Jeruk dan Kopi 'Dijajakan' ke Investor
Harga tak menentu dan bahkan jeblok pada saat panen raya, produksi jeruk, termasuk juga kopi Bali akan ‘dijajakan’ kepada investor.
Harga Jeblok saat Panen Raya,
DENPASAR, NusaBali
Termasuk juga jenis produk hortikultura lainnya,yang saat panen raya melimpah, justru diikuti dengan jebloknya harga. Kabid Promosi Dinas Penanamam Modal dan Layanan Perizinan Satu Pintu Provinsi I Wayan Sudibya, mengatakan Senin (15/1). “Karena faktanya memang demikian. Harga jeblok petani malah merugi,” kata Sudibya.
Dia yakin penjajagan kerjasama pengolahan tersebut memiliki prospek. Contohnya kata Sudibya, seperti produksi anggur di Buleleng yang sudah diolah jadi wine.
Pola serupa atau pola lain akan diupayakan untuk penanganan produk hortikultura, jeruk dan juga kopi. “Sehingga produk punya nilai tambah,” kata Sudibya. Salah satu problematik petani kata Sudibya, penanganan pasca panen. “Karena kita perlu investor dan kami siap lakukan penjajagan,” lanjutnya.
Pihaknya yakin, daya tarik Bali sebagai sebagai destinasi wisata merangsang rencana investasi ke depan. Dia mencontohkan, penjajagan kerjasama pengolahan TPA Suwung Denpasar Selatan. Dari catatan Bidang Promosi Penanaman Modal, setidaknya ada 59 invenstor yang berminat. Walau sejauh ini belum ada yang positif berinvestasi. *K17
1
Komentar