Infrastruktur Kendala Utama Objek Wisata
Destinasi wisata di Buleleng tidak kalah menarik dikunjungi wisatawan.
SINGARAJA, NusaBali
Hanya saja, sejumlah Daerah Tujuan Wisata (DTW) masih belum didukung infrastruktur yang memadai. Hal itu terungkap ketika rombongan agen perjalanan wisata yang tergabung dalam Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Bali, melihat langsung sejumlah DTW yang ada di Buleleng, Sabtu (13/1) pagi. Di Buleleng tercatat ada sebanyak 86 DTW yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Nah, puluhan DTW inilah yang diperkenalkan Dinas Pariwisata Buleleng bersama pelaku pariwisata yang ada, kepada seluruh anggota Asita Bali.
Rombongan Asita dipimpin langsung oleh Ketua Asita Bali, I Ketua Ardana. Selain diajak mengungjungi sejumlah DTW, Dinas Pariwisata dan pelaku pariwisata Buleleng sempat berdiskusi dengan rombongan Asita Bali yang dipusatkan di Rumah Makan Rangon Sunset, Jalan Pantai Penimbangan Singaraja.
Dalam diskusi tersebut terungkap, ternyata jalan berkelok di ruas jalan Bedugul-Singaraja tepatnya di Desa Wanagiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, tidak menjadi permasalahan. Karena masing-masing wisatawan memiliki tujuan wisata yang berbeda, ada yang spiritual, bahari, dan belanja. Sehingga Buleleng dengan wisata nyegara gunungnnya sangat berpotensi dikunjungi para wisatawan tersebut.
Hanya infrastruktur menuju DTW mesti memadai, seperti jalan, lampu penerangan jalan, dan penataan kawasan di sekitarnya. Karena masih jalan lubang termasuk penerangan jalan yang kurang saat menuju DTW. “Akses adalah hal yang penting dalam pariwisata. Walaupun DTW begitu indah, namun belum didukung dengan akses, sulit juga DTW dikunjungi. Tetapi saya kagum denga DTW yang begitu banyak ada di Buleleng. Tentu ini sebagai dagangan kami, semakin banyak ada DTW, dagangan kami juga banyak dan beragam,” kata Ketut Ardana.
Sementara Kadis Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna tidak menampik masih ada akses jalan yang berlumbang ke DTW. Sutrisna mengaku, tugas pemerintah untuk mengkoordinasikan kondisi tersebut dengan OPD terkait. “Tentu menjadi tugas kami itu untuk berkoordinasi dengan OPD terkait, baik masalah infrastrukut jalan, lampu penerangan dan penataan kawasan,” terangnya.
Menurutnya, kehadiran Asita ke Buleleng paling tidak dapat memberi dampak kedepannya terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Karena tidak hanya Buleleng, Asita juga diuntungkan karena memiliki banyak destinasi yang bisa dijual kepada wisatawannya. “Ini akan menguntungkan semua pihak. Kami tentu berharap tingkat kunjugan meningkat, dan Asita juga mempunyai pilihan menawarkan destinasi,” jelas Sutrisna.
Sementara Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa menyambut baik kehadiran Asita ke Buleleng. Suardipa berharap, kunjungan Asita ke Buleleng dapat memberi dampak kunjungan sehingga dapat memberi keuntungan bagi PHRI. Di samping itu, ke depan PHRI juga berencana membuat agenda khusus bersama Asita maupun pemerintah guna meningkatkan kunjungan wisatawan. *k19
Rombongan Asita dipimpin langsung oleh Ketua Asita Bali, I Ketua Ardana. Selain diajak mengungjungi sejumlah DTW, Dinas Pariwisata dan pelaku pariwisata Buleleng sempat berdiskusi dengan rombongan Asita Bali yang dipusatkan di Rumah Makan Rangon Sunset, Jalan Pantai Penimbangan Singaraja.
Dalam diskusi tersebut terungkap, ternyata jalan berkelok di ruas jalan Bedugul-Singaraja tepatnya di Desa Wanagiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, tidak menjadi permasalahan. Karena masing-masing wisatawan memiliki tujuan wisata yang berbeda, ada yang spiritual, bahari, dan belanja. Sehingga Buleleng dengan wisata nyegara gunungnnya sangat berpotensi dikunjungi para wisatawan tersebut.
Hanya infrastruktur menuju DTW mesti memadai, seperti jalan, lampu penerangan jalan, dan penataan kawasan di sekitarnya. Karena masih jalan lubang termasuk penerangan jalan yang kurang saat menuju DTW. “Akses adalah hal yang penting dalam pariwisata. Walaupun DTW begitu indah, namun belum didukung dengan akses, sulit juga DTW dikunjungi. Tetapi saya kagum denga DTW yang begitu banyak ada di Buleleng. Tentu ini sebagai dagangan kami, semakin banyak ada DTW, dagangan kami juga banyak dan beragam,” kata Ketut Ardana.
Sementara Kadis Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna tidak menampik masih ada akses jalan yang berlumbang ke DTW. Sutrisna mengaku, tugas pemerintah untuk mengkoordinasikan kondisi tersebut dengan OPD terkait. “Tentu menjadi tugas kami itu untuk berkoordinasi dengan OPD terkait, baik masalah infrastrukut jalan, lampu penerangan dan penataan kawasan,” terangnya.
Menurutnya, kehadiran Asita ke Buleleng paling tidak dapat memberi dampak kedepannya terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Karena tidak hanya Buleleng, Asita juga diuntungkan karena memiliki banyak destinasi yang bisa dijual kepada wisatawannya. “Ini akan menguntungkan semua pihak. Kami tentu berharap tingkat kunjugan meningkat, dan Asita juga mempunyai pilihan menawarkan destinasi,” jelas Sutrisna.
Sementara Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa menyambut baik kehadiran Asita ke Buleleng. Suardipa berharap, kunjungan Asita ke Buleleng dapat memberi dampak kunjungan sehingga dapat memberi keuntungan bagi PHRI. Di samping itu, ke depan PHRI juga berencana membuat agenda khusus bersama Asita maupun pemerintah guna meningkatkan kunjungan wisatawan. *k19
1
Komentar