Mobilnya Tabrak Pohon, Anak Sekretaris Disdik Selamat
Kecelakaan tunggal terjadi depan Pura Dalem Puri, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Selasa (16/1) pagi, ketika sebuah mobil Suzuki Swift DK 1123 KU tabrak pohon perindang jalan hingga tumbang.
GIANYAR, NusaBali
Ajaibnya, pengemudi mobil, Agus Adi Pranata, 18, yang notabene putra dari Sekretaris Dinas Pendidikan Gianyar, I Wayan Sadra, selamat dari maut tanpa terluka.
Kecelakaan ini diduga terjadi karena korban Agus Adi Pranata, yang tercatat sebagai pelajar SMAN 1 Gianyar, mengemudi dalam kondisi kiap (mengantuk) seusai upacara ritual Siwaratri (malam penebusan dosa). Saat kecelakaan terjadi, Selasa pagi pukul 06.30 Wita, mobil Swift DK 1123 KU yang dikemudikan Agus Adi Pranata berisi 4 pe-numpang yang semuanya masih berstatus pelajar. Untungnya, mereka semua juga selamat dari maut.
Empat (4) penumpang berstatus pelajar dari sekolah berbeda itu, masing-masing Putu Eka Putra, 18 (asal Banjar Abiansemal, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar), Wayan Widiadnyana, 18 (siswa SMK Putra Bangsa Ubud asal Banjar Batan Ancak, Desa Mas, Kecamatan Ubud), Esa Wiguna Erlangga (pelajar SMK asal Banjar Kawan, Desa Mas, Kecamatan Ubud), dan Wayan Eka Antara, 18 (pe-lajar SMK asal Desa Bedulu, Kecamaran Blahbatuh, Gianyar).
Dari lima sekawan dalam mobil Swift yang tabrak pohon ini, hanya Putu Eka Putra yang merasakan sakit di bagian pergelangan tangan kiri. Sedangkan Agus Adi Pranata, pengemudi Swift asal Banjar/Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar dan tiga rekan lainnya, tidak mengalami luka sedikit pun.
Kecelakaan tunggal yang menyebabkan sebatang pohon perindang jalan tumbang ini, cukup menyedot perhatian. Pasalnya, kondisi mobil rusak parah, tapi seluruh penumpangnya selamat. Lagipula, kaca depan mobil ringsek, ban depan lepas, dan pelek patah. Hanya bagian jok mobil yang tampak masih utuh.
Informasi di lapangan, saat kecelakaan terjadi kemarin pagi, mobil Swift DK 1123 KU yang dikemudian Agus Adi Pranata melaju dalam kecepatan sedang dari arah selatan (Pasar Seni Sukawati) menuju Blahbatuh. Korban Agus Adi dan empat rekannya dalam perjalanan balik sepulang dari sembahyang Siwaratri di sejumlah pura.
Begitu tiba di lokasi TKP yang merupakan jalan tikungan sekitar 1 kilometer arah utara Pasar Seni Sukawati, Agus Adi terkejut melihat ada mobil melaju kencang dari arah berlawanan (utara). Khawatir terjadi tabrakan, siswa SMAN 1 Gianyar ini spontan banting setir ke ahar kiri (sisi barat jalan). Apes, mobil yang dikemudikannya justru menabrak pohon perindang hingga patah terpotong jadi dua bagian.
Usai menabrak pohon, bagian belakang mobil 'terbang' ke arah kiri, hingga ringsek di antara pohon kelapa dan pohon kamboja. Korban Agus Adi bersama 4 rekannya sempat merasakan benturan yang cukup keras. Beruntung, ketika itu semuanya telah memakai sabuk pengaman. "Setelah mobil berhenti dalam kondisi ringsek, kami semua bisa keluar," tutur korban Agus Adi di lokasi TKP, Selasa kemarin.
Terungkap, korban Agus Adi bersama 4 rekannya sesama pelajar awalnya berangkat dari Gianyar untuk merayakan hari suci Siwaratri, Senin (15/1) malam sekitar pukul 19.00 Wita.
Mereka awalnya menuju Pura Sakenan di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan. Usai tangkil ke Pura Sakenan, mereka langsung menuju Pura Candi Narmada Tanah Kilap di wilayah Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Rombongan pelajar ini sempat istirahat tidur di wantilan Pura Candi Narmada Tanah Kilap, sebelum lanjut tangkil ke Pura Er Jeruk, Desa Pakraman Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Dari Pura Er Jeruk, rombongan putra Sekretaris Dinas Pendidikan Gianuar ini kembali pulamg.
"Kami tidak full begadang, malahan sudah sempat istirahat tidur di Wantilan Pura Candi Narmada Tanah Kilap. Setelah dirasa fresh, barulah kami berangkat lagi ke Pura Er Jeruk," cerita korban Agus Adi.
Menurut Agus Adi, persembahyangan di Pura Er Jeruk selesai pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Usai sembahyang, rombongannya langsung pulang. "Saya tidak mengantuk sama sekali," tandas siswa Kelas XII SMAN 1 Gianyar yang segera akan menempuh Ujian Nasional (UN) ini.
Merasa segar, mobil yang dia kemusikan pun melaju dari selatan simpang Pantai Purnama menuju Blahbatuh, melewati wilayah Telabah-Gelumpang-Tebuana-Pasar Seni Sukawati. “Selama dalam perjalanan, mobil kami melaju dengan kecepatan sedang. Nggak ada ngebut," papar Agus Adi.
Namun, begitu memasuki lokasi TKP yang merupakan tikungan, Agus Adi dikejutkan oleh munculnya mobil dari arah berlawanan, sehingga terjadilah kecelakaan itu. Begitu mobilnya menabrak pohon hingga tumbang, korban Agus Adi langsung mengontak ayahnya, Wayan Sadra. Demikian pula keempat temannya, menghubungi orangtua masing-masing. Sementara rekan-rekannya sudah pulang ke rumah masing-masing bersama orangtuanya, korfban Agus Adi maish bertahan di lokasi TKP sembari menunggu mobil derek datang.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Gianyar, Wayan Sadra, kemarin pagi langsung meluncur ke TKP menemui putranya yang kecelakaan. "Saya ditelepon sama anak (korban Agus Adi, Red) sekitar pukul 07.00 Wita, katanya dia kecelakaan,” cerita Wayan Sadra di lokasi TKP, kemarin pagi.
Ditemui NusaBali secara terpisah, Kapolsek Sukawati Kompol Pande Sugiharta memastikan bahwa kecelakaan tunggal ini murni karena kelalaian. "Termasuk out of control, pengemudinya lepas kendali. Kemungkinan karena faktor mengantuk sehabis begadang rayakan Siwaratri," tandas Kompol Pande Sugiharta.
Menurut Kompol Pande Sugiharta, lokasi TKP memang tikungan. Namun, jalan cukup lebar dan cukup untuk dilalui dua kendaraan roda 4 dari arah berlawanan. "Itu jalan umum, setiap detik pasti ada kendaraan yang melintas. Nah, mungkin saat masuk tikungan, pengemudi agak silau sehingga kaget, lalu buru-buru banting setir," katanya.
Sementara, pantauan NusaBali di lokasi TKP, Selasa pagi, bangkai mobil Swift DK 1123 KU yang ringsek menjadi tontonan warga setempat. Tak banyak yang melihat langsung kejadian, namun setelah terdengar suara dentuman cukup keras, warga sekitar berhamburan keluar rumah. "Saya masih tidur dengar suara keras. Penasaran langsung lihat keluar rumah. Mobil sudah ringsek," ujar Dewa Dodik, salah satu warga setempat. Di sisi lain, petugas BPBD Kabupaten Gianyar dipimpin langsung AA Oka Digjaya bergerak cepat mengevakuasi pohon perindang yang tumbang. Sekitar 20 menit, kondisi kembali bersih seperti sedia kala. *nvi
Kecelakaan ini diduga terjadi karena korban Agus Adi Pranata, yang tercatat sebagai pelajar SMAN 1 Gianyar, mengemudi dalam kondisi kiap (mengantuk) seusai upacara ritual Siwaratri (malam penebusan dosa). Saat kecelakaan terjadi, Selasa pagi pukul 06.30 Wita, mobil Swift DK 1123 KU yang dikemudikan Agus Adi Pranata berisi 4 pe-numpang yang semuanya masih berstatus pelajar. Untungnya, mereka semua juga selamat dari maut.
Empat (4) penumpang berstatus pelajar dari sekolah berbeda itu, masing-masing Putu Eka Putra, 18 (asal Banjar Abiansemal, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar), Wayan Widiadnyana, 18 (siswa SMK Putra Bangsa Ubud asal Banjar Batan Ancak, Desa Mas, Kecamatan Ubud), Esa Wiguna Erlangga (pelajar SMK asal Banjar Kawan, Desa Mas, Kecamatan Ubud), dan Wayan Eka Antara, 18 (pe-lajar SMK asal Desa Bedulu, Kecamaran Blahbatuh, Gianyar).
Dari lima sekawan dalam mobil Swift yang tabrak pohon ini, hanya Putu Eka Putra yang merasakan sakit di bagian pergelangan tangan kiri. Sedangkan Agus Adi Pranata, pengemudi Swift asal Banjar/Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar dan tiga rekan lainnya, tidak mengalami luka sedikit pun.
Kecelakaan tunggal yang menyebabkan sebatang pohon perindang jalan tumbang ini, cukup menyedot perhatian. Pasalnya, kondisi mobil rusak parah, tapi seluruh penumpangnya selamat. Lagipula, kaca depan mobil ringsek, ban depan lepas, dan pelek patah. Hanya bagian jok mobil yang tampak masih utuh.
Informasi di lapangan, saat kecelakaan terjadi kemarin pagi, mobil Swift DK 1123 KU yang dikemudian Agus Adi Pranata melaju dalam kecepatan sedang dari arah selatan (Pasar Seni Sukawati) menuju Blahbatuh. Korban Agus Adi dan empat rekannya dalam perjalanan balik sepulang dari sembahyang Siwaratri di sejumlah pura.
Begitu tiba di lokasi TKP yang merupakan jalan tikungan sekitar 1 kilometer arah utara Pasar Seni Sukawati, Agus Adi terkejut melihat ada mobil melaju kencang dari arah berlawanan (utara). Khawatir terjadi tabrakan, siswa SMAN 1 Gianyar ini spontan banting setir ke ahar kiri (sisi barat jalan). Apes, mobil yang dikemudikannya justru menabrak pohon perindang hingga patah terpotong jadi dua bagian.
Usai menabrak pohon, bagian belakang mobil 'terbang' ke arah kiri, hingga ringsek di antara pohon kelapa dan pohon kamboja. Korban Agus Adi bersama 4 rekannya sempat merasakan benturan yang cukup keras. Beruntung, ketika itu semuanya telah memakai sabuk pengaman. "Setelah mobil berhenti dalam kondisi ringsek, kami semua bisa keluar," tutur korban Agus Adi di lokasi TKP, Selasa kemarin.
Terungkap, korban Agus Adi bersama 4 rekannya sesama pelajar awalnya berangkat dari Gianyar untuk merayakan hari suci Siwaratri, Senin (15/1) malam sekitar pukul 19.00 Wita.
Mereka awalnya menuju Pura Sakenan di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan. Usai tangkil ke Pura Sakenan, mereka langsung menuju Pura Candi Narmada Tanah Kilap di wilayah Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Rombongan pelajar ini sempat istirahat tidur di wantilan Pura Candi Narmada Tanah Kilap, sebelum lanjut tangkil ke Pura Er Jeruk, Desa Pakraman Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Dari Pura Er Jeruk, rombongan putra Sekretaris Dinas Pendidikan Gianuar ini kembali pulamg.
"Kami tidak full begadang, malahan sudah sempat istirahat tidur di Wantilan Pura Candi Narmada Tanah Kilap. Setelah dirasa fresh, barulah kami berangkat lagi ke Pura Er Jeruk," cerita korban Agus Adi.
Menurut Agus Adi, persembahyangan di Pura Er Jeruk selesai pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Usai sembahyang, rombongannya langsung pulang. "Saya tidak mengantuk sama sekali," tandas siswa Kelas XII SMAN 1 Gianyar yang segera akan menempuh Ujian Nasional (UN) ini.
Merasa segar, mobil yang dia kemusikan pun melaju dari selatan simpang Pantai Purnama menuju Blahbatuh, melewati wilayah Telabah-Gelumpang-Tebuana-Pasar Seni Sukawati. “Selama dalam perjalanan, mobil kami melaju dengan kecepatan sedang. Nggak ada ngebut," papar Agus Adi.
Namun, begitu memasuki lokasi TKP yang merupakan tikungan, Agus Adi dikejutkan oleh munculnya mobil dari arah berlawanan, sehingga terjadilah kecelakaan itu. Begitu mobilnya menabrak pohon hingga tumbang, korban Agus Adi langsung mengontak ayahnya, Wayan Sadra. Demikian pula keempat temannya, menghubungi orangtua masing-masing. Sementara rekan-rekannya sudah pulang ke rumah masing-masing bersama orangtuanya, korfban Agus Adi maish bertahan di lokasi TKP sembari menunggu mobil derek datang.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Gianyar, Wayan Sadra, kemarin pagi langsung meluncur ke TKP menemui putranya yang kecelakaan. "Saya ditelepon sama anak (korban Agus Adi, Red) sekitar pukul 07.00 Wita, katanya dia kecelakaan,” cerita Wayan Sadra di lokasi TKP, kemarin pagi.
Ditemui NusaBali secara terpisah, Kapolsek Sukawati Kompol Pande Sugiharta memastikan bahwa kecelakaan tunggal ini murni karena kelalaian. "Termasuk out of control, pengemudinya lepas kendali. Kemungkinan karena faktor mengantuk sehabis begadang rayakan Siwaratri," tandas Kompol Pande Sugiharta.
Menurut Kompol Pande Sugiharta, lokasi TKP memang tikungan. Namun, jalan cukup lebar dan cukup untuk dilalui dua kendaraan roda 4 dari arah berlawanan. "Itu jalan umum, setiap detik pasti ada kendaraan yang melintas. Nah, mungkin saat masuk tikungan, pengemudi agak silau sehingga kaget, lalu buru-buru banting setir," katanya.
Sementara, pantauan NusaBali di lokasi TKP, Selasa pagi, bangkai mobil Swift DK 1123 KU yang ringsek menjadi tontonan warga setempat. Tak banyak yang melihat langsung kejadian, namun setelah terdengar suara dentuman cukup keras, warga sekitar berhamburan keluar rumah. "Saya masih tidur dengar suara keras. Penasaran langsung lihat keluar rumah. Mobil sudah ringsek," ujar Dewa Dodik, salah satu warga setempat. Di sisi lain, petugas BPBD Kabupaten Gianyar dipimpin langsung AA Oka Digjaya bergerak cepat mengevakuasi pohon perindang yang tumbang. Sekitar 20 menit, kondisi kembali bersih seperti sedia kala. *nvi
1
Komentar