Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Terancam Naik
Cuaca buruk yang terjadi beberapa hari belakangan ini menyebabkan nelayan di Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung tak melaut.
MANGUPURA, NusaBali
Tak melautnya pemburu ikan ini membuat stok ikan di pasar ikan tradisional Kedonganan menipis. Para pedagang di pasar ikan tradisional terbesar di Bali itu mulai khawatir karena cuaca hingga saat ini tak bersahabat. Meski para nelayan belum melaut para pedagang mengaku belum menaikkan harga ikan karena pasokan dan stok ikan masih ada.
Salah seorang pedagang mengaku bernama Nur Alia mengaku meski pasokan ikan yang datang dari berbagai daerah tak menutup kemungkinan harga ikan akan naik. Menurutnya pasokan ikan dari para nelayan Kedonganan dibutuhkan sebagai penyeimbang harga.
Selain itu dirinya khawatir pasokan ikan dari Jawa terjadi kemacetan akibat cuaca yang tak bersahabat. Hingga saat ini dirinya memilih untuk tahan harga guna memberi kepuasan kepada pelanggan. Dengan cara seperti ini kata dia pedagang jelas mengalami penurunan pemasukan.
“Saya berusaha untuk menahan harga seperti biasanya. Harapannya dalam beberapa hari ke depan cuaca bersahat dan nelayan kembali melaut. Kalau cuacanya berkepanjangan mau tak mau harganya dinaikkan. Ikan yang kami jual sekarang banyak yang dari luar Bali misalnya Sulawesi, Lombok, dan Jawa. Terbanyak itu dari Jawa,” tuturnya.
Salah seorang pedagang yang lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Saiful mengatakan dirinya sudah mulai menaikkan harga ikan di kisaran Rp2.000. Ikan yang mengalami kenaikan harga tak semuanya tetapi hanya pada ikan-ikan tertentu.
Dirinya mengungkapkan untuk ikan-ikan konsumsi yang dijualnya dijual bervariasi tergantung jenis ikannya. Ikan kembung dijual dengan harga Rp 30.000 per kilogram, tongkol dan kucing Rp 26.000, napoleon Rp 50.000, baronang Rp38.000, janki merah berukuran kecil Rp 65.000 dan yang besar Rp 55.000.
“Sebagian besar ikan didatangkan dari Jawa. Sementara untuk dari Bali sendiri adalah dari Karangasem. Kami berharap cuaca segera bersahat dan para nelayan kembali melaut,” tututrnya. Sementara Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar memparkirakan dalam beberapa hari ke depan akan terjadi angin kencang yang datang dengan tiba-tiba. Namun demikian kondisi tersebut masih dalam ambang kewajaran.
Sebelumnya forecaster on duty BBMKG Wilayah III Denpasar, Lia dikonfirmasi, Minggu (14/1) mengungkapkan tipe angin yang terjadi adalah datang tiba-tiba dengan kecepatan 30-40 km perjam dan hanya terjadi dalam hitung menit. Menurutnya kondisi ini normal terjadi saat memasuki puncak musim penghujan.
Meskipun peningkatan angin selama beberapa hari belakangan ini wajar, namun masyarakat perlu mengetahui dan memerhatikannya. Hal yang menjadi perhatian adalah hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir.*p
Salah seorang pedagang mengaku bernama Nur Alia mengaku meski pasokan ikan yang datang dari berbagai daerah tak menutup kemungkinan harga ikan akan naik. Menurutnya pasokan ikan dari para nelayan Kedonganan dibutuhkan sebagai penyeimbang harga.
Selain itu dirinya khawatir pasokan ikan dari Jawa terjadi kemacetan akibat cuaca yang tak bersahabat. Hingga saat ini dirinya memilih untuk tahan harga guna memberi kepuasan kepada pelanggan. Dengan cara seperti ini kata dia pedagang jelas mengalami penurunan pemasukan.
“Saya berusaha untuk menahan harga seperti biasanya. Harapannya dalam beberapa hari ke depan cuaca bersahat dan nelayan kembali melaut. Kalau cuacanya berkepanjangan mau tak mau harganya dinaikkan. Ikan yang kami jual sekarang banyak yang dari luar Bali misalnya Sulawesi, Lombok, dan Jawa. Terbanyak itu dari Jawa,” tuturnya.
Salah seorang pedagang yang lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Saiful mengatakan dirinya sudah mulai menaikkan harga ikan di kisaran Rp2.000. Ikan yang mengalami kenaikan harga tak semuanya tetapi hanya pada ikan-ikan tertentu.
Dirinya mengungkapkan untuk ikan-ikan konsumsi yang dijualnya dijual bervariasi tergantung jenis ikannya. Ikan kembung dijual dengan harga Rp 30.000 per kilogram, tongkol dan kucing Rp 26.000, napoleon Rp 50.000, baronang Rp38.000, janki merah berukuran kecil Rp 65.000 dan yang besar Rp 55.000.
“Sebagian besar ikan didatangkan dari Jawa. Sementara untuk dari Bali sendiri adalah dari Karangasem. Kami berharap cuaca segera bersahat dan para nelayan kembali melaut,” tututrnya. Sementara Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar memparkirakan dalam beberapa hari ke depan akan terjadi angin kencang yang datang dengan tiba-tiba. Namun demikian kondisi tersebut masih dalam ambang kewajaran.
Sebelumnya forecaster on duty BBMKG Wilayah III Denpasar, Lia dikonfirmasi, Minggu (14/1) mengungkapkan tipe angin yang terjadi adalah datang tiba-tiba dengan kecepatan 30-40 km perjam dan hanya terjadi dalam hitung menit. Menurutnya kondisi ini normal terjadi saat memasuki puncak musim penghujan.
Meskipun peningkatan angin selama beberapa hari belakangan ini wajar, namun masyarakat perlu mengetahui dan memerhatikannya. Hal yang menjadi perhatian adalah hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir.*p
Komentar