Sopir Truk Berebut Uji Coba Jembatan
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Provinsi Bali menggelar uji coba kekuatan jembatan Tukadaya setelah dilebarkan dengan cara meratakan trotoar, Minggu (31/1) sore.
Aman Dilalui Kendaraan Seberat 35 Ton
NEGARA, NusaBali
Hasilnya, sisa jembatan yang bisa dibuat lebar 3,2 meter aman dilalui kendaraan seberat 35 ton. Selain jadi tontonan warga, juga ditingkahi aksi para sopir angkutan barang yang berebut jatah uiji coba. Maklum selama sepekan mereka sudah tertahan di Gilimanuk karena tak bisa lewat.
Meski para sopir berebut ingin terlibat dalam uji coba itu, petugas tetap selektif memilih kendaraan yang sesuai tonase untuk dilewatkan. Sopir yang mendapat kesempatan uji coba menyambut sumringah. Salah seorang sopir yang gagal dapat kesempatan uji coba, I Komang Adnyana, 55, mengaku sudah seminggu tertahan di Gilimanuk. Sopir asal Lingkungan Tengah, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana ini, mengangkut kaca dari Jakarta dengan tujuan Denpasar.
Ia tiba di Gilimanuk, Senin (25/1) atau dua hari setelah jembatan jebol. Sewaktu melewati pertigaan Cekik, ia sempat diminta petugas lewat Buleleng. Tetapi karena dapat menunjukkan identitas sebagai warga lokal Jembrana, ia diberikan lewat seperti biasanya. Ia lebih memilih menunggu daripada memutar ke Buleleng, karena dua alasan. Selain ongkos pas-pasan, medan di Buleleng dinilai jauh lebih membahayakan. “Mudah-mudahan benar besok sudah dibuka kembali,” harapnya.
Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Hubkominfo Pemprov Bali, Standly Suwandhi, menjadi petugas yang paling dicari para sopir. Ia dikerumuni karena para sopir minta dipakai tenaga uji coba. Saat dikerumuni itulah dijadikan kesempatan sosialiasi. Dikatakan, jika kendaraan barang yang akan lewat nanti diwajibkan membawa struk bukti beban angkutannya, yang bisa didapat dari Jembatan Timbang. Ini berlaku dari kedua sisi, baik dari timur atau dari Denpasar maupun dari barat atau dari Gilimanuk.
Yang dari barat, bisa mendapat bukti struknya di Jembatan Timbang Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Jembrana atau Jembatan Timbang di Jawa Timur, ketika memang datang dari Jawa. Sedangkan dari timur, yang menyeberang dari Lombok, bisa dapat di Jembatan Timbang Lembar, dan ketika memang berangkat dari Bali atau bukan dari Lombok, bisa mendapat bukti timbangan di Terminal Kargo Denpasar.
Khusus untuk bukti struk sebagai acuan melewatkan kendaraan barang di jembatan darurat itu, dikhususkan bagi kendaraan barang yang secara visual sudah berat. Terutama dari jenis maupun volume barang angkutannya. Uji coba dilakukan secara bertahap dengan melewatkan satu per satu dari total 12 kendaraan barang. Adapun kendaraan yang diuji coba yakni truk engkel hingga truk kontainer mulai berat 9 ton hingga maksimal 35 ton.
Uji coba ditakar melalui lendutan jembatan. Cara menakar menggunakan pensil dengan tatakan papan kertas yang diikatkan di tengah-tengah ruas jembatan sepanjang sekitar 30 meter itu. Ditentukan jika batasan lendutan dalam kategori aman maksimal 4 centimeter.
Uji coba diawali melewatkan kendaraan barang dengan berat total 9 ton, terjadi lendutan jembatan 0,2 centimeter. Lendutan sama juga terjadi saat dilintaskan kendaraan barang dengan berat total 10 ton. Menyusul ditingkatkan melewatkan kendaraan barang dengan berat total 20 ton, terjadi lendutan 0,9 centimeter. Kemudian ditingkatkan dengan berat 24 ton, 27 ton, 30 ton, hingga terakhir 35 ton, kondisi lendutan sama-sama 1,1 centimeter.
Uji coba kemarin juga dihadiri Balai Pelaksana Jalan Nasional VIII, Polres Jembrana, dan instansi terkait di Pemkab Jembrana. “Kendaraan bertonase 35 ton lendutannya masih jauh dari batas toleransi lendutan maksimal 4 centimter,” kata Standly. Meski sudah melalui uji coba, pinggiran jembatan yang disiapkan tersebut belum langsung diizinkan dilalui. Alasannya masih menunggu hasil rapat koordinasi dengan para pihak terkait terkaut, Senin (1/2). “Kalau semisal memang maksimal ternyata mampu menahan kendaraan sampai 50 ton, kami minta dilewatkan yang maksimal sampai 45 ton, diberikan batasan 5 ton,” ungkap Standly. Ditambahkan, lewatnya nanti juga satu-satu, tidak langsung beriringan. 7 ode
1
Komentar