Uang di Celengan Raib 'Dimakan' Tuyul
Kejadian aneh merebak di sejumlah tempat kawasan Buleleng sejak beberapa waktu belakangan.
SINGARAJA, NusaBali
Bayangkan, uang yang tersimpan dalam celengan, bisa hilang separuh lebih tanpa bekas. Anehnya lagi, uang yang hilang misterius diduga akibat ‘dimakan tuyul’ ini, rata-rata dengan nominal tertingi yang pernah dimasukkan ke dalam celengan.
Salah satu warga yang jadi korban uang celengan hilang misterius di Buleleng adalah Putu Wiwik Pastiningsih, istri dari Kepala Desa (Perbekel) Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Gede Wardana. Menurut Putu Wiwik Pastiningsih, uang yang tersimpan dalam celengan dari boneka plastik diperkirakan sudah mencapai Rp 1 juta lebih. Namun, setelah celengan dibuka, isinya hanya Rp 160.000.
Itu pun, nominal uang yang tersisa berupa recehan, tidak ada lagi uang kertas pecahan Rp 100.000, pecahan 50.000, maupun pecahan Rp 20.000. Uang raib, padahal kondisi celengan masih utuh, tak ada bekas dicongel. “Ini memang aneh, tidak ada bekas congkelan sama sekali. Celangan ini saya simpan dalam almari dan kamar juga terkuci. Kalau ada pencuri, kok barang-barang lainnya tidak hilang?” ungkap Putu Wiwik di Singaraja, Minggu (14/1).
Sadar ada yang aneh, Putu Wiwik kemudian bergegas mencari dua anaknya yang tinggal terpisah bersama sang nenek di Kelurahan Kendran, Kota Singaraja (Kecamatan Buleleng. Sebab, kedua anaknya ini juga punya celengan. Ternyata, uang yang tersimpan dalam celengan yang disisihkan kedua anaknya dari uang jajan setiap hari selama setahun, juga hilang.
Anehnya lagi, uang receh yang sebetulnya cukup banyak dimasukkan ke dalam celengan anaknya, saat dibuka hanya tersisa uang yang semuanya pecahan Rp 1.000. “Jadi, ini sudah tidak biasa. Sebab, ada juga teman-teman saya mengaku kehilangan yang sama,” ujar Putu Wiwik kepada NusaBali yang ikut menyaksikan celengan anaknya dibuka, Minggu siang.
Dua anak dari Putu Wiwik yang uang dalam celengannya juga lenyap itu, masing-masing, Gede Devayana Parmana, 13 (siswa Kelas VII SMPN 1 Singaraja) dan Made Cornelia Wisandra, 11 (siswi Kelas V SDN 1 Banjar Jawa-Singaraja). Selama ini, kedua anak tersebut sudah diajarkan menabung sejak dini, dengan membuat celengan dari sisa uang jajan tiap harinya.
Saat dibuka, celengan Gede Devayana yang awalnya diperkirakan sudah mencapai Rp 700.000, cuma tersisa Rp 153.000. Sedangkan celengan Made Cornelia hanya tersisa Rp 220.000. Itu pun, semua berupa uang pecahan Rp 1.000.
“Saya dari kecil memang diajarkan nabung dengan celengan. Makanya, saya ajarkan juga ini kepada anak-anak. Kalau hanya uang receh dan nilainya juga tidak banyak, ditabung ke bank kan malu. Ya, sekalian juga mengajari anak-anak hidup hemat dengan menyisakan uang jajannya,” terang Putu Wiwik.
Putu Wiwik menceritakan, kejadian aneh ini terungkap berawal dari informasi di media sosial (Medsos) yang sempat dia lihat. Awalnya, seseorang membuat status dalam Facebook yang mengaku kehilangan uang yang disimpan dalam celengan. Putu Wiwik awalnya menganggap status tersebut angin lalu. Namun, Putu Wiwik mulai ngeh, setelah tersebut ternyata mendapat tanggapan yang sama, di mana banyak juga orang mengaku kehilangan uang dalam celengan.
“Karena kejadian aneh ini, saya masih mikir masukkan uang dalam celengan. Saya lihat perkembangannya dulu, kalau ini hanya kejadian biasa, ya saya kembali buat celengan,” tandas ibu dua anak ini.
Putu Wiwik hanyalah satu dari sekian banyak korban yang uang dalam celegannya hilang misterius, diduga akibat dimakan tuyul (makhluk halus peliharaan orang). Kasus terakhir, Senin (15/1), menimpa seorang warga di Jalan Toya Anakan Singaraja, kawasan LC Desa Bhaktiseraga, Kecamatan Buleleng, yakni Putu Pande Wismaya.
Pande Wisnaya mengaku terpaksa membuka celengannya, setelah beredar informasi kejadian aneh uang dalam celengan hilang misterius. Setelah celengannya dibuka, Pande Wisnaya terkejut karena yang tersisa hanya beberapa lembar saja dengan jumlah Rp 150.000. Padahal, istrinya setiap hari memasukkan uang ke dalam celengan dengan berbagai pecahan.
“Perkiraan awal, celengan sudah mencapai Rp 1 juta lebih. Namun, setelah dibuka, hanya berisi Rp 150.000. Dari jumlah itu, cuma satu lembar uang pecahan Rp 50.000, dua lembar pecahan Rp 20.000, 2 lembar pecahan Rp 10.000, dan sisanya pecahan Rp 2.000 dan Rp 5.000,” keluh Pande Wisnaya. *k19
Salah satu warga yang jadi korban uang celengan hilang misterius di Buleleng adalah Putu Wiwik Pastiningsih, istri dari Kepala Desa (Perbekel) Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Gede Wardana. Menurut Putu Wiwik Pastiningsih, uang yang tersimpan dalam celengan dari boneka plastik diperkirakan sudah mencapai Rp 1 juta lebih. Namun, setelah celengan dibuka, isinya hanya Rp 160.000.
Itu pun, nominal uang yang tersisa berupa recehan, tidak ada lagi uang kertas pecahan Rp 100.000, pecahan 50.000, maupun pecahan Rp 20.000. Uang raib, padahal kondisi celengan masih utuh, tak ada bekas dicongel. “Ini memang aneh, tidak ada bekas congkelan sama sekali. Celangan ini saya simpan dalam almari dan kamar juga terkuci. Kalau ada pencuri, kok barang-barang lainnya tidak hilang?” ungkap Putu Wiwik di Singaraja, Minggu (14/1).
Sadar ada yang aneh, Putu Wiwik kemudian bergegas mencari dua anaknya yang tinggal terpisah bersama sang nenek di Kelurahan Kendran, Kota Singaraja (Kecamatan Buleleng. Sebab, kedua anaknya ini juga punya celengan. Ternyata, uang yang tersimpan dalam celengan yang disisihkan kedua anaknya dari uang jajan setiap hari selama setahun, juga hilang.
Anehnya lagi, uang receh yang sebetulnya cukup banyak dimasukkan ke dalam celengan anaknya, saat dibuka hanya tersisa uang yang semuanya pecahan Rp 1.000. “Jadi, ini sudah tidak biasa. Sebab, ada juga teman-teman saya mengaku kehilangan yang sama,” ujar Putu Wiwik kepada NusaBali yang ikut menyaksikan celengan anaknya dibuka, Minggu siang.
Dua anak dari Putu Wiwik yang uang dalam celengannya juga lenyap itu, masing-masing, Gede Devayana Parmana, 13 (siswa Kelas VII SMPN 1 Singaraja) dan Made Cornelia Wisandra, 11 (siswi Kelas V SDN 1 Banjar Jawa-Singaraja). Selama ini, kedua anak tersebut sudah diajarkan menabung sejak dini, dengan membuat celengan dari sisa uang jajan tiap harinya.
Saat dibuka, celengan Gede Devayana yang awalnya diperkirakan sudah mencapai Rp 700.000, cuma tersisa Rp 153.000. Sedangkan celengan Made Cornelia hanya tersisa Rp 220.000. Itu pun, semua berupa uang pecahan Rp 1.000.
“Saya dari kecil memang diajarkan nabung dengan celengan. Makanya, saya ajarkan juga ini kepada anak-anak. Kalau hanya uang receh dan nilainya juga tidak banyak, ditabung ke bank kan malu. Ya, sekalian juga mengajari anak-anak hidup hemat dengan menyisakan uang jajannya,” terang Putu Wiwik.
Putu Wiwik menceritakan, kejadian aneh ini terungkap berawal dari informasi di media sosial (Medsos) yang sempat dia lihat. Awalnya, seseorang membuat status dalam Facebook yang mengaku kehilangan uang yang disimpan dalam celengan. Putu Wiwik awalnya menganggap status tersebut angin lalu. Namun, Putu Wiwik mulai ngeh, setelah tersebut ternyata mendapat tanggapan yang sama, di mana banyak juga orang mengaku kehilangan uang dalam celengan.
“Karena kejadian aneh ini, saya masih mikir masukkan uang dalam celengan. Saya lihat perkembangannya dulu, kalau ini hanya kejadian biasa, ya saya kembali buat celengan,” tandas ibu dua anak ini.
Putu Wiwik hanyalah satu dari sekian banyak korban yang uang dalam celegannya hilang misterius, diduga akibat dimakan tuyul (makhluk halus peliharaan orang). Kasus terakhir, Senin (15/1), menimpa seorang warga di Jalan Toya Anakan Singaraja, kawasan LC Desa Bhaktiseraga, Kecamatan Buleleng, yakni Putu Pande Wismaya.
Pande Wisnaya mengaku terpaksa membuka celengannya, setelah beredar informasi kejadian aneh uang dalam celengan hilang misterius. Setelah celengannya dibuka, Pande Wisnaya terkejut karena yang tersisa hanya beberapa lembar saja dengan jumlah Rp 150.000. Padahal, istrinya setiap hari memasukkan uang ke dalam celengan dengan berbagai pecahan.
“Perkiraan awal, celengan sudah mencapai Rp 1 juta lebih. Namun, setelah dibuka, hanya berisi Rp 150.000. Dari jumlah itu, cuma satu lembar uang pecahan Rp 50.000, dua lembar pecahan Rp 20.000, 2 lembar pecahan Rp 10.000, dan sisanya pecahan Rp 2.000 dan Rp 5.000,” keluh Pande Wisnaya. *k19
Komentar