Truk Seruduk Warung, 2 Tewas
Saat musibah tadi malam, pengemudi Truk Kontainer K 7997 CA yang tidak tahu medan, nekat menuju Gilimanuk lewat jalur Denpasar-Singaraja.
Musibah Maut di Kawasan Sangket-Sukasada
SINGARAJA, NusaBali
Kecelakaan maut terjadi ketika Truk Kontainer bernopol K 7997 CA seruduk warung di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul tepatnya di Kilometer 6-7 Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu (31/1) malam. Akibat musibah maut yang diduga berawal dari rem blong ini, 2 korban tewas mengenaskan, yakni sopir dan kernet Truk Kontainer K 7997 CA itu sendiri.
Saat musibah terjadi, Minggu malam sekitar pukul 19.30 Wita, Truk Kontainer K 7997 CA ini dalam perjalanan dari Denpasar menuju Banyuwangi, Jawa Timur melalui jalur Singaraja-Gilimanuk. Truk Kontainer yang dikemudikan Haji Santoso, 50, sopir asal Kudus, Jawa Tengah ini terpaksa menuju Gilimanuk melalui jalur Singaraja, karena ada jembatan putus di Jembrana.
Informasi di lapangan, awalnya Truk Kontainer K 7997 CA yang dikemudikan sopir Haji Santoso bersama seorang kernet yang belum diketahui identitasnya, melaju normal dari pucak bukit Desa Wanasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Namun, mendekati lokasi TKP yang dalam kondisi jalan menurun di Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada, kendaraan ukuran besar sepanjang 8 meter ini mengalami rem blong.
Tak pelak, Truk Kontainer K 7997 CA langsung menabrak bangunan warung seluas 4 meter x 3 meter milik keluarga I Ketut Rai, 50. Tak ada yang tahu persis kejadiannya, tiba-tiba terdengar bunya seperti hembusan angin kencang, lalu suara benturan keras yang ternyata Truk Kontainer tabrak bangunan warung di sisi barat jalan. Sebelum seruduk warung, Truk Kontainer maut ini lebih dulu menghantam pohon nangka di sekitarnya.
Bangunan warung milik keluarga Ketut Rai pun hancur, di mana tinggal satu bagian temboknya yang masih berdiri. Untungnya, saat musibah maut terjadi tadi malam pukul 19.30 Wita, warung yang diseruduk Truk Kontainer dalam keadaan kosong tanpa penghuning, karena sedang tutup, sehingga tak ada yang jadi korban.
Padahal, biasanya warung makan dan minuman tersebut ramai pengunjung di malam hari. Warung tersebut biasanya ditunggui adik kandung Ketut Rai, yakni Ni Putu Sarini, 48. Saat musibah terjadi tadi malam, Putu Sariani pilih tutup warung karena pergi ke rumah salah satu kakaknya.
Menurut salah satu saksi mata, I Made Sutawan, 46, yang tinggal di sebelah selatan (bagan atas) warung tersebut, mengaku sempat mendengar suara gemuruh seperti angin barat. Suara gemuruh itu diakghiri dengan bunyi benturan keras. Setelah dicek ke luar rumah, ternyata sebuah Truk Kontainer sepanjang 8 meter sudah nyungsep di warung yang juga telah roboh.
Saksi Made Sutawan notabene merupakan adik kandung dari Putu Sarini, yang sehari-harinya menunggui warung tersebut. “Saya kaget melihat warung kakak saya sudah hancur berikut bangkau Truk Kontainer nyungsep di dalamnya. Beruntung, warung sedang kosong saat ditabrak, sehingga tak ada yang jadi korban,” tutur sksi Sutawan kepada NusaBali tadi malam.
Namun, gara-gara kecelakaan tunggal yang diduga berawal dari kondisi rem blong tersebut, sopir Truk Kontainer K 7997 CA, Haji Santoso, langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP yang berada hanya beberapa meter sebelum (sebelah selatan) Tugu Pertigaan Terminal Sangket. Sopir asal Kudus, Jawa Tengah ini menderita luka parah di bagian kepala.
Sedangkan kernet Truk Kontainer yang hingga tadi malam belum diketahui identitasnya, masih bernapas saat dievakuasi dari dalam bangkai kendaraan yang hancur dan kemudian dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja. Namun, nyawa kernet Truk Kontainer ini tak bisa diselamatkan.
Korban menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RSUD Buleleng tadi malam pukul 21.00 Wita, karena luka parah serta pendarahan hebat dari mulut, telinga, dan hidung. Hingga berita ini naik cetak, jasad kernet Truk Kontainer ini masih dititip di Ruang Jenazah RSUD Buleleng, karena masih menunggu identitas dan keluarga yang menjemputnya. Demikian pula jasad sopir Haji Santoso, masih dititip di RSUD Buleleng.
Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Nyoman Sugianyar Ardika, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lokasi musibah seraya melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Berdasarkan hasil penelusurannya, sopir Truk Kontainer K 7997 CA, Haji Santoso, diduga tidak tahu medan karena baru pertama kali melintas di lokasi TKP.
"Sopir belum tahu medan (karena biasanya melintasi Denpasar-Gilimanuk via Tabanan, Red). Lagipula, kondisi kedaraannya mengalami rem blong (rem tidak berfungsi) saat memasuki lokasi TKP," ujar Sugianyar Ardika saat dionfirmasi NusaBali tadi malam.
Sementara itu, seorang kernet Truk, Soni Sugiarto, 24, membenarkan kalau memang korban Haji Santoso bersama kernetnya yang tewas mengenaskan, baru pertama kali melintas di Jalur Denpasar-Singaraja. Kebetulan, Soni Sugiarto, kernet Truk asal Kudus, Jawa Tengah merupakan teman korban.
Menurut Soni Sugiarto, mereka berangkat bersama-sama dari Denpasar dengan tujuan Banyuwangi, tapi menggunakan Truk berbeda. Soni berada di Truk yang dikemudukan Heri Setianto, 30, sopir kendaraan besar yang juga asal Kudus, Jawa Tengah. Mereka menuju Gilimanuk dari Denpasar melalui jalur Singaraja, karena jembatan putus di Jembrana.
“Kami tadi (kemarin) berangkat bersama-sama dari Denpasar sejak sore pukul 17.30 Wita. Kami sama-sama hendak berangkat menuju Banyuwangi, dalam keadaan Truk sudah kosong. Tapi, saya tak tahu persis kejadiannya, karena Truk yang saya tumpangi berjalan di posisi depan,” tutur Soni Sugiarto saat ditemui NusaBali di RSUD Buleleng, tadi malam.
Soni Sugiarto mengisahkan, dia bersama sopir Heri Setiono dan Truk Kontainer K 7997 CA yang dikemudikan korban Haji Santoso, awalnya berangkat ke Denpasar dari Banyuwangi, Rabu (27/1) pagi. Kedua Truk besar tersebut berangkat ke Denpasar dengan mengangkut barang-barang elektronik.
Dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana), kata Soni, mereka meneruskan perjalanan ke Denpasar melalui jalur Singaraja (Buleleng)-Amlapura (Karangasem). Mereka akhirnya tiba di Denpasar, Jumat (29/1). "Dua hari berada di Denpasar, kami balik ke Banyuwangi. Pas balik hari ini (kemarin), kami putuskan menuju Gilimanuk lewat Bedugul-Singaraja, karena kendaraan sudah dalam keadaan kosong (tanpa angkut barang),” jelas Soni.
Sementara, pihak RSUD Buleleng agak kelabakan saat dilakukan visum atas jasad kernet yang Truk Kontainer-nya nabrak warung, karena identitasnya belum diketahui. Masalahnya, kernet yang tewas ini tidak membawa kartu identitas. Sedangkan dua rekannya yang naik Truk berbeda, Heri Setiono dan Soni Sugiarto, juga tidak tahu identitasnya karena yang bersangkutan karyawan baru di perusahaan tempatnya bekerja. 7 k23
1
Komentar