto, yang menempati posisi Calon Bupati (Cabup). Made Indrawan saat ini menjabat sebagai Bendahara DPC PDIP OKI, selain juga anggota Fraksi PDIP DPRD OKI tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019). Sedangkan Abdiyanto menjabat sebagai Ketua DPC PDIP OKI.
Pasangan Abdiyanto-Made Indrawan telah mengantongi surat rekomendasi dari DPP PDIP, 10 November 2017 lalu. Mereka pun telah sosialisasi ke masyarakat OKI. Sementara pendaftaran ke KPU telah dilakukan 10 Januari 2017. Abdiyanto-Indrawan memutuskan maju bersama, karena berdasarkan kalkulasi politik, mereka memiliki peluang besar untuk menangkan Pilkada OKI 2018. Apalagi, PDIP adalah parpol terbesar di Kabupaten OKI yang mendominasi 21 kursi parlemen.
Selain itu, pasangan Abdiyanto-Indrawa dianggap sangat ideal. Abdiyanto adalah putra daerah setempat, sementara Indrawan adalah transmigran asal Bali yang bisa menarik suara masyarakat Bali dan Jawa di Kabupaten OKI. "Saya mencalonkan diri sebagai Cawabup OKI karena penugasan partai. Saat disurvei oleh DPP PDIP, elektabilitas saya masuk ring tersebut," ujar Made Indrawan saat dihubungi Nusa-Bali, Jumat (5/1) lalu.
Dalam Pilkada OKI 2018, Abdiyanto-Indrawan akan tarung segitiga melawan Iskandar-Djafar Shodiq (pasangan incumbent yang diusung Demokrat-PKB-NasDem) dan Azhari Effendi-Qomarus Zaman (yang diusung Golkar-Hanura-Gerindra). Made Indrawan optimis bisa menang menghadapi dua rivalnya itu, meskipun ada yang berstatus incumbent. Alasannya, kata Indrawan, yang lebih dikedepankan dalam Pilkada adalah kekuatan figure.
"Kekuatan figur sangat menentukan dalam Pilkada. Figur kami berdua (Abdiyanto-Indrawan) bisa diterima masyarakat OKI, karena kami menang terus dalam Pileg (2004, 2009, 2014, Red)," ujar politisi kelahiran 10 Juni 1976 yang pernah menjabat Wakil Ketua PAC PDIP Lampuing, Kabupaten OKI tahun 2000 ini.
Pasangan Abdiyanto-Indrawan memiliki sejumlah program guna memajukan dan mensejaterahkan rakyat OKI. Program mereka mengedepankan pembangunan infrastruktur. Menurut Indrawan, 70 persen infrastruktur di Kabupaten OKI rusak berat dan menjadi keluhan utama masyarakat.
Program kesehatan juga mendapat perhatiannya. Indrawan menjelaskan, pelayanan kesehatan di Kabupaten OKI saat ini amburadul. Obat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, birokrasinya juga berbelit. “Kami tak ingin masalah ini terjadi lagi saat memimpin nanti. Kami pun berencana menerbitkan kartu sehat bagi masyarakat OKI,” papar anak kedua dari empat bersaudara keluarga pasangan Ketut Merta dan Made Sulastri ini.
Sedangkan di bidang pendidikan, mereka ingin mengratiskan pendidikan dari TK-SMP, lantaran ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Sementara untuk pelayanan publik, mereka ingin memangkas pembuatan KTP yang memakan waktu sampai 2 bulan menjadi hanya dua hari. "Jadi, kita buat KTP hari ini, besok sudah selesai," jelas Indrawan.
Made Indrawan sendiri lahir dan dibesarkan di Kabupaten OKI, Sumatra Selatan. Sebab, kedua orangtuanya, pasutri Ketut Merta dan Made Sulastri, dulunya transmigrasi ke Sumatra Selatan pasca bencana Gunung Agung meletus tahun 1963. Ayahnya Ketut Merta berasal dari Desa Kaliangat, Kecamatan Seririt, Buleleng. Sedangkan ibundanya, Made Sulastri, berasal dari Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Rangasem.
Menurut Indrawan, orangtuanya dulu mengikuti program transmigrasi ke Sumatra Selatan, karena imbas bencana Gunung Agung meletus tahun 1963. "Keluarga kami saat itu terimbas erupsi Gunung Agung, sehingga kondisi perekonomian memburuk. Orangtua saya akhirnya ikut program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah,” kenang Indrawan.
"Adik bapak saya saat ini masih tinggal di Desa Kalianget, Buleleng. Demikian pula kakak ibu saya masih tinggal di Desa Nongan, Karangasem. Terkadang saya menyempatkan diri pulang ke Desa Kalianget dan Desa Nongan jika ada acara keluarga," lanjut Indrawan.
Indrawan memaparkan, dirinya terjun ke politik dengan gabung PDIP setelah menyelesaikan kuliah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra, Jogjakarta tahun 2000. Dia memilih PDIP, karena partai Wong Cilik ini dipimpin oleh keturunan Bung Karno.
Maklum, keluarga besar Indrawan di Bali sangat menyukai sosok Bung Karno. Apalagi, ibunda Bung Karno, yakni Nyoman Rai Serimben, berasal dari Buleleng, tepatnya di Banjar Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kota Singaraja. Indrawan mengaku diajak gabung ke PDIP oleh kakak misannya, Wayan Karyana, yang saat itu menjadi pengurus PAC PDIP Lempuing, Kabupaten OKI.
"Kakak misan saya kebetulan menjabat Ketua PDIP PAC Lempuing saat ini. Saya pun dipercaya menjadi Wakil Ketua PAC PDIP Lampuing," cerita Indrawan. Empat tahun setelah gabung PDIP, Indrawan untuk kali pertama maju sebagai caleg DPRD OKI dalam Pileg 2004. Hebatnya, dia langsung terpilih. Bahkan, Indrawan kemudian sampau tiga kaloi periode duduk di Fraksi PDIP DPRD OKI.
Made Indrawan buklanlah satu-satunya putra Bali yang maju sebagai Cawabup di rantau dalam Pilkada 2018 ini. Selain Indrawan, ada lagi pura Bali yang maju sebagai Cawabup di Pilkada Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Dia adalah Agus Budi Wirawan ST MSi, 35, politisi NasDem berstatus mahasiswa S3 Unhi Denpasar yang menjadi Cawabup pendamping Erwin Purase.
Dalam Pilkada Parigi Mouton 2018, pasangan Erwin Purase-Agus Budi Wirawan diusung Golkar-NasDem-PPP. Mereka tarung head to head melawan pasangan incumbent Samsurizal Tombolotutu-Badrun Nggai, yang diusung Gerindra-PAN-PKS. Menurut Agus Budi---putra Bali asal Banjar Samu, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang tinggal di Parigo Moutong mengikuti orangtuanya yang transmigrasi---, dalam Pilkada 2018 ini dia mengandalkan dukungan penduduk Parigo Moutong yang 25 perennya asal Bali. *k22
Komentar